Berita Internasional

Matahari Buatan China Diperkirakan Habiskan 1 Triliun Dollar, Berikut Tujuan dari Proyek EAST

Matahari buatan China membuat rekor dunia baru setelah memanaskan plasma hingga suhu lima kali lebih panas daripada mataharahi selama 17 menit.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
STR/AFP
Personel teknis memeriksa perangkat fusi nuklir HL-2M China, yang dikenal sebagai matahari buatan, di laboratorium penelitian di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, pada Jumat (4/12/2020). China berhasil menyalakan matahari buatan untuk pertama kalinya, menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir negara itu. 

TRIBUN-BALI.COM Matahari buatan China atau ‘Artficial Sun’ telah membuat rekor dunia baru setelah memanaskan plasma hingga suhu lima kali lebih panas daripada matahari dan bertahan selama lebih dari 17 menit.

Kantor Berita Xinhua melaporkan reaktor fusi nuklir EAST (Experimental Advanced Superconducting Tokamak) mempertahankan suhu 158 juta derajat Fahrenheit (70 juta derajat Celcius) selama 1.056 detik.

Pencapaian ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat namun signifikan untuk menciptakan sumber energi bersih yang hampir tak terbatas.

Reaktor fusi nuklir eksperimental China sebelum telah memecahkan yang dibuat oleh Tore Supra tokamak Prancis pada tahun 2003, di mana plasma dalam lingkaran melingkar tetap pada suhu yang sama selama 390 detik.

EAST sebelumnya telah mencetak rekor lain pada Mei 2021 dengan berlari selama 101 detik pada 216 juta F (120 juta C) yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Inti matahari yang sebenarnya, sebaliknya, mencapai suhu sekitar 27 juta F (15 juta C).

"Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi," kata pemimpin eksperimen Gong Xianzu, peneliti di Institut Fisika Plasma dari Akademi dikutip Tribun-Bali.com dari situs Live Science pada Senin, 10 Januari 2022.

Lebih dari 70 tahun, para ilmuwan telah melakukan percobaan memanfaatkan kekuatan fusi nuklir untuk membuat matahari buatan.

Baca juga: REKOR BARU, Matahari Buatan China Menyala Selama 17 Menit

Proses ini dilakukan dengan penggabungan atom hidrogen untuk membuat helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, apa yang disebut bintang deret utama mampu mengubah materi menjadi cahaya dan panas, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif tahan lama.

Namun mereplika kondisi matahari bukan lah hal yang mudah.

Desain paling awal reaktor fusi, Tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma (salah satu dari empat keadaan materi, terdiri dari ion positif dan elektron bebas bermuatan negatif) sebelum menjebaknya di dalam ruang reaktor berbentuk donat dengan medan magnet yang kuat.

Akan tetapi, menjaga gulungan plasma yang bergolak dan super panas di tempatnya cukup lama untuk terjadinya fusi nuklir, telah menjadi proses yang melelahkan.

Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang Tokamak pertama pada tahun 1958, tetapi tidak ada yang pernah berhasil membuat reaktor eksperimental yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Salah permasalah utama adalah bagaimana menangani plasma yang cukup panas dalam keadaan melerbut.

Reaktor fusi membutuhkan suhu yang sangat tinggi, bahkan berkali-kali lebih panas daripada matahari, karena harus beroperasi pada tekanan yang jauh lebih rendah daripada tempat fusi secara alami terjadi di dalam inti bintang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved