Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

PEMBUNUHAN di Subang Mendapat Sorotan Kompolnas - Bantahan Kuasa Hukum Yosef Soal Motor di CCTV

PEMBUNUHAN di Subang Mendapat Sorotan Kompolnas - Bantahan Kuasa Hukum Yosef Soal Motor di CCTV

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Jabar/Dwiki MV
Foto petugas kepolisian saat kembali mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu 15 September 2021). 

TRIBUN-BALI.COM - Kasus kematian ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, yang sudah bergulir selama 40 hari masih mendapat perhatian publik.

Terlebih lagi, dalang di balik meninggalnya Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) hingga kini belum juga terungkap.

Untuk diketahui, kasus pembunuhan di Subang itu ditangani oleh penyidik Polres Subang serta didampingi Polda Jabar dan Bareskrim Polri.

Tak hanya itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut menyoroti kasus Subang.

Sejauh penyidikan itu bergulir, Kompolnas juga mengawasi kinerja kepolisian terkait kasus Subang tersebut.

Hal ini diungkapkan Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, pengawas kinerja Polri.

Benny Mamoto menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian terkait.

Kepolisian saat mendatangi kembali TKP kasus Subang pada Rabu 15 September 2021 siang.
Kepolisian saat mendatangi kembali TKP kasus Subang pada Rabu 15 September 2021 siang. (Tribun Jabar/Dwiki MV)

Menurutnya, sebagai mantan Reserse, ia melihat olah TKP, pemeriksaan Labfor, DVI hingga Inafis yang sudah dilakukan terkait kasus Subang itu tahapannya berjalan bagus.

Ia membeberkan lamanya penanganan kasus itu sebagaimana dijelaskan Polda Jabar karena adanya kendala, salah satunya tidak adanya saksi di TKP.

“Tidak adanya saksi di TKP seperti yang dikatakan Polda Jabar, itu menjadi salah satu kendala,” ujarnya Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, dikutip dari tvOneNews (26/9/2021).

Dijelaskan Benny, untuk menetapkan status tersangka, minimal harus ada dua alat bukti.

Ia juga mengaku menyoroti kasus Subang tersebut dari sisi lain.

Dalam hal kasus minim saksi peristiwa, maka yang dikedepankan menurutnya, adalah pendekatan saintifik.

Ia pun mencontohkan bagaimana metode saintifik itu digunakan dalam mengungkap kasus, satu di antaranya dengan pengambilan DNA di TKP.

Namun, dari sana pun muncul kendala harus ditemukannya pembanding yang cocok dengan DNA di TKP tersebut.

Di sisi lain pihaknya mengaku di Kompolnas terus menekankan agar pemerintah membangun database DNA.

Ia menyadari kendala pun muncul karena fasilitas database DNA di Indonesia yang belum memadai.

Menurutnya, dengan database DNA tersebut, kelak kasus berbasis saintifik, dapat mudah temuan di TKP, untuk didapatkan hasilnya.

“Dari Kompolnas sendiri kami sedang banyak membahas dengan pihak terkait, sudah saatnya Indonesia membangun database DNA,”

“Kalau itu udah ada, dengan mudah temuan tadi dicocokkan langsung ketahuan,” jelasnya.

“Saya yakin itu sangat membantu, dan mudah-mudahan ini menjadi kunci untuk nanti mengidentifikasikan siapa pelakunya, kemudian kasus ini segera terungkap seperti harapan dari pihak keluarga,” jelasnya.

Siapa Punya Motor NMax dalam CCTV?

Sementara itu, satu unit motor Nmax kini menjadi sorotan dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Polisi sebelumnya sempat menyebut ada rekaman CCTV pengendara Nmax di lokasi kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu (24) dan Tuti Suhartini (54), 18 Agustus 2021.

Tim kuasa hukum Yosef dan istri mudanya membenarkan bahwa kliennya punya motor Nmax, namun dirinya membantah bila motor tersebut merupakan motor yang terekam CCTV.

Menurut kuasa hukum Yosef, motor Nmax milik kliennya berbeda dengan yang terekam CCTV, bukan warna biru seperti yang disebut polisi.

"Yang pasti klien kami tidak punya memiliki kendaraan yang sama persis seperti itu, adapun klien kami yang punya motor Nmax tapi warnanya kan berbeda, yang punya klien saya warnanya abu-abu sementara yang di CCTV itu berwarna biru," ucap Jajang, Minggu (26/9/2021).

"Kita serahkan saja semuanya ke pihak penyidik terkait dengan kasus ini, kita tunggu saja hasilnya nanti seperti apa dan itu yang akan kita ikuti," katanya.

Suasana lokasi kejadian pembunuhan yang berlokasi di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (30/8/2021).
Suasana lokasi kejadian pembunuhan yang berlokasi di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (30/8/2021). (Tribun Jabar / Dwiki Maulana)

Seperti diketahui, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan telah mengumumkan hasil temuan polisi dalam kerja selama 30 hari untuk kasus pembunuhan di Subang.

Dari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, dikaitkan dengan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian, polisi menemukan mobil Avanza Putih di rekaman CCTV.

Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan kendaraan pertama yang diduga digunakan pelaku adalah Avanza putih.

"Dari kesesuaian itu, hanya sementara ini ada dugaan bahwa diduga pelaku menggunakan kendaraan, ini hanya diduga atau ada dugaan sebuah kendaraan jenis avanza warna putih. Artinya kalau pun dia pelaku, ada hubungannya dengan kejadian tersebut," kata Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/9/2021).

Dari rekaman CCTV itu pula, selain Avanza putih, polisi menemukan kendaraan lain yakni sepeda motor.

"Kemudian dengan satu kendaraan lagi adalah kendaraan sepeda motor warna biru. Kemudian penyidik melakukan identifikasi terhadap kendaraan-kendaraan, nomor polisi sekian. Jadi beberapa kendaraan diidentifikasi, tentu akan didalami lagi pemilik-pemilik kendaraan tersebut," jelasnya.

Lebih lanjut, Ramadhan menuturkan jenis kendaraan roda dua tersebut berjenis Nmax. Polri juga tengah menginventarisasi kendaraan sepeda motor berjenis tersebut di Subang.

"Nah itu kalau kita lihat dari data dengan plat nomor yang ada di sana (Subang), ada 5.572 unit. Dari 5.572 unit itu mengerucut ada 26. Ada 26 kendaraan roda dua Nmax biru. Jadi lebih mengerucut kepada warga yang ada di sekitar situ di Kabupaten Subang," ucapnya.

Di sisi lain, pihaknya masih mendalami hubungan kendaraan tersebut dengan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

"Karena misalnya kendaraan roda dua sepeda motor warna biru, kan ada ratusan bahkan ribuan. Tentu nanti akan didalami dengan hubungan antara tersangka dengan korban atau calon tersangka dengan korban," ujarnya

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengakui, Polri masih kesulitan mengungkap kasus perampasan nyawa Amalia dan Tuti.

"Masalahnya kompleks sekali," kata Brigjen Rudi Hartono, dikutip dari tayangan Youtube KompasTV, Sabtu (25/9/2021).

"Karena terutama adalah tidak ada saksi yang melihat kejadian itu sendiri, tidak ada saksi," kata dia.

"Polri terus ungkap kasus ini dengan melakukan olah TKP, cari bukti yang berhubungan dengan kejadian. Dari bukti itu diteliti penyidik sehingga penyidik dapat mengungkap kasus ini," katanya.

(TribunJabar.id/Dwiky Maulana Vellayati/Hilda Rubiah )

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul FAKTA Baru Kasus Subang, Sulitnya Temukan Pelaku, Sidik Jari, dan Misteri Nmax dalam Rekaman CCTV dan Kompolnas Soroti Kasus Subang Beberkan Penanganan Kasus Berjalan Intens: Ada Satu Hal yang Berproses

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved