Berita Bali

Lebih Rentan pada Varian Omicron, Pemerintah Gencarkan Program Vaksinasi Covid-19 untuk Anak

Program vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun telah berjalan secara bertahap, selain melindungi anak, vaksinasi anak juga turut mencegah penularan

Tribun Bali/Badrun
Ilustrasi - Vaksinasi covid-19 untuk anak di SDN 1 Gianyar, Bali, Rabu 15 Desember 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM – Program vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun telah berjalan secara bertahap, selain melindungi anak, vaksinasi anak juga turut mencegah penularan kepada anggota keluarga. 

Namun lebih dari itu, cakupan vaksinasi anak akan mendorong terciptanya herd immunity yang diharapkan bisa membentengi masyarakat dari transmisi virus dan akibat yang lebih buruk.

Dokter spesialis anak sekaligus anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia KOMDA KIPI, Mei Neni Sitaresmi mengatakan, anak-anak perlu mendapatkan vaksinasi karena sampai saat ini tercatat 10-12 persen populasi yang terkena Covid-19 di rentang usia ini.

Angka tersebut artinya, lebih dari setengah juta anak terinfeksi. 

Baca juga: Indonesia Kini Catat 19 Orang Positif Omicron, Pelaku Perjalanan Internasional Meningkat

“Dan kalau kita lihat jumlah kematiannya, sampai saat ini mencapai lebih dari 1.000. Itu bukan jumlah yang sedikit,” tegas Mei Neni dalam keterangan tertulisnya, Minggu 26 Desember 2021.

Masuknya varian Omicron yang sangat mudah menular di Indonesia, kata Mei, menjadikan semua pihak harus lebih berhati-hati. 

“Kita sangat khawatir karena anak-anak lebih rentan terhadap varian ini,” imbuhnya.

Mei Neni juga mengingatkan, perlunya orang tua selalu mendampingi, karena hal ini bukan hanya masalah kesehatan fisik, namun juga dapat menimbulkan trauma bagi anak. 

Anak dikatakan Mei harus mendapatkan perlindungan, karena mereka memiliki hak untuk hidup dan bertumbuh kembang. 

Selain melindungi anak, vaksin tersebut juga memberikan perlindungan bagi orang-orang di sekitarnya. 

“Gejala pada anak memang ringan, tapi harus diingat bahwa mereka bisa menjadi sumber penularan bagi sekitarnya, terutama ya karena suatu sebab belum bisa divaksinasi,” tutur Mei.

Sebagai contoh, katanya, balita dan lansia dengan komorbid tidak stabil. 

Baca juga: Orang Pertama Meninggal Akibat Omicron Diumumkan Israel, Pria 60 Tahun dengan Penyakit Serius

Karena anak-anak lebih mudah dijangkau, ujarnya, diharapkan cakupan vaksinasinya dapat mendorong segera tercapainya herd immunity dan pencegahan penularan lebih optimal. 

“Cakupan vaksin yang tinggi juga akan menunda terjadinya mutasi pada virus,” tambah Mei.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved