Menyantap Nasi Goreng Bulu Babi Khas Tanjung Benoa, Rp 20 Ribu Gratis Es Teh
Bulu babi yang memiki nama ilmiah echinoidea ini merupakan jenis landak laut atau hewan laut yang memiliki duri yang beracun
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Usaha dalam dunia perkulineran memang membutuhkan ide yang tidak ada habisnya.
Para pengusaha kuliner tentunya dituntut agar memproduksi makanan atau minuman yang selain layak untuk dijual juga selalu melakukan inovasi pada usahanya.
Hal tersebut tentunya wajib dilakukan oleh para pengusaha kuliner agar tetap dapat bersaing di pasaran.
Salah satu pengusaha kuliner yang memiliki inovasi terbaru untuk usaha kulinernya adalah I Wayan Widyantara atau yang akrab dipanggil Nonik.
Pria berumur 30 Tahun tersebut membuat menu kreatif dengan mengolah bulu babi.
Namun jangan salah, bulu babi yang dimaksud disini adalah landak laut yang tentu saja bisa untuk dikonsumsi.
Ketika ditemui, Nonik mengatakan bahwa ide tersebut didapatnya setelah banyak berbincang-bincang dengan nelayan di sekitar Tanjung Benoa.
“Ide ini muncul setelah saya banyak mengobrol dengan nelayan di Tanjung Benoa. Saat pandemi, warga di Tanjung Benoa semakin banyak yang ke pantai untuk cari bahan pangan. Salah satunya ya mencari bulu babi,” ujarnya pada Rabu 7 April 2021.
Dari sana, Nonik yang juga warga Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ini memutar otak.
Ia kemudian mengembangkan bulu babi menjadi makanan yang bisa dikolaborasikan dengan makanan lainnya.
Seperti Nasi Goreng dan Bubur.
“Orang terlalu biasa makan nasi goreng yang dicampur dengan telur,ayam ataupun udang. Dari sana, saya berpikir untuk mengolah bulu babi ini bisa dikolaborasikan dengan nasi goreng atau bubur,” terangnya.
Memang terdengar cukup aneh.
Sebab, bulu babi yang memiki nama ilmiah echinoidea ini merupakan jenis landak laut atau hewan laut yang memiliki duri yang beracun bila diinjak oleh manusia.
Maka, tak jarang banyak yang bertanya apakah tidak beracun?
“Yang dimakan kan bukan durinya, tapi isi didalamnya. Tekstur daging di dalamnya bisa di konsumsi oleh manusia. Bukan hal yang baru juga, tapi menarik dan tentunnya enak. Kapan lagi makan makanan bernama bulu babi tapi halal,” ujarnya lantas tertawa.
Isi daging dalam bulu babi inilah yang diolah oleh Nonik dengan bumbu racikan khas Bali dan disajikan dengan makanan sejuta umat, yakni nasi goreng dan bubur.
Sehingga memiliki ciri rasa yang enak saat di lidah.
“Kalau kata orang, dagingnya lembut. Rasa seafoodnya sangat terasa. Bulu babi ini memang enak bila diolah dengan baik. Warga di pesisir pantai yang memiliki pasang surut mungkin sudah biasa mengkonsumsi ini,” sebutnya.
Harga yang dipatok untuk bisa menikmati nasi goreng atau bubur bulu babi di Warung Doyan yang beralamat di Jalan By Pass Ngurah Rai, Nomor 77, Nusa Dua, atau tepatnya di seberang Pom Bensin lepas Tol Bali Mandara arah Nusa Dua ini pun tak mahal.
Seporsi, dihargai dengan harga Rp 20 ribu saja, ditambah gratis es teh.
Buka setiap hari dari jam 09.00 pagi hingga 22.00 Wita , warung ini mulai diserbu oleh para pecinta kuliner dari semua kalangan usia.
Diketahui, Warung Doyan memang sebelumnya juga sempat viral karena membuat makanan bernama bubur seafood Teluk Benoa, dimana semua bahan diambil dari Teluk Benoa.
Seperti rumput laut, udang dan kepiting yang diolah dalam semangkok bubur dengan bumbu resep keluarganya.
“Perekonomian warga memang menurun karena pandemi. Tapi untuk bisa menikmati makanan yang enak, adalah pilihan. Warung Doyan menyediakan pilihan itu. Kapan lagi busa makan seafood yang enak dengan harga sangat terjangkau,” tutupnya. (*)