Megawati: Saya Nggak Mau Dipanggil Eyang Putri

Megawati didapuk menjadi keynote speaker dalam acara itu. Ada pula sejumlah narasumber lain dari kalangan milenial.

Editor: DionDBPutra
Capture YouTube Sekretariat Presiden
Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri dalan sesi wawancara yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin 17 Agustus 2020. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri enggan dipanggil eyang putri dalam acara sarasehan nasional bertopik Anak Muda Membaca Bung Karno.

Megawati didapuk menjadi keynote speaker dalam acara itu. Ada pula sejumlah narasumber lain dari kalangan milenial.

Sebut misalnya William Tanuwijaya (Founder & CEO Tokopedia), Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden), M Alfatih Timur (Founder & CEO Kitabisa.com), ARH/Arief Rosyid (Komisaris BSI & Alumni SPPB Megawati Institute), Cinta Laura (Pemerhati Pendidikan & Artis), Bagoes Ade (Aktor, Teater Pandora), Hanna Keraf (Co-Founder Du Anyam), hingga Mevlied Nahla (Seniman - Violinis).

Cerita ini bermula saat Megawati bertanya kepada pembawa acara atau host untuk memanggilnya dengan sebutan apa.

Baca juga: Ganjar Potensial Jadi Ketum PDIP, Megawati Dilema Usung Puan atau Ganjar

Baca juga: Jika Megawati Dan Prabowo Dipasangkan Dalam Pilpres 2024, Bagaimana Potensinya?

Megawati mengusulkan untuk memanggil sang host dengan anak atau adik. "Saya panggilnya anak atau adek?" tanya Mega dalam acara yang disiarkan secara daring di YouTube Megawati Institute, Selasa 29 Juni 2021.

Sang host lantas meminta Megawati untuk memanggilnya cucu.Sebaliknya dia akan memanggil Megawati dengan sebutan eyang putri. "Cucu bu, saya manggilnya eyang putri nggih," jawab host tersebut.

Namun, Megawati ternyata tak ingin dipanggil eyang putri oleh sang host. Presiden kelima RI itu merasa panggilan itu akan membuat jarak antara dirinya dengan para narasumber lain terlampau jauh.

"Sayanya yang nggak mau dipanggil eyang putri, kayaknya terlalu jauh, bayangkan. Meskipun umur saya tidak dapat ditolak, tadi sudah disebut saya ini siapa, tapi yang banyak tidak tahu, umur saya itu sekarang 74 setengah tahun. Jadi, apa ya, rasanya mungkin terlalu jauh," jelas Megawati.

Karena enggan dipanggil eyang putri, Megawati kemudian memutuskan memanggil sang host dan narasumber lain dengan sebutan anak atau adik.

"Jadi sudahlah, saya panggil adek atau anak. Cucu saya saja ya memang besarnya seperti kalian yang hadir di sini, dan ketika saya diminta Pak Hasto, Pak Hasto adalah Sekjen partai. Kalau saya presiden kelima sebetulnya terlalu banyak, jadi CV saya tu panjang," katanya.

Pada kesempatan itu, Megawati memotivasi anak-anak muda Indonesia memiliki semangat berjuang yang tinggi.

Menurut Megawati, hanya dengan semangat juang, Indonesia bisa menjadi bangsa maju seperti yang dicita-citakan Proklamator RI Bung Karno.

"Satu yang harus diingat oleh anak muda siapapun dia, harus punya fighting spirit, tanpa fighting spirit maka kita tidak akan menjadi bangsa yang besar," kata Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga pernah berpesan kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan generasi milenial. Dia menilai hal itu sebagai bentuk tantangan untuk maju dengan berdiri di kaki sendiri.

Putri Bung Karno itu menyatakan, dirinya lahir pada 1947 dan mengalami sedikit masa perjuangan kemerdekaan RI.Dia menanamkan dalam diri pentingnya semangat juang.

"Saya mengatakan bahwa salah satu yang penting buat anak muda, jangan lupa jadi diri kalian. Jadi untuk mengetahui jati diri kalian sebetulnya gampang, jangan lupa sejarah bangsa," kata Megawati.

Dia mengisahkan bahwa Bung Karno pada masa Orde Baru karena persoalan politik, hendak ditiadakan dari sejarah bangsa.

Namun, Megawati menyatakan Bung Karno melalui ide dan pemikirannya, terus hidup di berbagai zaman. Belajar dari fenomena itu, Megawati menilai sudah pantas anak muda untuk mempelajari pikiran Bung Karno.

"Saya juga pengikut pikiran beliau atau yang disebut ajaran-ajaran dari Bung Karno yang menurut saya logis, realistis, dan melewati zamannya," kata dia.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu juga mengatakan Bung Karno didampingi Bung Hatta terus berjuang agar Indonesia lepas dari penjajahan.

Kedua tokoh itu akhirnya berhasil memproklamasikan kemerdekaan RI.Megawati tidak bisa membayangkan Indonesia seperti Palestina yang hingga saat ini belum merdeka.

"Coba kalian pikirkan sebuah negara, Palestina, hari ini belum menikmati kemerdekaannya. Nah, bisa dibayangkan tidak kalau kalian tinggal di Indonesia, ini adalah negeri kita, lalu tidak bisa merasakan rasa kemerdekaan itu. Makanya saya selalu kalau mau pidato, saya bilang merdeka dan itu spontan," kata dia.

Dengan semangat juang, lanjut Megawati, anak muda bisa membantu rakyat kecil di pelosok daerah yang kurang mendapat akses ke pasar global. Dia juga mengajak milenial untuk menggandeng rakyat kecil agar bisa mandiri.

Megawati menyebutkan kini dalam usia 74 tahun pun, dia tetap memegang teguh fighting spirit.

"Yang diutamakan dari anak negeri ini adalah fighting spirit. Supaya apa? Supaya kita dapat menolong rakyat Indonesia. Itu grassroot kita," ujarnya lagi. (tribun network/ditya)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved