Serangan di Mabes Polri
Update Serangan ke Mabes Polri, Ali Kaget Putrinya ZA Punya Senjata Api
Sementara Ali menduga ada yang menjemput dan menjerumuskan anaknya hingga nekat melakukan aksi teror itu.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Orang tua ZA, mengaku tak mengetahui aktivitas anaknya saat berada di luar rumah.Termasuk soal aktivitasnya, aktif dalam kegiatan dan menggunakan senjata api jenis air gun.
Hal ini diungkap Tioria saat bertanya langsung kepada orang tua ZA, Ali. ZA selama ini tinggal bersama orang tuanya di Gang Taqwa Kel Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Tioria mengungkap, Ali dan pihak keluarga baru tahu ZA aktif dalam kegiatan menembak setelah kejadian penyerangan di Mabes Polri. Saat itu, keluarga tahu dari akun media sosial ZA yang menampilkan foto-foto menembak.
Baca juga: Tak Ada Kecurigaan Sedikit pun, Ini Ucapan Terakhir ZA pada Ibunya Sebelum Serang Mabes Polri
Baca juga: Kok Bisa Senjata Terduga Teroris ZA Lolos Masuk Mabes Polri, Ini Jawabannya
Baca juga: Ini Sosok Zakiah Aini Penyerang Mabes Polri, Simpatisan ISIS, Tulis Surat Wasiat sebelum Beraksi
"Baru tahu almarhumah (aktif main Air gun--red) di Instagram. Itu juga setelah kejadian," tambahnya.
Sementara Ali menduga ada yang menjemput dan menjerumuskan anaknya hingga nekat melakukan aksi teror itu."Ada yang jemput dia, enggak mungkin dia kaya gitu. Ada yang nuntun dia," kata Ali.
"Itu pasti ada yang ngasih, enggak mungkin main tembak-tembakan," ucap Tioria menirukan jawaban Ali saat ditanya terkait kepemilikan Air gun.
Kepolisian masih terus mendalami kasus penyerangan Mabes Polri yang dilakukan oleh ZA. Aksi ZA menyerang Mabes Polri merupakan inisiatif dirinya sendiri atau istilah lainnya lone wolf.
"Iya ZA. Tidak ada (pelaku lain), walaupun sekali lagi Densus mendalami proses tersebut," kata Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 1 April 2021.
Rusdi juga menjelaskan bagaimana ZA mendapatkan senjata api dalam melakukan aksinya, pada Rabu sore 31 Maret 2021.
"Mereka mendapat itu semua, sekarang ini kan internet luar biasa. Apa pun dari internet dari media sosial semua bisa dia dapatkan," katanya.
ZA sempat lolos dari pemeriksaan kepolisian yang berjaga di pos jaga hingga masuk ke area Mabes Polri dengan membawa senjata api jenis pistol.
Menurut Rusdi, kemungkinan senjata api tersebut ditaruh di bagian tubuh ZA ketika mendatangi Mabes Polri.
"Ya itu yang masih kita dalami karena tersangkanya kan ZA meninggal dunia dia. Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah di pinggang atau di mana ya dan itu kenyataan memang lolos dari penjagaan," katanya.
Rusdi memastikan, akan meneliti soal alasan ZA didropout dari kampusnya. AZ merupakan mantan mahasiswi yang dropout pada semester lima.
"Kita meneliti lagi, mendalami penyebabnya ketika semester V harus meninggalkan kampus," katanya.
"Berdasarkan profiling maka yang bersangkutan adalah tersangka lone wolf yang berideologi radikal ISIS yang dibuktikan postingan di sosial media. Mantan mahasiswi di salah satu kampus dan DO semester 5," Kapolri Listyo Sigit Prabowodalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu 31 Maret 201.
Selain itu dalam penyelidikan, petugas juga kata Listyo menemukan surat wasiat yang dibuat pelaku sebelum beraksi. Selain itu juga ditemukan pesan dalam grup wasap keluarga pelaku yang isinya akan pamit.
"Ditemukan juga surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit," katanya.
Mantan narapidana teroris, Nasir Abbas menilai, rangkaian aksi teror itu memiliki kesamaan, yakni pelaku melakukan pengkafiran kepada muslim yang lain.
Mantan Ketua Mantiqi II kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) ini mengatakan, kesamaan tersebut terlihat dari surat wasiat yang ditulis para pelaku.
"Akhirnya terungkaplah identitas dia (pelaku) dan kemudian ditemukan surat wasiat.Saya sempat membaca, dari situ bisa dilihat bagaimana kuatnya indoktrinasi yang tertanam dalam diri pelaku," kata Nasir, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV.
Nasir menemukan ada kesamaan atau satu pemahaman dari para pelaku untuk melakukan aksinya.
Para terduga teroris itu, lanjut Nasir, memiliki kesamaan mengkafirkan muslim lainnya. Juga menganggap pemerintah adalah musuh mereka. (tribun network/yud/den/kompastv)
Berita terkait serangan Mabes Polri