Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
TERKINI Kasus Subang: dr Hastry Duga Ada Settingan Antar Pelaku, Hingga Kesaksian Danu Khayalan?
Hari ke-103 Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subag, dr Hastry duga ada settingan antara pelaku pembunuhan.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SUBANG – Menginjak hari ke-103 Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang belum berhasil menemukan titik terang.
Kasus Subang yang bergulir saat ini menewaskan Ibu dan Anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23).
Belum terungkapnya kasus pembunuhan Subang inipun membuat banyak asumsi liar beredar di masyarakat.
Selain itu, terdapat kemungkinan bila pelaku pembunuhan Kasus Subang sengaja membuat settingan dengan memecah kubu-kubu dan memberikan kesaksian yang berbeda agar mengecoh polisi.
Dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Senin, 29 November 2021 dalam artikel berjudul Ada Apa Mimin Istri Muda Yosef Diperiksa Lagi? Polisi Tak Butuh Pengakuan Pelaku Ungkap Kasus Subang, terkait hal ini, dokter ahli forensik Mabes Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengatakan kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Bisa aja di-setting karena kejahatan semakin canggih, dan mereka seperti sudah ada perencanaan yang matang," kata dr Hastry dikutip dari kanal YouTube Denny Darko pada Senin, 29 November 2021.
dr Hastry juga tidak menyangkal ada motif lain di balik pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Baca juga: Terkini Pembunuhan Subang, Pengakuan Danu Hanya Khalayan dan Bualan? Kombes Hastry Angkat Bicara
Bisa jadi motif itu terkait dengan uang dan ekonomi.
Karena motif itu lah, yang membuat sebenarnya pembunuhan itu hanya menyasar pada seseorang, tetapi akhirnya yang terbunuh lebih dari satu.
"Mungkin dari dua jenazah, sebenarnya hanya satu. Tapi yang satu, kenapa ikut meninggal padahal bukan TO (target)?
Ya, mungkin waktu itu dia melihat. atau pelakunya pengen menghilangkan jejak sekaligus, biar tidak dikenal," terang dr Hastry.
Menurut dr Hastry, secara teori, pembunuhan berencana lebih dari satu.
"Tapi kalau jenazah dua atau tiga, saya yang sering hadapi kasus, bisa lebih dari satu. Karena korban pasti melakukan perlawanan. Kalau sendiri gak mungkin menyelesaikan, membawa kemana-mana. Minimal ada yang bantu," katanya.
Polisi Tak Butuh Pengakuan Pelaku
Masih dalam artikel yang sama, dr. Hastry memastikan, dalam kasus ini polisi tidak membutuhkan pengakuan pelaku.
Menurutnya, bukti-bukti ilmiah seperti DNA, tes kebohongan dan tulisan sudah bisa menjerat pelakunya.
Dalam mengumpulkan bukti ilmiah ini pihaknya juga memprofil pelakunya. Salah satunya yakni profil merokoknya.
Baca juga: UPDATE Pelaku Kasus Subang: Calon Tersangka 3 Orang Lebih Disebut Bakal Bermanuver, Seperti Apa?
"Ada orang merokok berbeda-beda. Dari mereknya, cara pegangnya dan dari sisa rokoknya. Kita lihat dan kita profil semua. KIta amati waktu dia ditanya-tanya, dikasih rokok," ungkapnya.
Menurut dr Hastry, meski pelaku berusaha menghilangkan profil-nya, hal itu akan susah sekali karena sudah menjadi kebiasaan.
"kebiasaan itu susah, tak diduga," katanya.
Menurutnya, dengan mengetahui kebiasaannya maka akan langsung mengerucut.
"Ada bukti, ada rekamannya, dibandingkan nanti. Dia tidak bisa mengelak lagi. Pasti dimasukkan di BAP," tukasnya.
Sosok Pembawa Nasi Goreng
Dilansir Tribun-Bali.com dari TribunJabar.id pada Senin, 29 November 2021 dalam artikel berjudul Sosok Ini Disebut Bawa Nasi Goreng ke TKP Kasus Subang Malam Sebelum Kejadian, Ini Kata Kuasa Hukum, pada pemeriksaan beberapa waktu lalu yang melibatkan Yosef dan Danu tadapat dugaan bahwa pada malam sebelum kejadian kasus Subang, ada sosok misterius yang datang dan membawa nasi goreng ke TKP.
Hal itu berdasarkan temuan polisi saat olah TKP. Dalam temuan itu, ada bungkus nasi goreng di rumah Amalia.
Baca juga: Kombes Hastry: Pelaku Pembunuhan Subang Ada Kemungkinan Lakukan Manuver Saling Lapor, Semakin Jelas?
Pertanyaannya, siapa yang membawakan nasi goreng pada malam sebelum kejadian, itu masih jadi misteri. Sosok tersebut setidaknya tahu apa yang terjadi pada malam sebelum kejadian.
Hanya saja, beredar kabar bahwa Danu pada 17 Agustus 2021 atau pada malam sebelum kejadian, sempat membeli nasi goreng.
Namun, setelah mengetahui kabar tersebut, pihak kuasa hukum Danu mengatakan bahwa dari kesaksian Danu hal tersebut tidak benar.
"Menurut kesaksian Danu itu tidak benar, Danu disaat malam sebelum kejadian tidak kemana-mana atau tidak membeli nasi goreng," ucap Achmad Taufan kuasa hukum Danu saat dihubungi melalui sambungan seluler, Senin, 29 November 2021.
Biarpun seperti itu, Taufan pun tetap mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dan masih menunggu hasil akhir dari perkara yang sampai dengan saat ini masih terus berjalan.
"Kami tetap percayakan kepada penyidik yah apalagi sekarang sudah ditangani oleh Polda Jabar, apapun hasilnya nanti kita tunggu saja," katanya.
(*)