Berita Karangasem

Status Gunung Agung Karangasem Kembali Normal Turun ke Level I, Aktivitas Kegempaan Menurun

Gunung Agung sudah normal. Statusnya diturunkan beberapa faktor. Yang terpenting karena aktivitas Gunung Agung sudah alami penurunan satu tahun ini

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
dok. ist.
Kondisi lereng Gunung Agung dari Dusun Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Status Gunung Agung Karangasem Kembali Normal Turun ke Level I, Aktivitas Kegempaan Menurun 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Status Gunung Agung turun dari waspada (level II) jadi normal (level I).

Hal ini diungkapkan Kepala Sub Bid Mitigasi dan Pengamatan Gunung Berapi  Wilayah Timur, Pusat Vulknologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syabana, Senin 13 September 2021.

"Gunung Agung sudah normal. Statusnya diturunkan beberapa faktor. Yang terpenting karena aktivitas Gunung Agung sudah alami penurunan satu tahun ini.

Seperti kegempaan, tektonik,  magma, serta lainnya. Penurunan status pukul 13.00 wita," ungkapnya.

Baca juga: Dampak Hujan Deras di Karangasem dan Gianyar, Pohon Kelapa hingga Mangga Tumbang

Menurut pengamatan secara visual dari 1 Januari - 13 September 2021, didominasi oleh asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sangat tipis hingga sedang, tinggi sekitar 20 sampai 50 meter dari puncak.

Erupsi yang terakhir 13 Juni 2019. Penurunan aktivitas terlihat signifikan.

Sedangkan pengamatan secara instrumental, kegempaan dari 1 Januari - 13 September didominasi gempa tektonik lokal, tektonik jauh, vulkanik dalam, serta hembusan.

Rinciannya 7 kali  hembusan, 1 vulkanik dangkal, 12 gempa vulkanik dalam, 72 tektonik lokal, seerta  404 gempa tektonik.

"Jumlah kegempaan vulkanik dalam maupun dangkal dalam setahun terakhir secara umum alami penurunan.

Kegempaan vulkanik yang terekam saat ini jumlahnya tak signifikan.

Ini menandakan bahwa pergerakan magma ke permukaan intensitasnya cukup rendah,"akui Devy Syahbana.

Gempa tektonik yang terekam tak berkaitan secara langsung dengn aktivitas gunung.

Anomali panas di permukaan kawah terakhir terdeteksi satelit Oktober 2019, setelah itu anomali panas tak teramati.

Penurunan temperatur dipermukaan kawah mengindikasikan ada penurunan suplai magma.

Baca juga: Walau Diguyur Hujan, Petugas Basarnas Karangasem Berhasil Evakuasi 5 Pendaki di Gunung Agung

"Data deformasi dalam kurun satu tahun terakhir menunjukan bahwa ada perubahan tekanan dalam sistem vulkanik Gunung Agung cenderung stabil dan belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan magma baru," jelas Devy, pria asli Jaawa Barat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved