Berita Karangasem

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Museum Arak di Karangasem Telah Digelar

Rencana Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen membangun museum arak segera terealisasi. Mengingat perbekel bersama prajuru dan pemangku

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Karsiani Putri
Istimewa
Perbekel dan warga sekitar meletakan batu pertama di lokasi pembangunan Museum Arak. Pembangunan rencananya dimulai 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Rencana Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen membangun Museum Arak segera terealisasi.

Mengingat perbekel bersama prajuru dan pemangku telah melaksanakaan peletakan  batu pertama disertai dengan upacara pecaruan.

Prosesi ini juga dihadiri oleh Pokdarwis.

Perbekel Desa Tri Eka Buana, Ketut Derka mengatakan hal sama.

Pembangunan Museum Arak rencananya akan dimulai 2021.

Dari desa sudah lakukan peletakan batu pertama di lokasi, pertanda akan dimulainya pembangunan.

Pihaknya berharap proses pembangunannya berjalan lancar.

"Hari minggu kemarin kita sudah lakukan peletakan batu pertama," kata Ketut Derka, Senin 30 Agustus 2021. 

Sebelumnya I Ketut Derka menjelaskan, pembangunan Museum Arak dianggarkan di APBDesa  2021 sebanyak Rp200 juta.

Detail Enginering Desain (DED) Museum Arak sudah ada dan pembangunan bertahap sesuai master plan.

Ditambahkan, Museum Arak dibangun agar orang mengetahui proses pembuatan arak tradisional.

Mulai dari naik kelapa hingga pendistribusian.

Pembangunan Museum Arak juga karena dorongan dari warga.

Tahun 2021 sebatas pembangunan tempat pembuatan/proses arak secara tradisional.

BACA JUGA: Warga dan Penumpang di Terminal Gilimanuk Dibuat Heboh Oleh Seekor Rusa Liar yang Berlarian

Untuk diketahui, pembangunan Museum Arak dilatarbelakangi beberapa faktor.

Diantaranya untuk melestarikan adat istiadat budaya terutama proses pembuatan arak kelapa secara tradisional.

Sejarah arak di Desa Tri  Eka Buana memiliki kaitan cukup kuat dengan beberapa adat istiadat / budaya di Bali.

Alasan kedua karena banyak wisatawan yang berkunjung ke Tri Eka Buana.

Mereka datang hanya untuk melihat proses pembuatan arak.

Perbulan bisa mencapai 50 orang  wisatawan datang.

Ditambah lagi jumlah warga yang menjadi petani arak tradisional di Tri Eka Buana hampir mencapai 90 persen.

Pihaknya berharap, setelah Museum Arak berdiri kunjungan wisatawan ke Tri Eka Buana bisa meningkat.

Desa berencana akan kerjasama dengan pihak agent travel agar kunjungan bisa meningkat.

Promosi  lewat media sosial akan terus digenjot.

Terutama Youtube, Facebook (FB), hingga Instagram. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved