Berita Politik
Petinggi Gerindra Dijamu Sayur Lodeh dan Ikan Asin, Hasto Kenang Perjuangan di Pilpres 2009
Hidangan yang disajikan adalah menu kesukaan Presiden Pertama RI Soekarno berupa ikan asin dan sayur lodeh. Minuman pembuka ia menyediakan wedang.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto menerima kedatangan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan rombongan di kantor DPP PDIP, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 24 Agustus 2021.
Mendapat kunjungan istimewa dari anak buah Prabowo Subiantoitu, Hasto pun menyajikan menu istimewa.
Hidangan yang disajikan adalah menu kesukaan Presiden Pertama RI Soekarno berupa ikan asin dan sayur lodeh. Sementara untuk minuman pembuka ia menyediakan wedang ronde.
Kata Hasto, wedang ronde dipilih karena bisa menghangatkan badan. Hal itu diharap bisa semakin menghangatkan hubungan antara kedua partai. Sementara sayur lodeh memiliki makna keprihatinan sekaligus harapan agar situasi menjadi lebih baik.
Baca juga: Megawati Larang Kader PDIP Bicara Capres-Cawapres, Yang Melanggar Kena Sanksi
Baca juga: Gerindra Tak Dengar Gerakan dari Istana Soal Wacana Presiden Tiga Periode
”Karena ini di tengah pandemi makan siang pun kami siapkan khusus Pak. Karena Bung Karno itu suka dengan sayur lodeh, untuk pagebluk," kata Hasto.
Ia menyebut hidangan khusus untuk rombongan Partai Gerindra itu disiapkan khusus di Dapur PDI Perjuangan.
"Jadi semoga dengan menikmati sayur lodeh buatan dari dapurnya di PDIP, semoga dengan kerjasama di antara kita pandemi bisa kita atasi dengan gotong royong. Kata Hasto.
”Sambelnya juga sangat enak di DPP ini, sambalnya itu top. Dan ada ikan asin juga. Pokoknya kami pesan yang unik, Pak Muzani, karena saya denger-dengar juga menggemari menu nusantara, maka kami siapkan," jelas Hasto.

Hasto yang didampingi sejumlah pejabat teras PDIP seperti Yasonna Laoly, Komaruddin Watubun, Djarot Saiful Hidayat, Sadarestuwati, Eriko Sotarduga, Utut Adianto, dan Bambang Wuryanto mengatakan pertemuan antara petinggi PDIP dengan petinggi Partai Gerindra itu dalam rangka silaturahmi kedua partai dan tak membahas isu-isu tertentu secara spesifik.
”Pertemuan ini untuk menjalin silaturahmi, komunikasi. Apalagi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra saat ini bersama di dalam koalisi yang mendukung pemerintahan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," kata Hasto dalam keterangan tertulis.
Hasto juga mengungkapkan bahwa pertemuan partainya dengan Partai Gerindra itu merupakan sebuah nostalgia. PDIP dan Gerindra diketahui pernah bekerja sama menduetkan Megawati-Prabowo di Pilpres 2009.
"Saya pribadi dengan kunjungan ini langsung bernostalgia pada tahun 2009 lalu pasangan Megawati-Prabowo saat itu kita bekerja sama dan kita belajar dari sejarah," ungkap Hasto.
Hasto membeberkan bagaimana PDIP dan Gerindra belajar dari Pilpres 2009 yakni ketika demokrasi menghalalkan segala cara dengan manipulasi DPT, demokrasi dengan menjadikan beberapa elemen KPU sebagai pengurus partai.
Lalu demokrasi menggunakan bansos sebagai politik elektoral, dan demokrasi mengunakan hukum aparat sebagai alat untuk memenangkan Pemilu. "Itu menjadi evaluasi bersama dari kedua partai," kata Hasto.
Maka, lanjut Hasto, dari pembelajaran Pilpres 2009 itu lahirlah cita-cita untuk menghidupkan kembali demokrasi yang lahir dari rakyat.
"Bagaimana demokrasi yang sejati-jatinya dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat sehingga itu betul-betul dapat diperjuangkan bersama," tegas Hasto.
Sementara itu Muzani mengaku senang bisa berkunjung ke kantor DPP PDI Perjuangan. Muzani mengatakan ini kali pertama jajaran Gerindra menginjakkan kaki di kantor partai banteng tersebut.
"Terus terang buat kami semua ini injakan kaki pertama di kantor DPP PDIP," kata Muzani dalam konferensi pers.
Muzani berharap ini bukan menjadi kali pertama dan terakhir jajaran Gerindra bertandang ke kantor PDIP. Ia juga berharap komunikasi kedua partai terus terjalin di masa mendatang.
"Kami berharap ini bukanlah injakan kaki terakhir dan Gerindra akan sering menginjakkan kaki di kantor ini," kata Muzani.
Tak lupa Muzani memuji kantor DPP PDIP yang dinilainya sangat bagus dan mewah. Ia berharap kesan semangat yang timbul dari gedung kantor PDIP itu bisa menular ke Partai Gerindra.
Dalam kunjungan itu Muzani didampingi sejumlah pejabat teras Partai Gerindra, yakni Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sugiono, Putih Sari, dan Susi Marleny Bachsim; Ketua Bidang OKK DPP Gerindra Prasetyo Hadi; Wakil Sekretaris Fraksi Gerindra di DPR Moreno Soeprapto.
Wakil Sekretaris Fraksi Gerindra di MPR Andre Rosiade; Ketua DPP sekaligus Bendahara Fraksi Gerindra Novita Wijayanti, dan Ketua DPP Gerindra Danang Wicaksono.
Muzani menyampaikan permintaan maaf lantaran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak bisa hadir.
Pada saat bersamaan Prabowo diketahui tengah mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kalimantan Timur.
Menurut Muzani, pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pembicaraan tak langsung antara dirinya dan Hasto beberapa waktu lalu.
Mereka sepakat pentingnya pimpinan partai untuk bertemu, bersilaturahmi, dan bertukar pikiran tentang banyak hal menyangkut bangsa, negara, dan masyarakat.
Muzani mengatakan, dalam situasi seperti ini pemerintah memerlukan dukungan besar dari seluruh kekuatan partai politik dan komponennya agar setiap kebijakan yang diambil bisa dijalankan dengan baik dan benar.
"Perlu ada penguatan pemerintah, minimal yang kita miliki adalah kekuatan politik di DPR. Itu yang akan kita berikan terus-menerus kepada pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19 ini," urai Muzani.
"Kami tidak bicara yang lain (Pemilu 2024) karena menurut kami keselamatan rakyat, keselamatan negara di atas segala-galanya. Dan keselamatan kita semua, harus terus menjadi negara yang kuat bersatu. Itu sebabnya kami berdua hanya bicara masalah pandemi covid ini, karena menurut kami ini adalah hal yang paling vital," ucap Muzani.
Terkait kunjungan dari Partai Gerindra itu, Hasto mengatakan PDIP membuka diri untuk berdialog dengan seluruh partai, organisasi kemasyarakatan, dan seluruh anak bangsa.
Ia mengatakan situasi pandemi Covid-19 memang membuat pertemuan fisik menjadi amat terbatas. Acara hari ini, kata Hasto, juga digelar dengan protokol kesehatan ketat.
”Sebagai pertemuan politik, tentu saja ada pemahaman terhadap agenda bagi masa depan bangsa dan negara, termasuk bagaimana bersama-sama menggelorakan semangat gotong royong untuk mengatasi pandemi," ujar Hasto.(tribun network/yud/dod)