Parade Foto Suasana Tempat Penangkaran Penyu di TCEC Serangan Denpasar Saat Pandemi Covid-19

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Selama pandemi, kunjungan wisatawan di Turtle Conservation and Education Center (TCEC) , Serangan, Denpasar menurun drastis.

Tetapi aktivitas petugas di sana tetap berjalan seperti biasa.

Seperti rescue penyu, perawatan penyu sakit, dan penyelamatan telur.

I Wayan Dedi, marketing TCEC  mengatakan selama pandemi ini adanya pengaruh donasi untuk tempat konservasi penyu ini.

Baca juga: Lontar Berisi Kulit Penyu, Penyuluh Bahasa Bali Harapkan Warga Peduli Lontarnya

"Selama pandemi donasi banyak sekali berkurang.

Kita melakukan aktivitas virtual mengundang teman-teman yang masih care dengan support kita.

Ada bantuan dari pihak terkait dari BKSD dan pemerintah untuk biaya operasional dan makan hewan setidaknya bisa kita manfaatkan," katanya Sabtu 27 Maret 2021

Ia menceritakan kunjungan mulai sepi sejak maret 2020.

Untuk saat ini ada kunjungan dari lokal dan mancanegara, namun hanya bisa dihitung dengan jari.

Dulu yang biasanya sehari menerima 5 ribu kunjungan, sekarang hanya 4 pengunjung per hari.

Di tengah pandemi ini TCEC setiap hari buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti  tempat cuci tangan, pengecekan suhu, hand sanitizer dan tanda jaga jarak untuk pengunjung.

Ia memaparkan di TCEC terdapat 20 ekor penyu terdiri dari  3 jenis  yakni penyu hijau, lekang, dan sisik.

Kasus yang sering terjadi saat penyelamatan penyu ini disebabkan tersangkut jaring nelayan, terkena pancing ,terapung karena sakit dan banyak penyu memakan plastik. (*)

Artikel lainnya di Berita Denpasar