Berita Karangasem

Korban Gempa di Karangasem Diterpa Hujan Angin, Atap Hunian Sementara Diganti dari Terpal Jadi Seng

Hujan disertai angin kencang membuat atap hunian sementara atau shelter korban gempa di Desa Ban

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Saiful Rohim
Atap hunian sementara warga korban gempa diganti memakai seng, Selasa, 16 November 2021. Atap diganti untuk antisipasi hujan deras dan angin kencang - Korban Gempa di Karangasem Diterpa Hujan Angin, Atap Hunian Sementara Diganti dari Terpal Jadi Seng 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Hujan disertai angin kencang membuat atap hunian sementara atau shelter korban gempa di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, diganti.

Awalnya, shelter beratapkan terpal dan kini diganti memakai seng.

Kepala Bidang Kebencanaan dan Kesiapsiagaan BPBD Karangasem, I Putu Eka Putra Tirtana mengatakan, beberapa hari belakangan hujan turun dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama.

"Desa Ban bagian atas memang berpotensi dilanda hujan. Rata-rata hunian sementara warga sudah diganti dengan seng. Kemarin kami terima bantuan sekitar 2.000 seng," kata Eka Tirtana, Selasa 16 November 2021 siang.

Baca juga: Cegah Kebocoran Pendapatan Daerah, BPKAD Karangasem Berencana Bangun Portal Digital

Ia mengatakan, saat ini petugas kekurangan seng sekitar 700 lembar seng.

Ia berharap ada bantuan lagi.

Sejumlah instansi, kata dia, masih berdatangan ke Desa Ban untuk menyerahkan bantuan.

Perbekel Desa Ban, Gede Tamu Sugiantara mengatakan, sebagian besar warga yang terdampak tinggal di Desa Ban bagian atas.

Kata dia, potensi terkena hujan angin kencang cukup besar.

Ini yang membuat shelter diganti seng.

Gempa bumi berkekuatan 4,8 SR berdampak pada 2.045 kepala keluarga.

Sesuai data BPBD Karangasem tercatat 2.400 rumah rusak.

Angka itu belum termasuk bangunan lain seperti sekolah dan jalan raya.

Saat ini masih dalam proses pemulihan pasca bencana.

Belum ada yang bisa memastikan sampai kapan namun petugas berharap pemulihan berlangsung lebih cepat.

Sementara itu, bencana juga terjadi di Desa Songan, Kintamani, kemarin.

Pohon boni dikabarkan tumbang yang mengakibatkan sejumlah kendaraan warga mengalami kerusakan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengatakan pohon tumbang menimpa satu mobil bak terbuka dan dua motor yang terparkir.

Kata dia, kejadian tersebut merupakan dampak cuaca buruk yang terjadi belakangan ini.

Seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, cuaca buruk diprediksi akan terjadi hingga awal tahun 2022.

"Karenanya kami mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk mengenali dan waspada terhadap perubahan cuaca di sekitar," pesannya.

"Sebisa mungkin jauhi tebing-tebing di sekitar yang berpotensi terjadi longsor, dan apabila ada pohon besar agar ditebang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," sambung dia.

Motor Hilang Terseret Arus

Hujan deras yang mengguyur Buleleng menyebabkan air sungai di Jalan Pulau Obi, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng meluap.

Air sungai menggerus fondasi garasi mobil milik Luh Putu Indrayani (39), hingga jebol.

Alhasil motor dinas miliknya tercebur ke sungai lalu hilang terbawa arus.

Paman korban, Wayan Karmita mengatakan, runtuhan atap garasi juga menimpa satu mobil Karimun milik korban.

Baca juga: Atap Hunian Sementara Korban Gempa Bumi di Desa Ban Karangasem Diganti Dengan Seng

Warga bersama BPBD Buleleng bahu membahu mengevakuasi mobil agar tidak hanyut.

Korban yang merupakan pegawai di Dinas Pertanian Buleleng, bersama tiga anaknya mengungsi.

Mereka takut fondasi rumah ikut tergerus. (ful/mer/rtu)

Kumpulan Artikel Karangasem

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved