Vaksinasi

Jangan Cemas Gunakan Vaksin AstraZeneca, BPOM dan MUI Sudah Keluarkan Rekomendasi

BPOM menyebutkan manfaat pemberian vaksin AstraZeneca lebih besar diandingkan dengan risiko yang ditimbulkan.

Editor: DionDBPutra
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. BPOM dan MUI sudah memberikan rekomendasi penggunaan vaksin AstraZeneca. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia mengizinkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca setelah melakukan sejumlah kajian.

BPOM dalam keterangan tertulisnya, Jumat 19 Maret 2021 menyebutkan manfaat pemberian vaksin AstraZeneca lebih besar diandingkan dengan risiko yang ditimbulkan.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menunda pendistribusian vaksin Covid-19 AstraZeneca sebagai bentuk kehati-hatian terhadap vaksin, setelah isu penggumpulan darah usia vaksinasi AstraZeneca terjadi di beberapa negara di Eropa.

Baca juga: Di Bali, Panglima TNI dan Kapolri Pantau Vaksinasi, Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata

Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Instruksikan Vaksinasi di Bali Dikeroyok Demi Bangkitkan Pariwisata

BPOM telah mengkaji lebih lanjut bersama dengan tim pakar Komnas Penilai Obat, Komnas PP Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Pertemuan itu menghasilkan rekomendasi bahwa saat ini angka kejadian Covid-19 global, termasuk di Indonesia masih tinggi.

Walaupun pemberian vaksinasi mungkin dapat menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih tinggi.

Oleh karena itu, sebut BPOM, masyarakat tetap harus mendapatkan vaksinasi Covid-19 sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

“Manfaat pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan, sehingga vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat mulai digunakan,” kata BPOM.

BPOM menyebutkan, dalam informasi produk vaksin Covid-19 AstraZeneca telah dicantumkan peringatan kehati-hatian penggunaan pada orang dengan trombositopenia dan gangguan pembekuan darah.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diterima di Indonesia melalui COVAX facility diproduksi di Korea Selatan dengan jaminan mutu sesuai standar persyaratan global untuk Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

“Badan POM RI bersama Kementerian Kesehatan dan KOMNAS PP KIPI terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia dan menindaklanjuti isu setiap kejadian ikutan pascaimunisasi,” demikian BPOM.

Rekomendasi MUI

Pada hari yang sama, Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni’am, mengatakan, MUI memperbolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca bagi umat Islam berdasarkan kajian fikih.

Hukum penggunaan vaksin Covid-19 produk AstraZeneca ini tertuang pada Fatwa Nomor 14 Tahun 2021. Fatwa tersebut telah diserahkan ke pemerintah pada 17 Maret untuk menjadi panduan.

Baca juga: Hakim dan Pegawai PN Denpasar Bali Jalani Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama

Asrorun Ni'am mengatakan, ada kondisi kebutuhan yang mendesak, yakni hajat syariyah yang dalam konteks fikih menduduki darurat syari atau darurah syariyah, sehingga MUI memperbolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca.

MUI menyatakan bahwa fatwa memperbolehkan vaksin AstraZeneca dengan pertimbangan bahwa adanya pernyataan dari ahli terkait bahaya dan risiko yang fatal jika masyarakat tidak divaksinasi Covid-19.

MUI juga memastikan adanya jaminan keamanan penggunaan vaksin AstraZeneca oleh pemerintah. "Alasan tidak berlaku lagi jika ketentuan-ketentuan yang disebutkan hilang," ujarnya.

Asrorun Ni'am mengatakn bahwa MUI akan terus mendorong pemerintah dalam mengupayakan ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci.

MUI juga mendorong umat Islam untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Daerah 3T

Setelah rekomendasi penggunaan vaksin Astrazeneca dari BPOM dan MUI, vaksin ini akan mulai distribusikan pada Senin pekan depan.

"Paling lambat Senin depan tentunya kita akan distribusikan segera, setelah mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan pengemasan dan kesiapan untuk distribusi sehingga kita dapat mempercepat program vaksinasi ini kembali," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi Pers virtual bertajuk Perkembangan Terkini terkait Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca, Jumat 19 Maret 2021.

Menurutnya, pendistribusian vaksin AstraZeneca akan dilakukan ke semua daerah, termasuk daerah 3T (terluar, tertinggal, serta terdepan).

"Termasuk daerah-daerah yang dengan kondisi tertinggal, terdepan, dan terluar. Kami akan bekerjasama dengan berbagai pihak yang sudah berpengalaman dalam hal distribusi vaksin baik ini, Biofarma, untuk memastikan seluruh warga negara Indonesia di wilayah-wilayah tersebut dapat menikmati hak mereka untuk mendapatkan vaksin Covid-19," jelas Nadia.

Sebanyak 1.113.600 vaksin jadi dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton vaksin Covid-19 tahap keenam dari AstraZeneca telah tiba di Indonesia pada 8 Maret lalu.

Kedatangan vaksin ini adalah tahap pertama dari jatah vaksin gratis 11.704.800 dosis yang dialokasikan untuk Indonesia melalui skema multilateral COVAX facility. (tribun network/Rina Ayu/Larasati Dyah Utami/kontan/sam)

Ikuti berita terkait vaksinasi Covid-19

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved