PKB XLIII
PKB XLIII, The Harmony & Pooja Bhatnagar Tampilkan Kolaborasi India dan Bali berjudul Tari di Pura
Sanggar tari asal India ini tampil dalam PKB ke-43 dengan menampilkan garapan tari klasik khas India Utara.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - The Harmony & Pooja Bhatnagar menghadirkan akulturasi dan kolaborasi budaya India dan Bali di Ksirarnawa Art Center pada Sabtu, 19 Juni 2021.
Sanggar tari asal India ini tampil dalam PKB ke-43 dengan menampilkan garapan tari klasik khas India Utara.
Dimana tarian yang ditampilkan mengisahkan Dewa Siwa yang bereinkarnasi menjadi Krisna.
Melibatkan 18 orang penari mereka menampilkan beberapa garapan.
Baca juga: PKB XLIII, Sekaa Dau Mekar Desa Manistutu dan Yayasan Kesenian Jegog Angkat Kisah Burung Jalak Putih
Guru tari sanggar ini, Pooja Bhatnagar mengatakan tampilnya mereka di PKB ini menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya mereka kepada masyarakat Bali.
Selain menggunakan pakaian khas India, beberapa penari juga mengenakan pakaian legong khas Bali.
"Kami menampilkan tarian dengan akulturasi budaya Bali," katanya.
Garapan pertama yang ditampilkan berkisah tentang Dewa Wisnu.
Dimana Dewa Wisnu merupakan dewa dalam Hindu yang memiliki manifestasi sebagai pemelihara.
"Wisnu merupakan dewa utama dalam Hindu bersama Brahma dan Siwa.
Wisnu sebagai pemelihara dan jika ada kekacauan di bumi, Wisnu akan turun ke dunia," imbuhnya.
Garapan kedua bercerita tentang kenakalan Krisna di Vrindavan.
Dimana Krisna diasuh oleh Yasodara dengan kasih sayang di Vrindavan.
Penampilan ketiga mereka berjudul Kalya Datang Ditunggangi Krisna.
Baca juga: Tunjukkan Bali Aman Dikunjungi, Jokowi Resmi Buka PKB, Koster: Warisan & Kekayaan Adat Jangan Punah
Berkisah tentang Krisna yang mampu menundukkan seekor ular hitam bernama Kalya.
"Kalya merupakan ular hitam besar yang datang ke Vrindavan dan mengganggu kehidupan warga di sana. Orang-orang pun takut," katanya.
Krisna pun bermaksud memberikan pelajaran kepada Kalya.
Saat bermain bola, bola milik Krisna jatuh ke Sungai Yamuna.
Kalya pun berniat membunuh Krisna.
Namun, Krisna dengan cekatan melompat dan menginjak kepala Kalya.
Kalya pun kelelahan dan menyerah dan oleh Krisna diminta meninggalkan Vrindavan.
Penampilan keempat yakni Thumri Tarana yang berupa garapan vocal khas India.
Penampilan terakhir yakni kolaborasi penari khatak dan Bali berjudul Tari di Pura.
Garapan ini menggunakan latar belakang musik klasik Hindustan.
Baca juga: Persiapan Pembukaan PKB XLIII Secara Virtual, Para Penari Lakukan Gladi Bersih
Dimana dikisahkan penari yang menggunakan kostum India dan legong Bali menari bersama di pura.
"Kami telah tampil di berbagai event di seluruh dunia termasuk di sini. Dan ini turut memotivasi penari muda," katanya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bali