Berita Bali

Dihantam Ombak, Satu Nelayan Hilang di Jembrana, Gelombang Tinggi di Beberapa Lokasi Pantai di Bali

Dua orang nelayan terhantam ombak saat hendak sandar di Perairan Air Kuning, Jembrana, Bali

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
BPBD Gianyar
Situasi terkini sepanjang pantai di Kabupaten Gianyar, Kamis 12 Agustus 2021 pagi. Gelombang tampak ganas -Dihantam Ombak, Satu Nelayan Hilang di Jembrana, Gelombang Tinggi di Beberapa Lokasi Pantai di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Dua orang nelayan terhantam ombak saat hendak sandar di Perairan Air Kuning, Jembrana, Bali, Kamis 12 Agustus 2021 pagi.

Satu orang berhasil selamat atas nama Asrul Salim (26) beralamat di Banjar Tengah, sementara satu korban hilang dan masih dalam pencarian atas nama Suhairi (50) warga Banjar Munduk.

Dari laporan yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) sekitar pukul 07.45 Wita, menyebutkan, mereka mulai melaut, Rabu 11 Agustus 2021 malam, dan kembali hendak sandar, Kamis sekitar pukul 06.00 Wita.

Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada mengatakan, setelah mendapat laporan, delapan personel dari Pos SAR Jembrana digerakkan ke lokasi untuk mencari.

Baca juga: Gelombang Pasang di Pesisir Klungkung, Penyebrangan Dialihkan ke Padang Bai

“Data cuaca yang kami terima saat ini kondisi berawan hingga hujan ringan dan ketinggian gelombang 1 sampai dengan 2 meter," tuturnya.

Setibanya di Pantai Air Kuning tim berkoordinasi dengan kelompok nelayan, selanjutnya melakukan penyisiran di sepanjang bibir pantai.

“Karena kejadiannya saat akan mendekati sandar, maka fokus awal pencarian kita lakukan di pinggir pantai," kata Darmada.

Sementara itu, sejumlah jukung nelayan sekitar Pesisir Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem rusak setelah diterjang gelombang, Kamis siang.

Kerusakan terjadi di bagian lambung dan bagian depan jukung mengalami retak di beberapa titik.

Romi, nelayan asal Ujung Pesisi, mengungkapkan, jukung yang diterjang sekitar empat unit.

Yang paling parah yakni di bagian ketirnya patah.

Sedangkan sisanya hanya mengalami rusak di bagian depan dan masih bisa digunakan.

Tinggi gelombang diperkirakan sekitar 2-4 meter.

"Jukung nelayan di pinggir pantai, tiba-tiba gelombang tinggi. Nelayan berlarian untuk menyelamatkan jukung. Untungnya tidak ada korban jiwa maupun luka. Kerusakan jukungnya juga tak terlaku parah," kata Romi ditemui di sekitar Pesisir Pantai Ujung Pesisi, kemarin siang.

Ditambahkan, untuk sementara sebagian jukung yang berada di Pesisi Pantai dipindah ke muara.

Tujuannya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan karena sekitar dua bulan lalu, beberapa jukung nelayan rusak parah dihantam ombak.

Ketir yang berada di samping jukung patah.

Saat ini nelayan di Ujung Pesisi terpaksa tidak turun melaut lantaran cuaca tidak bersahabat sejak beberapa minggu lalu.

Angin bertiup cukup kencang, serta gelombang diperkirakan mencapai 2 sampai 4 meter di tengah laut.

Sebagian besar nelayan takut melaut.

Terpisah, gelombang pasang menerjang pesisir di Desa Takmung, Klungkung, Kamis, sekitar pukul 10.00 Wita.

Ombak sampai naik dan menerjang daratan di Pesisir Lepang dan Sidayu.

Bahkan sekitar tujuh hektare lahan pertanian warga di Subak Sidayu terendam air laut.

Seperti yang terjadi di Pantai Lepang, ombak tinggi mencapai sekitar 2 sampai 3 meter.

Walaupun di pesisir pantai sudah dibangun tanggul, namum air laut tetap naik menerjang daratan sejauh sekitar 50 meter.

Baca juga: Waspadai Gelombang Pasang di Beberapa WIlayah Bali, Berikut Beberapa Kejadian Akibat Ombak Hari Ini

"Ombak besar sejak pagi, angin juga kencang. Sampai siang, ombak makin tinggi," ujar warga setempat I Nyoman Wijana, Kamis.

Sementara kondisi gelombang pasang juga terjadi di Pantai Sidayu, di sisi timur Pantai Lepang.

Bahkan di Pantai Lepang, ombak sampai menerjang lahan pertanian warga yang lokasinya berada tidak jauh dari pesisir.

Kelian Pekaseh, Tempek Babakan Subak Sidayu, Desa Takmung, I Ketut Suwidana menjelaskan, luas lahan pertanian warga yang diterjang air laut karena gelombang pasang sekitar 7 hektare.

Bahkan padi yang terendam air laut itu, sebagian besar tanaman padi yang sudah siap panen, usia 80-90 hari.

Dengan kejadian itu, ada sekitar 15 petani yang terancam merugi.

Sebab padi yang terendam air laut, dapat dipastikan beras yang dihasilkan akan rusak.

Kondisi gelombang pasang, juga membuat aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Kusamba terganggu.

Warga yang hendak ke Nusa Penida dan sebaliknya, harus dialihkan ke Pelabuhan Padang Bai, Karangasem.

"Terjadi sekitar jam 11 siang, penyeberangan menuju Nusa Penida dan sebaliknya dialihkan ke Pelabuhan Padang Bai," kata Perwira Jaga Syahbandar Pelabuhan Kusamba, I Nengah Warnata, Kamis 12 Agustus 2021.

Padahal penyeberangan, Kamis, cukup ramai, mencapai 12 kali keberangkatan.

Namun karena kondisi ombak di pesisir yang kurang bersahabat, penyeberangan dialihkan ke Padang Bai yang memiliki ombak yang lebih tenang.

Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, ombak pasang juga menerjang kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Kamis 12 Agustus 2021.

Pantauan Tribun Bali, ombak air laut sampai naik ke lapak para pedagang di pinggiran pantai.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto menyebutkan, ketinggian ombak di Pantai Sanur berpotensi mencapai 2,5 meter.

"Untuk hari ini di perairan Sanur tinggi gelombang berkisar antara 0.75 - 2.5 meter," kata dia.

Sementara untuk cuaca pada umumnya berawan dengan kecepatan angin berkisar 30-40 km/jam dan kelembaban udara 65-90 persen serta suhu 24-32 derajat celcius.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gelombang Pasang Terjang Pesisir Klungkung, Rendam 7 Hektar Lahan Pertanian Warga

Salah seorang pedagang Warung Gombloh, Diana, mengatakan kondisi air pasang baru terjadi sejak pagi kemarin.

"Pasang baru (terjadi) hari ini (kemarin, Red). Air sampai masuk ke lapak kami, kemarin belum pasang seperti ini airnya," ujar Diana. (zae/ful/mit/ian).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved