Serba Serbi

KISAH Sakral Patung Bayi Sakah di Desa Batuan Gianyar

Cerita itu menjadi rahasia umum, dan kini masyarakat memercayai bahwa patung ini sakral dan memiliki sisi mistis tersendiri.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Jero Mangku saat melayani pamedek yang sembahyang di patung bayi Sakah, Sukawati, Gianyar, Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kisah patung bayi Sakah, di Desa Batuan Kaler, Sukawati, Gianyar, Bali, masih menjadi misteri yang membuat banyak orang penasaran.

Konon, ada yang mengatakan bahwa patung ini menoleh saat malam hari. Bahkan konon ada yang mendengar tangisan bayi sekitar patung tersebut.

Cerita itu menjadi rahasia umum, dan kini masyarakat memercayai bahwa patung ini sakral dan memiliki sisi mistis tersendiri.

Banyak pula yang datang ke sana untuk sembahyang.

Baca juga: Penataan Jalan Gajah Mada Denpasar Sudah 16 Persen, Akan Ada Patung yang Bakal Jadi Ikon Baru

Jero Mangku I Ketut Wiriantara, yang merupakan pemangku di sana terlihat sibuk melayani umat. Sebab tepat pada Minggu, 22 Agustus 2021 merupakan hari suci Kajeng Kliwon Pamelas Tali, berbarengan dengan Purnama. Serta hari Watugunung Runtuh.

Sehingga pada hari ini, banyak pamedek yang datang bersembahyang di patung bayi tersebut.

Pemangku belum bisa memberi keterangan lengkap.

Namun ke Tribun Bali, ia menunjuk sebuah video di YouTube sebagai penjelasan tentang sedikit kisah patung bayi ini.

Disebutkan bahwa awal mula sebelum didirikan patung bayi ini, ada tugu kecil. Tugu itu layaknya tugu persimpangan, karena tepat di lokasi tersebut memang merupakan pertigaan.

Jika ke arah utara menuju wilayah Mas, Ubud, kemudian ke timur menuju wilayah Kemenuh, dan ke selatan ke Sukawati.

Tatkala Gianyar dipimpin oleh seorang bupati dari Ubud sebelum tahun 1989, hadirlah gagasan bahwasanya di setiap perempatan atau pertigaan di Gianyar. Agar dibangun patung, oleh seniman yang ada di wilayah Gianyar.

"Mengapa hadir patung seperti wujud beliau (bayi)," kata jero mangku.

Ia kemudian menjelaskan, awalnya ada pro-kontra diantara seniman saat membuat patung yang cocok di wilayah tersebut.

"Saat itu, ada rencana mendirikan patung cerita pewayangan Ramayana atau Mahabhrata. Kemudian ada usulan mendirikan patung tokoh pahlawan," katanya.

Baca juga: Taman Patung Kapten I Wayan Dipta Mulai Digarap Dengan Anggaran Rp 4,4 Miliar Lebih

Namun karena tidak menemui jawaban yang pasti, dan selalu ada perdebatan. Sehingga lama-kelamaan tidak ada titik terang.

Akhirnya, kata dia, ada seorang pintar yang mendapatkan wahyu bahwa di lokasi tersebut cocok didirikan adalah patung bayi atau disebut Arca Brahma Lerare.

Jero mangku menjelaskan, Arca Brahma Lerare ini tidak pula langsung jadi. Sebab diperlukan sampel-sampel terlebih dahulu untuk melihat bentuk, gaya, model dan sebagainya yang cocok dan pas.

Setelah 63 kali percobaan, patung yang saat ini terpasang merupakan hasil akhir dari semua percobaan atau proses sampel. Tentunya jangka waktu yang dibutuhkan tidaklah sebentar.

Pembuatnya adalah Sugata dari Blahbatuh. Perlu diketahui, bahwa patung bayi Sakah adalah prebawa dari Siwa-Budha.

 "Maksudnya adalah perkawinan antara Siwa dan Budha, dimana Siwa perlambang laki-laki dan Budha perlambang wanita," katanya.

Melahirkanlah Brahma Lerare, dan banyak sebutan lainnya termasuk sebutan Budha Rulai.

"Beliau (patung bayi) Sakah, dimana kata sakah yang berasal dari saka dan artinya pilar. Kemudian ah adalah tidak ada pangkal dan ujung," jelasnya.

Letak patung bayi ini, ada pada titik sentral yang diyakini adalah titik dengan kekuatan niskala di Bali. Atau sumber sentral kekuatan alam, dan menguasai semua arah mata angin.

"Saya tetap nunas ica, agar semua umat diberikan kekuatan, keselamatan, dan kesehatan lahir-batin," sebutnya.

Terkait dengan banyaknya pamedek yang hadir yang patung bayi tersebut untuk bersembahyang. Dijelaskannya adalah memohon keselamatan, serta dominan nunas ica bagi suami istri yang telah lama kawin namun belum memiliki keturunan. (*)

Artikel lainnya di Serba Serbi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved