Berita Nasional

Bakal Digelar di Bali, Staf Ahli Menkeu: Kesempatan Presidensi G20 Tak Boleh Disia-siakan

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto, dalam siaran persnya, mengatakan kepercayaan untuk memegang presidensi G20,

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Kemenkeu
Staf Ahli Menteri Keuangan (Menkeu) Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto 

Sifat responsif G20 masih dipertahankan hingga saat ini. Oleh karena itu, G20 fokus membahas pemulihan dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi.

"Tema "Recover Together, Recover Stronger," yang diusung untuk pertemuan tahun depan, juga merupakan respon dari kondisi saat ini, di mana negara-negara di dunia masih berusaha memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan pandemi, yang diyakini masih akan terasa hingga tahun 2022 mendatang," katanya.

G20 juga dikenal sebagai forum yang lebih luwes dibandingkan forum seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ke-luwes-an yang dimiliki G-20 berbeda dengan lembaga formal seperti PBB yang sangat terikat dengan formal treaty.

Oleh sebab itu, G-20 menjadi sangat adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus.

 Selain itu, G20 juga dikenal dengan kepatuhan para anggotanya melaksanakan kesepakatan.

Bisa dikatakan, posisi presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19.

Jika amanah tersebut dapat diemban dengan baik, maka kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan kembali meningkat, dan banyak dampak positif yang bisa dirasakan.

"Oleh karena itu, amanah yang diberikan kepada Indonesia sebagai presidensi G20, tidak boleh disia-siakan," ujar Suminto.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved