Berita Denpasar

Seorang Ibu Brojol di Kos Denpasar, Kondisi Gawat Darurat Partus Lapangan, Sang Bayi Selamat

Seorang Ibu Brojol di Kos Denpasar, Kondisi Gawat Darurat Partus Lapangan, Sang Bayi Selamat

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. BPBD Denpasar
Seorang ibu melahirkan di sebuah kos dan ditangani petugas Damakesmas Denbar 2 dalam kondisi partus lapangan di Jalan Sekar Sari no 26, Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Selasa 11 Mei 2021. 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - IMS, perempuan 30 tahun di Denpasar itu kini bahagia karena bayinya baru saja lahir.

Bukan tanpa alasan, bayi tersebut lahir dalam kondisi yang disebut gawat darurat partus lapangan.

IMS melahirkan di sebuah indekos Jalan Sekar Sari no 26, Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, Selasa 11 Mei 2021.

Perempuan asal Jawa tersebut akhirnya bisa melahirkan bayinya dengan selamat.

Proses kelahiran bayi tersebut berkat bantuan petugas medis Damakesmas Denbar 2 yang bergegas ke lokasi setelah mendapat laporan pihak kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar.

Ketua Tim Damakesmas Denbar 2, Agus Eka menerangkan, saat petugas sampai di TKP, bayi dan plasenta sudah lahir.

Bayi tersebut merupakan anak ke-4 dan berjenis kelamin perempuan.

"Kondisi ibu baik, tidak ada pendarahan aktif, terdapat luka robekan jalan lahir. Sedangkan kondisi bayi perempuan baik, bayi menangis, warna kulit kemerahan," ungkap Agus kepada Tribun Bali.

"Kondisi ini disebut partus lapangan sifatnya gawat darurat pasien brojol di rumah, karena bukaan langsung lengkap," jabarnya.

Petugas medis Damakesmas Denbar 2 memberikan tindakan berupa injeksi oksitosin 10 IU/IM pada paha kiri dan melakukan pemotongan tali pusat.

Baca juga: Diduga Pengaruh Miras Alias Ulian Punyah, Made Tergeletak di Depan Lotte Mart Bypass Ngurah Rai

"Petugas merawat bayi dan melakukan masase fundus kontraksi baik, tidak ada perdarahan aktif," katanya.

Selanjutnya, ibu dan bayi tersebut dievakuasi ke Puskesmas I Dentim untuk perawatan lebih lanjut.

Agus menambahkan, kondisi partus lapangan dialami karena pasien yang jarang kontrol.

Atau bisa juga karena pasien tidak pernah kontrol sama sekali ke  puskesmas/RS.

Menurut Agus, pasien seperti dengan kasus serupa kerap terjadi pada mereka yang datang dari luar Bali dan membawa kehamilan yang sudah mau lahir.

"Pasien-pasien yang sering kontrol ke puskesmas jarang bahkan tidak yang sampai seperti ini, karena sudah dipantau kehamilannya," jelas Agus.

4 Fase Kehamilan
Persalinan bisa jadi merupakan salah satu proses yang paling mendebarkan dalam hidup wanita.

Dalam tiap detik prosesnya, wanita harus melakukan yang terbaik demi kelahiran bayi sehat, nyawa ibu pun selamat.

Proses persalinan (dalam kondisi normal) tidak terjadi begitu saja.

Ada tahapan yang harus dilalui sampai akhirnya jalan lahir terbuka dan persalinan berlangsung sempurna.

Dilansir dari Kompas.com, berikut empat fase (kala) persalinan normal:

* Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin.

Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :

1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.

2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini.

Ilustrasi seorang ibu baru melahirkan bayinya.
Ilustrasi seorang ibu baru melahirkan bayinya. (Pexels)

* Kala 2
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap.

Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.

Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.

* Kala 3
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta.

Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.

* Kala 4
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk mengobservasi persalinan. P

ada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.

(Tribun Bali/Adrian | Kompas.com/Rosmha Widiyani)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali 4 Fase Persalinan Normal"

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved