Kuliner

Nikmatnya Olahan Rujak Kuah Pindang Legendaris dan Khas Warung Men Runtu Sanur

pengelola warung rujak Men Runtu, Yudik Ardian mengatakan menu di Warung Men Runtu ini didominasi dengan rujak buahnya.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Rizal Fanany
Karyawan menunjukkan aneka menu andalan warung Men Runtu, di jalan Sekuta, Sanur, Denpasar, Senin 30 Agustus 2021. 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Mungkin Tribunners khususnya yang tinggal di Bali sudah tidak asing lagi dengan olahan rujak buah bumbu kuah pindang.

Diantara sekian banyaknya pedagang rujak, terdapat salah satu warung rujak buah yang memiliki cikal bakal tersendiri.

Warung Rujak tersebut bernama warung Men Runtu yang terletak di Jalan Sekuta, Sanur, Denpasar.

Ketika ditemui, pengelola warung rujak Men Runtu, Yudik Ardian mengatakan menu di Warung Men Runtu ini didominasi dengan rujak buahnya.

Baca juga: Berjualan Rujak Tumbuk di Pinggir Jembatan di Denpasar, Toni Raup Omzet Rp 18 Juta per Bulan

"Dominasi rujak dengan menu yang mungkin dikatakan sangat lengkap. Kombinasi bumbu rujak kami berbeda dari warung makan tradisional lainnya.

Yang pasti fresh dan pedasnya kami menggunakan cabai super, ini yang paling pedas.

Dalam sehari kami menghabiskan 5 kg cabai super sejak pandemi Covid-19, sebelum pandemi bisa sampai 20 kg cabai," ungkapnya pada, Senin (30 Agustus 2021).

Diterpa kebijakan PPKM Darurat, Yudik mengakui warungnya memang sepi pengunjung.

Sementara itu, Warung Men Runtu sendiri sudah buka mulai tahun 2015.

"Sebelumnya kami warung kecil yang belum begitu dikenal, langganannya hanya tetangga-tetangga sekitar. Artis ke sini lebih ke rujak kuah pindang, karena di daerah mereka mungkin tidak ada.

Beberapa Food vlogger seperti Magdalena dan Farida Nurhan juga sempat kemari," lanjutnya.

Jika sebelum pandemi Covid-19, kunjungan customer dan ojek online mencapai ratusan orang per harinya, namun saat ini sudah mulai berkurang.

Semenjak PPKM Warung Men Runtu melakukan beberapa penyesuaian seperti lebih ketat terhadap protokol kesehatannya, dan membatasi kedatangan agar tidak terbentuk kerumunan.

"Kami lebih menganjurkan untuk pembeli bungkus makanan saja. Sementara kami untuk beberapa menu wajib tetap kami pertahankan, tapi yang pasti kami akan terus berinovasi setiap tiga bulan sekali kami selalu mengeluarkan menu terbaru," paparnya.

Baca juga: Jualan Rujak Tumbuk di Atas Jembatan Pekambingan Denpasar, Toni Raup Omzet Hingga Rp18 Juta Perbulan

Omzet yang didapatkan pun tidak menentu. Beberapa kendala harus dihadapi mulai dari, sangat sulit untuk mempertahankan rasa agar customer tidak komplain.

Selain itu tampilan hidangan makanan juga harus dijaga, agar di media sosial sama dengan di warung

Untuk kisaran harga makanan di Warung Men Runtu ini mulai dari cemilan dibanderol dengan harga Rp 1.000 dan rujaknya mulai dari Rp 12 ribu.

Bisa dikatakan untuk harga lumayan terjangkau. Dan untuk tingkat kepedasan bisa di-request, tergantung selera customer.

Selain rujak, Men Runtu juga menyediakan tipat cantok, bulung, dan aneka makanan tradisional lainnya. Buka dari pukul 10.00 Wita sampai 19.00 Wita dan buka setiap hari. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved