Kemenkes Pastikan Vaksin Nusantara Bersifat Individual dan Tidak Dapat Dikomersialkan

Nadia menyebut masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek

Editor: Wema Satya Dinata
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi 

TRIBUN-BALI.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan tanggapan terkait perkembangan vaksin Covid-19 Nusantara.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menyebut vaksin Nusantara saat ini hanya dapat diakses masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.

Dikutip dari laman Kemenkes, penelitian tersebut berdasarkan nota kesepahaman atau MoU Kemenkes bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI Angkatan Darat pada April lalu terkait dengan ‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2’.

Nadia menyebut masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi, nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti.

Baca juga: Prabowo, Panglima TNI, dan Wali Kota Samarinda Telah Divaksin Nusantara, Jokowi: Ngak Ngajak Ya

"Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut," ujar Nadia, Sabtu (28/8/2021).

Selain itu, Nadia juga menegaskan vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.

"Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri."

"Sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," ungkap Nadia.

Diklaim Bisa Atasi Varian Delta

Sementara itu vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, diklaim mampu mengendalikan varian baru virus corona.

Dilasnir Kompas.tv, hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Corona Professor Nidom Foundation, Chairul Anwar Nidom, karena vaksin Nusantara menggunakan mekanisme kerja sel dendritik.

Sehingga apabila varian baru muncul, Vaksin Nusantara disebut dapat melemahkannya.

Termasuk virus corona varian Delta.

Selain itu, efikasi vaksin Nusantara diklaim mencapai 100 persen.

Persetujuan dari BPOM ditunggu untuk bisa lanjutkan Vaksin Nusantara ke uji klinis tahap ketiga yang direncanakan melibatkan 2.000 orang sukarelawan.

Baca juga: Terawan Putranto Melanjutkan Riset Vaksin Nusantara, Enggan Menjabat Dubes RI untuk Spanyol

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved