Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Ahli Forensik Kombes Sumy Hastry Ungkap Kunci Penting untuk Membuka Kasus Subang

Ahli Forensik Kombes Sumy Hastry Ungkap Kunci Penting untuk Membuka Kasus Subang

Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati
Ahli Forensik Mabes Polri Kombes Pol dokter Sumy Hastry Purwanti saat keluar dari Satreskrim Polres Subang, Kamis (28/10/2021). 

 
TRIBUN-BALI.COM - Misteri kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu belum juga terungkap hingga saat ini.

Mungkinkah polisi bisa mengungkap kasus itu?

Keduanya menjadi korban pembunuhan di rumahnya di Jalancagak, Subang, Jawa Barat 18 Agustus 2021 lalu.

"Jelas ini korban pembunuhan, karena meninggal tidak wajar," ujar Ahli forensik Polri Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti mengawali diskusinya bersama Kriminolog UI, Adrianus Meliala dikutip TribunnewsBogor.com dalam kanal Instagram @pusatforensikui pada Minggu (7/11/2021).

Baca juga: TERKINI Seputar Kasus Subang: Yosef Kembali Diperiksa Namun Tak Datang, Apa Alasannya?

Polwan yang akrab disapa dengan panggilan dr Hastry ini menambahkan, penanganan kasus tersebut diulangi dari awal dengan kata lain kasus tersebut dimentahkan lagi agar bisa menyamakan data secara jelas.

Ia menambahkan, hingga kini penyidik masih bekerja agar kasus tersebut segera terungkap

"Kenapa sampai sekarang belum bisa ditetapkan siapa pelakunya?. Karena teman-teman di kepolisian masih berusaha keras sampai sekarang," terang Polwan yang menjabat Kabid Dokkes Polda Jateng tersebut.

Menurutnya, sebelumnya pemeriksaan yang dilakukan masih berdiri sendiri.

Baca juga: UPDATE Kasus Subang: Ibu Danu Bungkam Usai Pemeriksaan, Yosef Tiba-tiba Batal Dipanggil, Kenapa?

Sehingga, saat ini mulai dikolaborasinya agar semua terkoneksi dengan temuan serta hasil penyidikan.

"Makanya sekarang dikolaborasi," kata dia.

Ia mengatakan, saat ini penanganan kasus tersebut dirunut lagi dari awal agar bisa disingkronkan dengan data dan temuan di lapangan.

"Olah tkp-nya tidak sinergi, jadi ternyata setelah digelar, masing-masing ahli berbicara itu tidak konek. Artinya, kita ulang lagi dari inafisnya, penyidikannya, IT-nya bahkan dari kedokteran kepolisian yang seperti saya dokteran forensiknya. Jadi sudah mulai kelihatan," ungkapnya.

Menurutnya, dalam penanganan kasus apapun kuncinya bersama-sama.

"Memang kuncinya harus bersama-sama," kata dia.

Terkait otopsi kedua, sambung dia, pihaknya hanya melengkapi data yang dibutuhnya dari TKP pembunuhan.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved