Periode Sulit Donnarumma Usai Keluar dari AC Milan, Sebut Menyakitkan Hati Kerap di Bench PSG
Kiper asal Italia, Gianluigi Donnarumma akhirnya angkat bicara soal karir dan unek-uneknya yang ia alami saat bergabung dengan Paris Saint-Germain
TRIBUN-BALI.COM – Kiper asal Italia, Gianluigi Donnarumma akhirnya angkat bicara soal karir dan unek-uneknya yang ia alami saat bergabung dengan Paris Saint-Germain atau PSG.
Suka tidak suka, Gianluigi Donnarumma punya awalan yang kurang ideal ketika menerima pinangan dari PSG.
Usai pilih hengkang dari AC Milan, Gianluigi Donnarumma pelan-pelan mengalami kemunduran performa setelah gabung ke PSG.
Sebelumnya Gianluigi Donnarumma adalah pemain utama dan jadi idola bagi fans AC Milan.
Namun keputusannya pindah dari AC Milan mengubah label pemain pujaan menjadi “pengkhianat” dengan tudingan tergiur soal gaji tinggi.
Baca juga: Pesan Serginho ke Franck Kessie di AC Milan: Jangan Melulu Soal Uang, Karirmu Ada di Sana
Baca juga: Fakta Suramnya Franck Kessie di Rossoneri, AC Milan Fokuskan Cuan 80 Juta Euro untuk 3 Pemain Ini

Dengan performa menawan selama di AC Milan, kiper nomor satu di Italia ini memiliki impian indah bersama PSG.
Paling tidak, Donnarumma bisa mengamankan posisi starting line-up reguler.
Namun kenyataannya tidak demikian bagi sang kiper.
Penjaga gawang 22 tahun ini justru menjadi ban serep dari Keylor Navas.
Musim ini, Donnarumma membukukan tujuh pertandingan dari ajang Ligue 1 dan Liga Champions.
Adik dari Antonio Donnarumma ini kemudian mencurahkan isi hatinya setelah mengalami periode yang kurang menyenangkan.
"Rivalitas dengan Navas mengganggu saya, tetapi itu tidak mempengaruhi penampilan saya," terang sang kiper, dikutip dari laman La Gazzetta dello Sport.
"Terkadang berada di bangku cadangan sangat menyakitkan hatiku."
Ia kemudian sedikit menyinggung bagaimana situasi berbeda pernah ia rasakan saat membela Rossoneri.
"Sewaktu di AC Milan, saya terbiasa memulai laga sebagai starter, dan sekarang kondisinya malah tidak mudah."