Hasil Penelitian Vaksin Moderna yang Kini Dicari Banyak Orang, Lebih Baik Lawan Varian Delta

Hasil Penelitian Vaksin Moderna yang Kini Dicari Banyak Orang, Lebih Baik Lawan Varian Delta

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Penyuntikan vaksin moderna pada nakes di RSUD Bali Mandara. 

TRIBUN-BALI.COM - Opini yang berkembang di masyarakat bahwa vaksin moderna dinilai lebih ampuh untuk virus covid-19 varian delta sepenuhnya benar?

Jika melihat perkembangan di Inggris, sebanyak 32 juta orang rencananya akan diberikan vaksin booster Pfizer.

Pfizer dinilai mampu meningkatkan kekebalan terhadap covid-19 terutama menjelang musim dingin.

Namun, hasil penelitian para ahli yang dilansir Express.co.uk menyebutkan, vaksin Moderna menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap varian-varian baru, terutama Delta.

Baca juga: Moderna: Kemanjuran Vaksin Kami Hingga 93 Persen dalam Enam Bulan Setelah Suntikan Dosis Kedua

Dua laporan yang diposting di medRxiv  menunjukkan, vaksin Pfizer mungkin kurang efektif daripada vaksin Moderna terhadap varian delta COVID-19.

Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 50.000 orang, para peneliti menemukan efektivitas vaksin Moderna terhadap infeksi telah turun dari 86 persen pada awal 2021 menjadi 76 persen pada Juli, ketika varian Delta dominan.

Selama periode yang sama, efektivitas vaksin Pfizer/BioNTech turun dari 76 persen menjadi 42 persen.

Para peneliti mengatakan bahwa meski kedua vaksin tetap efektif untuk mencegah penyakit serius akibat COVID-19, suntikan booster Moderna mungkin diperlukan bagi mereka yang telah menerima dua vaksin Pfizer.

Sebuah studi terpisah juga dilakukan pada penghuni panti jompo di Ontario.

Baca juga: RSUD Bali Mandara Vaksin 1.000 Nakes dengan Moderna, Targetkan 3 Minggu Tuntas

Hasil studi menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat terhadap varian virus corona dengan vaksin Moderna daripada dengan vaksin Pfizer.

Mengomentari laporan tersebut, juru bicara Pfizer mengatakan:

"Kami terus percaya bahwa booster/dosis ketiga mungkin diperlukan dalam waktu 6 hingga 12 bulan setelah vaksinasi penuh untuk mempertahankan tingkat perlindungan tertinggi."

Sebelumnya, data terbaru menunjukkan bahwa orang yang menerima dosis kedua vaksin Pfizer lima atau lebih bulan lalu lebih mungkin untuk terpapar COVID-19 daripada mereka yang divaksinasi kurang dari lima bulan lalu.

Para peneliti di Israel mempelajari hampir 34.000 orang dewasa yang divaksinasi yang dites untuk COVID-19.

Secara keseluruhan, 1,8 persen dinyatakan positif, dengan kemungkinan tes positif lebih tinggi bagi mereka yang telah menerima suntikan setidaknya 146 hari sebelumnya.

Di antara pasien yang usianya di atas 60 tahun, kemungkinan dinyatakan positif hampir tiga kali lebih tinggi ketika lebih dari 146 hari telah berlalu sejak dosis kedua mereka.

Dokter Eugene Merzone, dari Layanan Kesehatan Leumit dan rekan penulis penelitian tersebut, mengatakan:

"Sangat sedikit pasien yang memerlukan rawat inap, dan terlalu dini untuk menilai tingkat keparahan infeksi baru ini dalam hal penerimaan di rumah sakit, kebutuhan akan ventilasi mekanis atau kematian."

"Kami berencana untuk melanjutkan penelitian kami."

Menurut statistik Departemen Kesehatan UK, total 86.780.455 dosis vaksin COVID-19 telah diberikan sejauh ini.

PM Boris Johnson memberikan penghormatan atas program vaksinasi, dengan mengatakan bahwa vaksinasi telah memberikan perlindungan penting bagi orang-orang di seluruh negeri.

Dia berkata: "Sangat penting bahwa mereka yang belum divaksinasi maju sesegera mungkin untuk menerima suntikan mereka - untuk melindungi diri mereka sendiri, melindungi orang yang mereka cintai dan memungkinkan kita semua menikmati kebebasan kita dengan aman."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Artikel terkait telah tayang di Tribunnews dengan judul Penelitian: Vaksin Moderna Tunjukkan Hasil yang Lebih Baik daripada Pfizer untuk Lawan Varian Delta

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved