PON XX Papua
Sempat Minder & Menangis Hadapi Atlet Pelatnas, Pesilat Putri Bali Berhasil Raih Medali Perunggu
Perjuangan pesilat putri Bali, Ni Kadek Astini di arena pencak silat PON XX Papua 2021 cukup luar biasa.
Penulis: Marianus Seran | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN BALI.COM, SENTANI - Perjuangan pesilat putri Bali, Ni Kadek Astini di arena pencak silat PON XX Papua 2021 cukup luar biasa.
PON kali ini merupakan pertama kalinya bagi gadis asal Tegalalang, Gianyar, Bali ini.
Dia sempat menangis, minder dan down karena lawan yang dihadapi di nomor TGR tunggal putri berkelas alias label Pelatnas.
Namun, dia berhasil bangkit dan berjuang.
Ia berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk kontingen dan masyarakat Bali.
Penampilannya mengumpulkan poin 499.
Dia harus hadapi atlet pelatnas asal DKI Jakarta dan beberapa atlet lainnya dari Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan Jawa Tengah.
Dia kalah dari peraih emas atlet DKI Jakarta, Puspa Arumsari dengan poin 456, dan medali perak diraih pesilat Jawa Barat Risya Gunawan dengan poin 453.
Ni Ketut Astini sempat menangis pasca tampil di arena pencak silat GOR Toware Kabupaten Jayapura, Senin 11 Oktober 2021.
Tangisan itu karena dia minder saat hadapi atlet pelatnas pencak silat yang membela daerah mereka masing-masing.
"Lawannya juga berkelas karena atlet pelatnas, saya juga agak minder dan sedikit down, tapi saya berusaha keras untuk bisa meraih medali perunggu untuk masyarakat Bali di arena PON," kata Ni Kadek Astini usai tampil.
Secara detail, Astini mengungkapkan jika tangisan sesaat sesudah berada di luar arena tanding.
Saat itu, ia merasa takut dengan lawannya yang dominasi pelatnas yang belum tampil.
"Tadi nangis karena takut 50:50 (fifty-fifty). Lawan belum selesai bertanding semuanya. Lawan saya pelatnas semua," ujarnya.
Dia mengatakan, semoga kedepan bisa berlatih lebih giat lagi, kemudian kembali ikut PON dan astungkara menjadi yang terbaik.
"Saya tetap bersyukur apa yang dikasih sama Tuhan (medali perunggu, red)," katanya.
Prestasi Ni Ketut Astini di PON XX Papua 2021 menurun dibanding yang saat Pra PON (kualifikasi) di nomor TGR tunggal putri.
Saat itu, dia meraih medali perak.
"Saat Pra PON saya perak perak, PON saya meraih medali perunggu. Tapi tetap syukuri yang sudah dikasih Tuhan," katanya.
Sementara itu, pelatih Nyoman Kasia mengatakan sudah luar biasa pesilat Bali masuk final.
Ini perjuangan dari semua pihak.
"Semoga kedepan mereka bisa menjadi nomor satu di Indonesia. Menjadi juara itu tidak segampang membalik telapak tanggan," katanya.
Menurutnya, persiapan atlet sangat mepet ditengah pandemi Covid-19, ini situasi sulit yang harus dihadapi anak- anak sebelum tampil di PON.
Ini prestasi luar biasa diraih anak- anak silat.
Sementara itu, pada nomor beregu putra, silat Bali berhasil meraih medali perunggu setelah mendapat poin 455.
Baca juga: Cabang Olahraga Renang Bali Raih Dua Medali Perunggu Dalam PON XX Papua 2021
Baca juga: Rumah Ludes Terbakar, Istri Alami Gangguan Jiwa, Sudira Berharap Ada Uluran Tangan Dari Donatur
Baca juga: Keuntungan Apabila Beralih dari TV Analog ke TV Digital, Salah Satunya Tak Ada Biaya Berlangganan
Baca juga: Akan Terjadi Hingga Oktober 2021, Kenali Dampak Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Medali perak diraih DKI dengan poin 456, dan medali emas Jabar 462. (*)