Masuk Hutan Buru Ali Kalora Cs, Berikut Profil Brigjen TNI Farid Makruf
Teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso dibawah pimpinan Ali Kalora saat ini masih menjadi target utama TNI-POLRI untuk diberantas
TRIBUN-BALI.COM - Teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso dibawah pimpinan Ali Kalora saat ini masih menjadi target utama TNI-POLRI untuk diberantas.
Berbagai strategi dilakukan untuk menangkap sisa-sisa teroris tersebut.
Bahkan, beberapa jenderal diturunkan ke hutan untuk mendukung operasi tersebut.
Salah satunya, Brigjen TNI Farid Makruf, Jenderal dari Kopassus.
Berikut profil dan sosok sang jenderal.
Sosok Brigjen TNI Farid Makruf dan dua jenderal lainnya jadi sorotan dalam perburuan sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Baca juga: Kelompok MIT Ali Kalora Melemah, Jenderal dari Kopassus, Brigjen TNI Farid Makruf: Tidak Perlu Takut
Ia turun tangan langsung ke lapangan bersama anak buahnya mengejar Ali Kalora Cs.
Melansir dari Wikipedia, Brigjen TNI Farid Makruf lahir di Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada 6 Juli 1969.
Ia adalah seorang perwira tinggi TNI AD yang menjabat sebagai Komandan Korem 132/Tadulako sejak tanggal 9 April 2020.
Farid merupakan lulusan Akmil tahun 1991 ini dari kecabangan Infanteri ( Kopassus).
Jabatan terakhirnya adalah Pamen Denma Mabesad setelah menyelesaikan pendidikan Lemhanas pada tahun 2019.
Baca juga: Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora Makin Terjepit, Brigjen TNI Farid Makruf: Tinggal Tunggu Waktu Saja
Riwayat jabatan:
- Danbrigif 13/Galuh (2011—2013)
- Asops Kasdam IX/Udayana (2013—2014)
- Kasrem 121/Alambhana Wanawai (2016)
- Danrem 162/Wira Bhakti (2016—2018)
- Paban V/Bhakti Ster TNI (2018—2019)
- Pamen Denma Mabesad (2019—2020)
- Danrem 132/Tadulako (2020—sekarang)
Diketahui, sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora kini sedang diburu tiga jenderal dari TNI-Polri.
Tiga jenderal dari TNI-Polri tersebut bersama-sama turun tangan langsung ke lapangan bersama anak buahnya mengejar Ali Kalora Cs.
Mereka adalah Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf yang lama berkarir di Kopassus, Kepala Polda Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso, serta Kepala Operasi Satuan Tugas Madago Raya, Brigadir Jenderal Polisi Reza Arief Dewanto.
Dengan menunggangi sepeda motor trail, tiga jenderal itu turut dalam operasi bersama anak buahnya dari Pos Komando Taktis Desa Tokorondo, Kabupaten Poso.
Mereka menyusuri jalan-jalan terjal di hutan-hutan, menembus arus sungai yang cukup deras, dan lain sebagainya.
Bisa dibilang, inilah operasi lapangan yang paling banyak melibatkan perwira tinggi di medan lapangan yang sesungguhnya selama beberapa waktu terakhir.
"Saya tidak mengenal medan yang sulit, sungai yang deras, ini demi kebersamaan dalam menanggulangi, penindakan terhadap DPO kelompok teroris Poso," kata Baso, Rabu (11/8/2021), melansir dari ANTARA.
Bahkan saat berada di pos, ada di antara ketiga jenderal itu yang menunjukkan kepiawaiannya memasak santapan malam, menu ala pasukan di medan tugas.
"Patroli bermotor yang diikuti tiga jenderal itu menyisir beberapa perkampungan di wilayah Kecamatan Poso Pesisir Selatan, selain untuk menyapa warga sekaligus untuk mencari enam DPO teroris Poso pimpinan Ali Kalora," kata Kepala Satuan Tugas Humas Ops Madago Raya, Komisaris Besar Polisi Didik Supranoto.
Ketiga jenderal itu, katanya, juga mengunjungi setiap pos sekat di sejumlah titik.
"Ini sebagai upaya untuk memberikan dorongan moril agar anggota tetap semangat dalam tugas, bekerja tanpa pamrih untuk Merah Putih," kata Supranoto.
Sebagai upaya pencarian sisa daftar DPO MIT Poso, Satgas Madago Raya juga kembali memasang baliho ke enam DPO di sejumlah titik di Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi.
Baliho-baliho itu memampang foto-foto orang yang masuk dalam DPO teroris Poso, yaitu Qatar, Rukli, dan Abu Alim alias Ambo.
Foto wajah-wajah mereka diberi tanda silang hitam, setelah ketiganya diumumkan tewas saat kontak tembak pada 11 dan 17 Juli 2021 di pegunungan Kabupaten Parigi Moutong.
"Saat ini Satgas Madago Raya fokus mencari enam DPO teroris Poso, yaitu Ali Ahmad alias Ali Kalora, Askar alias Jaid alias pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama," kata Supranoto.
Pemasangan dan perbaikan baliho DPO Poso ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat mengenali wajah pelaku, sehingga apabila masyarakat melihat atau mengetahui keberadaannya dapat segera melapor kepada polisi atau tentara di nomor kontak yang tertera.
"Satgas Madago Raya masih sangat mengharapkan adanya niat baik dari para DPO Poso untuk sebaiknya segera menyerahkan diri, terlebih pada tahun baru Islam 1443 Hijriah, agar kedamaian dan keamanan Poso segera dapat terwujud," kata dia.
Artikel terkait telah tayang di Surya dengan judul Biodata Brigjen TNI Farid Makruf Jenderal dari Kopassus yang Ikut Masuk Hutan