Persib

Sebut Klub dan Pemain Menderita, Pelatih Persib Beberkan Fakta Soal Tak Bergulirnya Kompetisi

Kritik pedas kembali dilontarkan oleh pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, terkait ketidakjelasan bergulirnya kompetisi Liga 1 2021

Editor: Ady Sucipto
KOMPAS.com/SEPTIAN NUGRAHA
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, memantau sesi latihan timnya di Stadion GBLA, Kota Bandung, Kamis, 10 Juni 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, BANDUNG – Kritik pedas kembali dilontarkan oleh pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, terkait ketidakjelasan bergulirnya kompetisi Liga 1 2021/2022 yang dinilainya sangat berdampak bagi atmosfir sepak bola Indonesia.

Sosok pelatih Maung Bandung tersebut membeberkan sejumlah fakta soal motivasi dan mental para pemain yang menurun akibat situasi sulit selama beberapa bulan terakhir.

"Karena kami pemain dan pelatih profesional, pekerjaan kami adalah berlatih, memenangi pertandingan, dan merasakan kekalahan lalu bangkit lagi. Itu adalah bagian dari sepak bola," kata Robert dikutip Tribun Bali dari Tribun Jabar, Jumat (23/7/2021).

Robert Alberts menyebut, Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak menggelar kompetisi karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Termasuk Makan Tanpa Sendok, Pemain Persib Marc Klok Mengaku Heran dengan 4 Budaya di Indonesia

Baca juga: Kecewa, Pelatih Persib Soal Penundaan Liga 1: Barcelona atau Madrid Pasti Tak Mau Liganya Dihentikan

Padahal, di seluruh belahan dunia lainnya, negara sudah beradaptasi dengan memutar kembali kompetisi sepak bola profesional di tengah pandemi.

"Setiap kami mempersiapkan tim lagi karena ada janji liga akan dimulai lagi, pada akhirnya dibatalkan seperti sejak September tahun lalu, bahkan hanya dua hari sebelum liga dimulai," ucapnya.

Dia memahami bahwa menggelar kompetisi di tengah pandemi seperti sekarang ini bukanlah perkara yang mudah.

Perlu kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dari pemain, suporter hingga federasi agar kompetisi bisa berjalan dengan lancar dan aman.

Namun tantangan itu sudah bisa terjawab ketika liga-liga di dunia kembali bergulir.

Pelatih Persib Bandung Robert Rene Albert (kedua kiri) memberikan arahan kepada pemain Ahmad Jufriyanto saat pemain mengikuti latihan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (17/11). Pemain di persiapkan fisik dan kekompakan serta skill di lapangan.
Pelatih Persib Bandung Robert Rene Albert (kedua kiri) memberikan arahan kepada pemain Ahmad Jufriyanto saat pemain mengikuti latihan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (17/11). Pemain di persiapkan fisik dan kekompakan serta skill di lapangan. (Tribun Jabar/Deni Denaswara)

Bahkan kompetisi Euro 2020, Copa America 2021, hingga Olimpiade yang melibatkan banyak negara bisa berjalan dengan baik.

Piala Menpora 2021 yang bergulir beberapa waktu lalu di Indonesia pun bisa berjalan dengan sangat baik dan aman.

"Saya terus kembali ke pertanyaan yang sama, 'Kenapa tidak ada yang berjuang untuk kasus kami ini?'," katanya.

Selama masa PPKM Darurat, 3 sampai 20 Juli 2021, para pemain Persib Bandung melakukan latihan secara mandiri.

Para pemain diberi program latihan untuk dilakukan di kediaman masing-masing agar kondisi fisik bisa tetap terjaga.

Baca juga: Menguji Keampuhan Skema Persib yang Bertabur Bintang di Kompetisi Liga 1 2021, Rashid-Klok Kunci

Baca juga: Kini Comeback di Persib Bandung, Dedi Kusnandar Pernah Torehkan Catatan Ciamik Ini di Liga Malaysia

Robert Alberts mengatakan, Febri Hariyadi dan kawan-kawan diberi program latihan dengan media video.

"Awalnya, memang kami memberikan program dengan memberikan video dan itu disetel untuk mencapai denyut jantung tertentu," ujar Robert.

"Jadi kami bisa memantau bagaimana denyut jantung, jarak yang ditempuh, dan intensitasnya."

Namun, kata Robert, ketika PPKM Darurat diperpanjang sampai 25 Juli, tim pelatih sudah tidak lagi memantau kondisi para pemain.

Robert menuturkan, para pemain diberi kebebasan untuk menjalankan program latihan yang diinginkan dan dibutuhkannya.

Karena itu, saat ini, pelatih asal Belanda itu belum mengetahui kondisi secara spesifik para pemain.

"Sebetulnya kami belum tahu pasti (kondisi pemain) untuk saat ini."

Bek Persib Bandung Zalnando dikepung Supardi dan Febri Hariyadi dalam latihan di Stadion Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (7/5/2019).
Bek Persib Bandung Zalnando dikepung Supardi dan Febri Hariyadi dalam latihan di Stadion Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (7/5/2019). (Tribun Jabar/Deni Denaswara)

"Kami memberi tahu pemain bahwa latihan menjadi tanggung jawab mereka masing-masing," katanya.

Robert mengaku masih sangat kecewa karena Liga 1 2021, yang seharusnya digelar pada 9 Juli 2021, mengalami penundaan.

Pasalnya, tim sudah melakukan persiapan yang sangat serius agar bisa tampil optimal di kompetisi tapi selalu berakhir dengan kekecewaan.

"Dan jangan lupa, kami sudah beberapa kali memulai dan mencoba menyiapkan pemain untuk bisa bermain di laga kompetitif seperti di Piala Menpora yang sudah kami mainkan," ujar Robert.

Robert, yang kini sudah berusia 66 tahun, menuturkan, setiap kali kompetisi ditunda, ia sangat kecewa.

Sebab, tidak mudah baginya untuk merancang dan menjalankan rencana baru bagi pemain agar bisa tampil baik di kompetisi.

"Itu tidak mudah karena kami harus membuat rencana baru."

"Dan ketika rencana baru itu diterapkan, janji yang diberikan pada kami tidak dipenuhi lagi," ucapnya.

Mantan pelatih Arema Indonesia itu menambahkan, klub yang terdiri dari pemain, pelatih, dan tim pelatih merupakan salah satu pihak yang paling menderita dengan penundaan kompetisi.

"Kami adalah salah satu yang menderita."

"Kami terus mencoba optimistis ketika masuk ke lapangan."

"Manajemen pun terus mencoba optimistis dan meyakinkan para sponsor," katanya. (*)

Simak kabar Persib Bandung lainnya 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pelatih Persib Bandung Blak-blakan: Motivasi dan Mental Pemain Menurun karena Kehilangan Pekerjaan

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved