Berita Bali
Made Andika & Tania Ajak Generasi Muda Melek Investasi, Saham Jadi Seserahan Menikah di Bali
Belakangan ini investasi mulai dari obligasi, reksadana, saham, hingga cryptocurrency sedang naik daun.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Nantinya pihak sekuritas yang membuatkan desain, termasuk membantu mengirim saham ke akun milik istrinya.
“Tak ada biaya untuk mengurusnya, hanya membayar biaya cetak saja, karena kita cetak sendiri piagamnya,” katanya.
Terkait apa yang dilakukan Made Andika, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali, I Gusti Agus Andiyasa menilai bahwa hal tersebut sangatlah positif dan merupakan yang pertama kalinya terjadi di Bali.
Menurutnya, untuk di luar Bali sendiri kejadian seperti ini telah beberapa kali terjadi.
“Ini bagus sekali karena tumben untuk pertama kalinya ada di Bali dan ada yang memelopori. Tentunya, ini menjadikan yang lainnya juga ingin mengikuti hal tersebut dan sejak adanya foto tersebut di socmed, banyak juga yang nanya ke kita (Kantor BEI Bali, Red) tentang hal ini. Kami tentunya senang karena ini artinya masyarakat telah melek dan aware dengan investasi,” kata I Gusti Agus Andiyasa kepada Tribun Bali, Senin 17 Mei 2021.
Menurutnya, hal tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
Semakin banyak orang yang aware akan investasi sehingga terinspirasi untuk menjadikan saham sebagai seserahan dalam pernikahan.
“Saya pikir ini bagus sekali karena dulunya kan emas yang paling sering dijadikan seserahan mengingat zaman dulu emas adalah investasi yang paling familiar,” jelasnya.
I Gusti Agus Andiyasa menilai, kedepannya tidak menutup kemungkinan selain dijadikan sebagai seserahan dalam pernikahan, saham pun dapat dijadikan sebagai ungkapan rasa sayang yang diperuntukkan kepada keluarga, orang terkasih hingga sahabat.
“Saya yakin ini akan menjadi trend dan bahkan sebelum adanya foto tersebut di social media, pertumbuhan investor Bali sangat bertumbuh pesat. Di tahun 2021 ini saja selama empat bulan perkembangannya luar biasa dan lebih besar dibandingkan 2020 dari bulan ke bulan. Minat masyarakat juga semakin tinggi, walaupun jenis investasi lainnya sedang banyak yang hype,” ungkapnya.
Menurutnya, per April 2021, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan (saham, obligasi, reksadana dan produk turunannya) di Bali sebanyak 105.459 investor atau bertumbuh 26.842 investor baru atau 34 persen dari tahun sebelumnya (YTD).
Sementara untuk jumlah investor saham di Bali per April 2021 sebanyak 55.100 investor atau bertumbuh 16.403 investor baru atau 42,39 persen dari tahun sebelumnya (YTD).
Per April 2021, transaksi saham di Bali sudah mencapai sekitar Rp 18,8 triliun dan jumlah ini sudah mencapai 76 persen dari total saham di tahun 2020.
Lalu, untuk klasifikasi investor saham di Bali berdasarkan umur, yakni usia 18-25 tahun (38 persen), usia 26-30 tahun (21 persen), usia 31-40 tahun (21 persen), dan usia 41-100 tahun (20 persen).
Adapun data klasifikasi investor saham di Bali berdasarkan jenis pekerjaan, yakni Pegawai Swasta (41 persen), Pelajar (20 persen), Pengusaha (14 persen), Others (14 persen), Pegawai Negeri (6 persen), Ibu Rumah Tangga (3 persen), Guru (1 persen), Pensiunan (1 persen), TNI/Polisi (0 persen).