Mantan Chef Hotel di Bali Ini Jual Rujak Gurita Dengan Saus Kombinasi Khas Thailand Dan Jepang

Selain tiga olahan itu, ia juga menawarkan berbagai olahan seafood seperti kerang, udang, cumi selain itu juga terdapat olahan lawar kambing

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Rizal Fanany
Karyawan menunjukkan menu rujak gurita di Cafe DiTeba Jeger, jalan Tukad Balian, Denpasar, Selasa 31 Agustus 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sudahkah ada mencoba menu khas Bali dari olahan seafood yang unik? 

Salah satu menu khas Bali yaitu rujak gurita dijual di Warung Diteba Jeger, Denpasar Bali. 

Warung Diteba terletak di Jalan Tukad Balian Gang Jeger Nomor 7 Denpasar, Bali.

Warung ini menawarkan berbagai macam kuliner khas Bal salah satunya adalah rujak gurita. 

Rujak Gurita adalah makanan unik yang berasal dari hewan laut dengan saus kombinasi Thailand dan Jepang.

Ketika ditemui, I Gede Bagus Wibuwana Putra selaku pemilik Warung Diteba ini mengatakan, terdapat tiga menu rekomendasi yang menjadi unggulan warung ini. 

Baca juga: Model Dan Sexy Dancer di Denpasar Ini Iseng Jualan Ayam Geprek, Sehari Bisa Dapat Jutaan Rupiah

"Yang spesial di sini ada rujak gurita, pork belly sambal matah, dan cincang kambing. Semua menu itu termasuk menu favorit dari kedua cabang kami, ini merupakan outlet kedua kami. Sama peminatnya rata-rata menu tersebut yang paling laris. Menu rujak gurita diadaptasi dari Thailand juga Japanese saya buat saus nya sendiri homemade. Saya kolaborasikan kedua saus tersebut," ungkapnya pada, Senin 31 Agustus 2021.

Selain tiga olahan itu, ia juga menawarkan berbagai olahan seafood seperti kerang, udang, cumi selain itu juga terdapat olahan lawar kambing, cincang kambing dan gulai kambing.

Sementara untuk olahan daging babinya juga beragam, mulai dari porkbelly sambal matah hingga daging babi cincang.

"Intinya banyak varian menunya. Menu di sini balinese mix western. Tapi dominanya balinese. Untuk harga start Rp 20 ribu sampai Rp 60 ribu. Kalau untuk rujak guritanya Rp 25 ribu," paparnya.

Rujak Gurita adalah menu baru, namun Wibuana senang dikarenakan respons pembeli rata-rata baik semua, bahkan ada yang sampai repeat order menu rujak gurita ini.

"Astungkara respons pembeli baik semua bahkan ada yang repeat order. Ada juga yang sudah makan di tempat lalu minta dibungkus juga untuk rujak guritanya. Mereka suka saus homemade nya makanya saya juga jual dalam bentuk botolan," terangnya.

Membuka usaha ditengah PPKM, Wibuana mengakui terdapat penurunan pengunjung.

Jika sebelum PPKM perharinya rata-rata sejumlah 50 orang dapat mengunjungi dan berbelanja di warungnya.

Namun saat ini hanya sekitar 40 orang perharinya yang mengunjungi outletnya.

Untuk kedepannya ia akan memproduksi makanan terbaru yakni Lawar frozen yang akan dikirim ke Surabaya, Jakarta, pada 22 September 2021mendatang.

Sementara untuk perjalanannya membuka usaha kuliner ini bisa terbilang panjang.

Kepada tribunbali.com, ia mulai membuka ceritanya.

"Tahun 2010 saya buka usaha bengkel modif motor untuk custom juga cat mobil. Semakin berjalannya waktu karena suka mancing dan ketika mendapatkan ikan, lalu mengolahnya dan mengundang teman-teman dan saudara untuk makan. Di sanalah disarankan untuk membuka warung," ceritanya.

Sebelumnya, ia sendiri memang sempat mengenyam pendidikan perkuliahan jurusan tata boga.

Lalu pada Tahun 2014 barang-barang bengkelnya sempat dicuri oleh salah satu pegawainya.

Hingga akhirnya ia sempat memutuskan membuka usaha warung Twice di Ubud dan hanya berjalan setahun saja.

Setelah itu ia pun mencoba peruntungan bekerja di Hotel.

"Setelah itu saya bekerja di salah satu hotel bintang lima dilihat bagus caranya masak langsung jadi chef residivi tugasnya mencari coasting makanan (harga pokok makanan). Lalu di sana terus berkarya di beberapa Hotel dan Villa hingga jadi head chef. Setelah itu saya juga mencoba usaha kuliner di rumah di halaman belakang rumah atau yang biasa disebut 'diteba'.

Makanya warungnya namanya di'teba, dengan karakter makanannya pedas tapi enak," katanya.

Ia pun berharap untuk masyarakat Bali khususnya yang ingin membuka usaha kuliner tonjolkan makanan Bali, karena kebanyakan tamu-tamu dari luar Bali mencari makanan khas Bali juga selain kebudayaannya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved