Wawancara Menristek Bambang Brodjonegoro, Harus Konsisten Pada Ekonomi Berbasis Inovasi
Bambang Brodjonegoro menyebut tiga sektor industri yang bisa membuat Indonesia menjadi negara kuat secara ekonomi.
Jadi, kalau kita bisa fokus pada industri yang terkait SDA dan inovasi digital, maka harapannya itu yang akan menjadi kendaraan kita untuk bisa keluar dari middle income trap.
Ada wacana orang tidak perlu lagi menjalani rapid test bila sudah divaksin. Bagaimana menurut Anda?
Mungkin perlu disosialisasikan, diberi pemahaman kepada masyarakat bahwa meskipun sudah divaksin, di mana vaksin itu berfungsi mencegah orang sehat menjadi sakit.
Tapi kita juga ingat, vaksin ini juga kebijakan sangat cepat, virusnya adalah virus yang sama sekali baru, bahkan kalau kita lihat tingkat efikasi dan efektivitas atau sejenisnya, itu range-nya macam-macam.
Ada yang 60 persen ada yang 90 persen, tapi tidak ada yang berani 100 persen.
Artinya ketika kita semua sudah divaksin, kalau kita tidak menjaga 3M, masih ada kemungkinan kita terpapar Covid-19. Jadi kita masih bisa sakit Covid-19 istilahnya.
Tetapi memang ketika kita sudah divaksin, atau dengan kata lain antibodinya sudah terbentuk, maka mungkin penyakitnya pun paling tinggi kategorinya ringan atau mayoritas orang tanpa gejala (OTG).
Misalkan kita jadi OTG, mungkin untuk kita tidak masalah.
Tapi jangan lupa begitu kita OTG itu artinya kita sumber penyebar virus kepada orang lain.
Jadi menurut saya, meskipun kita sudah divaksin, katakan juga sudah cukup besar, menurut saya 3T, testing dan tracing harus terus dijalankan.
Bagaimana dengan herd immunity, kapan dicapai?
Ya, memang kondisinya akan berubah atau tidak seketat sekarang ini, kalau kekebalan komunal sudah tercapai.
Kekebalan komunal itu butuh 2/3 jumlah penduduk.
Kalau satu orang dua dosis, berarti perlu 360 juta dosis vaksin.
Kalau melihat target dari Kemenkes, mungkin butuh waktu 12-15 bulan untuk mencapai target herd immunity.
Jadi kita semua harus sabar sampai periode tersebut.
Tentunya menurut saya akan lebih baik kalau kita tetap berhati-hati.
Yang pasti meski kita sudah punya vaksin, bukan berarti virusnya sudah hilang benar-benar.
Virusnya mungkin masih ada, tapi mungkin daya serangnya sudah tidak seberat dulu.
(Tribunnetwork/Lusius Genik/tis)