Persib
Sindir Robert Alberts Soal Fenomena Klub Liga 1 yang Hobi Gonta-ganti Pelatih Pecahkan Rekor Dunia
Sosok pelatih Maung Bandung, Robert Alberts melontarkan opininya terkait fenomena gonta-ganti pelatih di kompetisi Liga 1 2021/2022.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Sosok pelatih Maung Bandung, Robert Alberts melontarkan opininya terkait fenomena gonta-ganti pelatih di kompetisi Liga 1 2021/2022.
Robert Alberts membeberkan dari 18 klub di Liga 1, 12 di antaranya telah melakukan pergantian pelatih.
Menurut Robert, persoalan pergantian pelatih ini membawa kompetisi Liga di Indonesia memecahkan rekor dunia.
Pasalnya, jarang terdapat kompetisi sepak bola di belahan dunia manapun yang punya peristiwa serupa seperti di Indonesia.
Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi pers via virtual pada Kamis 6 Januari 2022.
Baca juga: Robert Alberts Yakin Persib Bandung Bisa Bangkit Lawan Persita Tangerang
Baca juga: PERSIB BANDUNG Jangan Lengah, Persita Tangerang Tebar Ancaman

"Berdasarkan pengamatan saya ada 12 dari 18 klub yang memutuskan untuk mengganti pelatihnya sebelum putaran kedua kompetisi," tutur Robert.
"Ini adalah salah satu rekor dunia yang dipecahkan kompetisi sepak bola kita (Indonesia), karena tidak ada satupun kompetisi sepak bola di dunia yang mana ada 12 dari 18 klub yang mengganti pelatihnya di paruh musim kompetisi," papar dia.
Baca juga: Jelang Hadapi Persib Bandung, Bali United Resmikan Irfan Jaya Sebagai Winger Baru
Baca juga: Update Klasemen Liga 1 2021/2022: Bali United Tumbang Lawan Persebaya, Persib Ditempel Ketat
Sejak Liga 1 musim ini bergulir pada September 2021, sejumlah tim memang sudah melakukan pergantian pelatih.
Misalnya, Borneo FC, PSIS Semarang, Persiraja Banda Aceh, Madura United, Persik Kediri, Persipura Jayapura, Persikabo 1973, Persela Lamongan, Barito Putera, dan PSS Sleman.
Bahkan ada klub Liga 1 yang melakukan pergantian pelatih lebih dari satu kali.
PSIS Semarang misalnya, sempat ditinggalkan Dragan Djukanovic dan memaksa Imran Nahumarury menggantikannya sebagai caretaker.

Setelah itu, hadir Ian Gillan yang menangani PSIS. Namun, Ian Gillan kemudian diangkat menjadi direktur teknik dan posisi kepelatihan kembali menjadi diemban oleh Dragan Djukanovic.
Kondisi ini disebut Robert persoalan serius dalam dunia sepak bola profesional.
"Tentu saja ini adalah masalah serius dalam sepak bola profesional. Karena seorang pelatih membutuhkan waktu untuk membangun pondasi yang kuat, tidak ada cara instan, kami harus membuat gambaran bagaimana sebuah tim akan berjalan ke depannya," tutur Robert.
"Kami harus menanamkan filosofi sepak bola pada pemain, menciptakan pondasi dan karakter dalam bermain," sambung dia.

Robert sangat menyayangkan banyaknya pergantian pelatih yang terjadi saat ini.