Kebocoran Data e-HAC Sebabkan Data Pribadi Pengguna Tereskspose, Apa yang Harus Dilakukan? 

Ini perlu dilakukan untuk menghapus celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Editor: Eviera Paramita Sandi
zoom-inlihat foto Kebocoran Data e-HAC Sebabkan Data Pribadi Pengguna Tereskspose, Apa yang Harus Dilakukan? 
Tribun Bali
Suasana pemeriksaan e-HAC di terminal domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Selasa 18 Mei 2021. Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Adanya kebocoran pada data aplikasikesehatan e-HAC (electronic Health Alert Card) sebanyak 1 juta lebih yang dikelola Kementerian Kesehatan RI diduga bocor mengakibatkan adanya data pribadi pengguna yang terekspose dari server. 

Data yang diduga bocor antara lain nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor pasport, hasil tes Covid-19, identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa data lainnya. 

Salah satu perusahaan penyedia layanan keamanan informasi terbesar di Asia Pasifik, ITSEC Asia menilai, penting bagi seluruh pemilik dan pengembang aplikasi maupun website untuk memiliki standar tinggi keamanan data teknologi informasi (IT).

Ini perlu dilakukan untuk menghapus celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra, menjelaskan, masyarakat terutama pengguna akun e-HAC perlu mengantisipasi potensi penyalahgunaan data pribadi mereka akibat dari kebocoran data ini.

“Akibat dari data pribadi yang tersebar, kita perlu waspada terhadap berbagai penyalahgunaan seperti penipuan melalui berbagai media seperti email, SMS, whatsapp dan telepon," ujar Andri, Jumat (3/9/2021).

Waspadai penjualan data

Dia juga menekankan, penting bagi masyarakat agar mewaspadai aktivitas penjualan data untuk kepentingan marketing yang menyebabkan ketidaknyamanan, dan berbagai penyalahgunaan data informasi untuk berbagai kepentingan beragam.

Andri Hutama Putra membagikan beberapa tips dalam menjaga keamanan data pribadi yang dapat diaplikasikan dengan mudah oleh seluruh masyarakat.

Pertama, bijaklah dalam menerima informasi, tidak mudah meng-iyakan informasi via telepon atau pesan yang masuk.

Meskipun dia sudah memiliki dan mengetahui data kita termasuk rekam medis atau kesehatan, tidak menjadi jaminan hal tersebut bukan merupakan penipuan, selalu lakukan verifikasi.

Misalnya, pembuatan kartu kredit, penawaran promo, atau asuransi.

Mengganti password email dan PIN untuk akses data dan aplikasi penting secara berkala, maksimal selama 3 bulan.

Kedua, gunakan OTP (One Time Password) ataupun 2FA (Two Factor Authentication)

Hati hati dalam menggunakan e-mail.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved