KISAH Spiritual Jero Balian Bayu, Belajar Mengobati dari Sang Ayah hingga Rutin Jalani Puasa
Apalagi ada beberapa teknik pengobatan Jero Balian Bayu, dilakukan dengan cara online atau jarak jauh
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Jero Putu Robinson menjawab, karena kelahiran Jero Balian Bayu pada hari Kamis. Hari yang identik dengan angin.
Alasan lainnya, kata dia, karena Jero Balian Bayu kerap bermimpi dicari oleh Dewa Hanoman.
Pernah suatu saat, ia bermimpi tersesat, lalu berada di lautan dengan ombak yang sangat besar. Kemudian diselamatkan oleh Dewa Hanoman, dan terkadang muncul pula sosok pendeta tua berpakaian putih.
“Dari sana ayah saya berkata, bahwa saya akan meneruskan menjadi balian di rumah,” ucapnya.
Namun karena ia masih muda dan merasa belum mumpuni, ia pun terus belajar dari sang ayah.
Hingga akhirnya Jero Balian Bayu menikah, dan diharuskan mawinten oleh sang ayah. Tak lama setelah itu, ada yang datang minta diobati olehnya. Padahal ia tidak kenal dengan orang tersebut, dan sama sekali belum pernah mengobati.
“Jadi setelah sembahyang ke Besakih, ada yang datang ke saya. Lehernya bengkak dan sering mimpi buruk, sakitnya terasa setelah menjelang malam atau sandya kala. Setelah saya sentuh, terjadilah reaksi kesakitan, teriak-teriak, dan tiba-tiba muntah,” sebutnya.
Dari sana kemudian segalanya mengalir begitu saja, dan Jero Balian Bayu kian sadar bahwa ia harus menjalani ini semua.
“Jadi praktek mengambil pasien itu baru-baru ini, kalau wangsit mau jadi balian sudah ada sejak SMP,” imbuhnya.
Ia menceritakan, saat ia duduk di bangku SD sering ada anak yang kesurupan. Namun entah mengapa, begitu disentuh anak yang kesurupan itu seketika sadar.
Baca juga: Mengenal Bayu Gana, Penggabungan Berbagai Ilmu Tenung dan Ramalan
Sadar sedari lama, tak membuat Jero Balian Bayu jumawa. Ia belajar dari ayahanda agar tetap membumi dan tidak sombong.
Ayahnya pun mengajarkan terus berdoa, puasa, meditasi, dan malukat. Serta menjauhi beberapa pantangan, seperti berjudi, minum alkohol, dan masih banyak hal lainnya yang perlu dihindari.
“Terkadang saya puasa full tidak konsumsi apapun, dari matahari terbit sampai terbenam. Terkadang puasa mamutih hanya konsumsi nasi putih dan air putih saja, lalu itu dilakukan saat hari suci Purnama dan Tilem,” sebutnya. Tidak memakan daging kaki empat terutama daging sapi.
Jero Balian Bayu menjelaskan, seekor sapi adalah seorang ibu yang mampu menghidupi anak-anaknya dengan susu. Kemudian susu itupun, diminum oleh manusia membuat sehat dan pintar.
Sisi lainnya, sapi berhubungan erat dengan Dewa Siwa. Sehingga sangat disucikan di Bali ataupun dalam ajaran Hindu. Sisanya Jero Balian Bayu hanya memanjatkan doa kepada sesuhunan, karena setiap balian mempunyai sesuhunan.