Berita Bali

Gus Bhaskara: Leak Itu Sama Seperti Yoga untuk Heningkan Pikiran

Cendikiawan Bali, Gus Bhaskara, membuka mata banyak orang ihwal pengetahuan tentang leak.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Gus Bhaskara 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Cendikiawan Bali, Gus Bhaskara, membuka mata banyak orang ihwal pengetahuan tentang leak.

Pasalnya selama ini, leak selalu dikonotasikan sebagai hal yang buruk dan berbahaya.

Padahal sejatinya ilmu pangleakan adalah ilmu warisan leluhur yang patut dilestarikan.

Untuk itu, dalam Podcast Tribun Bali, ia mengutarakan pentingnya meregenerasi ilmu pangleakan ini kepada kaula muda.

“Ilmu aji pangleakan memang sesuatu yang pingit, sebab di dalam teks lontar pangleakan yang saya baca, rata-rata hampir semuanya selalu mengingatkan agar pembaca tidak ajewera atau mengumbar ilmu yang ia dapatkan secara sembarangan,” tegasnya beberapa hari lalu.

Hal ini pula yang mau tidak mau, secara langsung membatasi pengetahuan tentang leak untuk diregenerasikan atau diturunkan ke anak cucu.

Namun walau demikian, sejatinya memang ilmu ini memiliki banyak sisi positif.

Tidak seperti kisah yang beredar di tengah masyarakat, bahwa leak adalah sesuatu yang seram dan angker.

Gus Bhaskara menjelaskan, bahwa zaman dahulu memang benar-benar dipilih siapa sosok yang boleh untuk mempelajari ilmu leak ini.

Tujuannya agar digunakan untuk kebaikan bukan sebaliknya.

Sehingga seleksi pun dilakukan dan tidak diberikan ke sembarang orang.

“Jangan sampai ilmu leak ini ditinggalkan zaman modern sekarang. Namun memang perlu juga diseleksi bagi siapa yang akan mempelajarinya. Nah inilah dilemanya,” jelas pria berambut sebahu ini.

Sebab jika tidak dipelajari, maka ilmu leak ini terancam akan punah.

Untuk itu, ia mendukung adanya seminar atau pembahasan tentang leak.

Namun ia pula mengingatkan, bahwa beberapa hal harus tetap dirahasiakan di depan umum.

Agar tidak terjadi salah tafsir dan salah paham, karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu leak oleh khalayak umum.

“Makanya upaya meregenerasi ilmu leak ini sangat penting, tetapi tentu dilakukan pula dengan cara yang tepat,” imbuhnya. Mengenai seleksi, ia tetap setuju hal itu dilakukan agar tidak ada penyalahgunaan kekuatan.

Gus Bhaskara menegaskan, fungsi ilmu leak adalah untuk kebaikan dan ketenangan jiwa raga.

Hal ini tertulis di salah satu lontar tentang leak yaitu lontar Aji Pangiwa.

Pada lontar tersebut, kata dia, ilmu pangleakan bukanlah suatu ilmu yang jahat. Sebab pangleakan sejatinya adalah ilmu tentang praktek yoga.

“Makanya di dalam praktek pangleakan, dijelaskan juga tentang perubahan wujud itu dan ada hubungannya di sana,” ucapnya.

Orang yang mempraktekkan ilmu pangleakan di sebut nadi.

Nadi yang dimaksud adalah apa yang seseorang penekun leak ingin lakukan untuk mengubah wujudnya.

“Nah dia akan mengalami sebuah fenomena di dalam tubuhnya. Ketika pikirannya tiba-tiba berhenti, seolah lupa maka pada saat itulah sebenarnya praktek pangleakan disebut berhasil atau nadi,” jelasnya.

Memang, lanjut dia, pada praktek pangleakan ini sebenarnya memiliki teknik yang sangat rumit. Tujuannya adalah membuat pikiran tenang.

“Coba kita bandingkan dengan pengetahuan yoga, meditasi atau apapun yang terkait, ilmu itu tujuannya juga sama, supaya pikiran bisa hening walaupun jalannya berbeda dengan jalan pangleakan,” ujarnya.

Pikiran hening itu, kata dia, ketika otak manusia hening sejenak kemudian bisa meningkatkan potensi yang dimiliki di dalam dirinya.

Sehingga generasi muda sebetulnya sangat perlu dan penting sekali memahami ilmu leak ini.

Terutama di era kompleks saat ini, dengan berbagai aktivitas kesibukan.

Pastinya membuat pikiran akan selalu bergerak dan berputar.

“Jadi ajaran pangiwa pangleakan ini seolah-oleh memang mengajarkan tentang mengheningkan pikiran sejenak,” katanya.

Pikiran yang hening, membuat emosi, amarah, dan hal buruk lainnya menjadi netral kembali. Dan ini sangat penting di tengah kompleksitas kehidupan manusia dewasa ini.

“Kalau dibandingkan dengan teks yoga, menurut Maharsi Patanjali, maka yoga itu apabila gelombang pikiran menjadi tenang tanpa goncangan. Nah yoga kan tujuannya membuat gelombang pikiran menjadi hening. Aji pangleakan  juga sama untuk mengheningkan pikiran sejenak,” jelasnya.

Baca juga: Memedi Hingga Leak, Berikut Ini Penjelasan Mengenai Beberapa Mahluk Menakutkan di Bali 

Baca juga: Leak Ugig dan Leak Agung di Bali, Berikut Penjelasan Gus Bhaskara

Sehingga lupa itu membuat kesadaran fokus atau terpusat pada satu titik dan membuat tenang. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved