Serba Serbi

Mengenal Jenis Tarian di Bali, Tari Wali Menjadi Sakral Apabila Disucikan dengan Upacara dan Upakara

dalam gerakan itu diungkapkan rasa kejiwaan, emosional, keindahan dengan mengindahkan ritmis gerak tersebut. Sehingga terjadi pemantulan rasa dari

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Pande Putu Agus Permana
Pementasan tarian rangda dalam pertunjukan calonarang, belum lama ini. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seni tari tidak bisa lepas dari adat budaya Bali, sebab merupakan bagian dan rangkaian upacara.

Namun di Bali, tidak semua seni tari dianggap sakral.

Berasal dari bahasa Sansekerta, 'san' berarti persembahan dalam upacara agama.

Persembahan ini dapat berbentuk sesaji, tari-tarian, nyanyian, dan sebagainya.

Baca juga: Lima Tradisi di Karangasem Diusulkan Jadi WBTB, Ada Tarian Abuang Loh Muani hingga Seni Lukis Perasi

Khusus seni tari, adalah karya seni yang ditampilkan melalui media gerak sehingga menimbulkan daya pesona.

Biasanya, dalam gerakan itu diungkapkan rasa kejiwaan, emosional, keindahan dengan mengindahkan ritmis gerak tersebut. Sehingga terjadi pemantulan rasa dari penonton.

Memang awalnya, seni tari atau gerak diabdikan untuk mendukung pelaksanaan agama, khususnya agama Hindu.

Namun belakangan seni tari mulai berkembang menjadi hiburan dan lain sebagainya. Untuk seni tari dibagi menjadi beberapa bagian.

Seni tari Wali, biasanya bersifat sakral. Sebab pementasannnya kerap berbarengan dengan berlangsungnya upacara di pura. Dan beberapa tarian mengandung simbolis religius.

Zaman dahulu, ada kepercayaan beberapa tarian wali yang sakral ditarikan oleh penari yang masih gadis. Atau wanita yang telah berumah tangga dan telah menopause.

Ciri lainnya, penari kerap membawa sarana upakara semisal canang, pasepan, sampian, salaran, dan sebagainya.

Gerakan pada tari sakral juga sangat sederhana, biasanya mengikuti gerak alam layaknya tumbuh-tumbuhan, binatang, peredaran matahari, dan lain sebagainya.

Tarian sakral juga kerap diikuti suasana mistis, magis, religius, yang terasa memiliki vibrasi berbeda.

Misalnya pada tari Sanghyang Jaran, dimana sang penari terjun ke dalam api unggun.

Baca juga: Tarian Baris Jangkang Pelilit Masuk Nominasi Pesona Indonesia Awards 2020, Begini Cara Mendukungnya

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved