BENARKAH Ada Perbudakan Modern di Rumah Bupati Langkat? Kapolda Jelaskan Temuan Kerangkeng Manusia

Aparat menemukan tempat menyerupai kerangkeng berisi 3-4 orang di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin.

Editor: Bambang Wiyono
TRIBUN MEDAN/SATIA
Rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin digeledah KPK, Rabu (19/1/2022). 

TRIBUN-BALI.COM, MEDAN - OTT KPK terhadap Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin menguak fakta baru yang ditemukan di rumahnya.

Saat aparat masuk rumah Bupati Langkat, menemukan ada tempat menyerupai kerangkeng untuk manusia. 

Untuk apa ada kerangkeng di rumah sang bupati

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak angkat bicara mengenai dugaan adanya perbudakan modern di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin.

Panca membenarkan menemukan ada tempat menyerupai kerangkeng. 

Kepada wartawan pada Senin (24/1/2022) siang, Panca menjelaskan, saat membantu tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah Bupati Langkat memang menemukan ada tempat menyerupai kerangkeng berisi 3-4 orang.

"Dari pendataan atau pendalaman itu bukan soal 3-4 orang itu. Tapi kita dalami itu masalah apa. Kenapa ada kerangkeng. Dan ternyata dari hasil pendalaman kita, itu memang adalah tempat rehabilitasi yang dibuat yang bersangkutan secara pribadi yang sudah berlangsung selama 10 tahun untuk merehabilitasi korban pengguna narkoba," katanya.

Dikatakannya, orang yang di dalam kerangkeng itu adalah pengguna narkoba yang baru masuk dua hari dan sehari sebelum OTT dan yang lainnya sedang bekerja di kebun kelapa sawit.

"Yang lainnya sedang bekerja di kebun. Jadi pagi kegiatan mereka. Kegiatan itu sudah berlangsung selama 10 tahun. Yang bersangkutan itu menerangkan bahwa itu waktu saya tangkap di perjalanan saya dalami, itu sudah lebih 10 tahun dan pribadi," katanya  

Ketika ditanya mengenai izin, Panca menegaskan tempat rehabilitasi itu walaupun sudah berlangsung selama 10 tahun belum memiliki izin.

Pihaknya sudah mendalami siapa yang bekerja di sana.

Hasil pendalaman, lanjut Panca, mereka adalah warga binaan yang sudah sehat dan dipekerjakan di kebun sawit milik bupati. 

"Dan sebagian besar di sana direhab di sana oleh pribadinya, cukup baik. Kesehatannya bagaimana? Sudah dikerjasamakan dengan puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan kabupaten," katanya.

Menurutnya, adanya rehabilitasi tersebut niatnya baik tetapi harus difasilitasi secara resmi.

Pihaknya sudah mendorong BNNP Sumut untuk bisa memfasilitasi yakni diajak dan dibina. 

"Yang begini ini harus terus kita (dorong). Kita tahu Provinsi Sumut jadi tempat nomor 1 dan ini jadi konsen kita. Kita harus tumbuh kembangkan tempat-tempat rehabilitasi swasta karena pemerintah tak mampu. Dan tentu harus legal," katanya.

Beberapa waktu lalu, dia sudah mengecek tahun ini ada peningkatan biaya untuk korban narkoba. 

Perbudakan modern

Mengenai penyebutan perbudakan modern oleh Migrant Care yang akan melaporkan ke Komnas HAM, Panca mempersilakan untuk melapor. 

"Silakan melapor. Saya kan sampaikan berdasar hasil pemeriksaan ketika melakukan penangkapan kemarin. Dan tidak ada penganiayaan," katanya.

Dia sudah bertanya kepada anggotanya di lapangan kenapa ada memar pada orang yang ada di dalam kerangkeng itu.

"Masih didalami tapi saya tanya ke anggota di lapangan kenapa kok ada memar itu akibat dari karena biasanya dia melawan. Dan orangnya juga sedang tak sadar juga. Kita periksa masih tes urinnya, masih positif," katanya.

Mengenai apalagi mereka digaji selama dipekerjakan di kebun sawitnya, Panca mengatakan  hal tersebut masih didalami.

"Selama masa rehab, setelah mereka mulai baik mereka dipekerjakan di kebun. Ada yang ke pasar. Belanja. Masalah digaji atau tidak saya belum dapat. Ini kan di rehab. Siapa digaji dan siap yang menggaji. Itu sedang kita dalami," katanya. 

Sementara itu, dikonfirmasi melalui telepon pada Senin pagi, Badriyah dari Migrant Care mengenai dugaan adanya perbudakan modern itu, dia membenarkannya namun masih menjawab dengan singkat.

"Iya benar nanti jam 12 atau 1 siang, habis makan lah, kita share rilisnya," katanya sambil buru-buru menutupi teleponnya. 

Sosok Terbit Rencana Perangin Angin

Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin.
Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. (KOMPAS.com)

Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin, terjaring dalam kegiatan OTT KPK.

Bupati yang dilantik pada 20 Februari 2019 ini terjaring OTT KPK bersama sejumlah pihak, Selasa (18/1/2022) malam.

Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri, pun membenarkan adanya giat operasi tangkap tangan terkait dugaan tindak pidana korupsi di di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

“Benar, informasi yang kami peroleh, Selasa malam tim KPK berhasil menangkap beberapa pihak dalam kegiatan tangkap tangan terkait dugaan tindak pidana korupsi di Kabupaten Langkat propinsi Sumatera Utara," kata Ali dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (19/1/2022), dilansir Tribunnews.

Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin lahir lahir di Raja Tengah, Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, 24 Juni 1972.

Ia diketahui memiliki hobi bermain olahraga badminton. 

Selain itu, juga memiliki moto dalam hidup, yakni Hidup Hanya Sekali Berbuatlah Yang Terbaik. 

Terbit Rencana Perangin Angin menjabat sebagai Bupati Langkat sejak 20 Februari 2019.

Dikutip dari langkatkab.go.id, Terbit Rencana PA dan H Syah Afandin SH terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Langkat periode 2019-2024.

Keduanya dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, atas nama Presiden Republik Indonesia di Aula Raja Inal Seregar Kantor Gubsu, Medan, Rabu (20/2/2019).

Sebelum menjabat bupati, Terbit juga pernah duduk di kursi orang nomor satu di DPRD Langkat pada periode 2014-2018.

Jauh sebelum terjun ke politik, Terbit juga aktif pada dunia organisasi kepemudaan.

Kemudian, mulai tahun 1997 hingga sekarang, Terbit masih menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila. 

Lalu, ia juga menjabat sebagai Ketua SPTI/SPSI Kabupaten Langkat, pada tahun 2002 -2022. 

Selain itu, Terbit juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kabupaten Langkat, pada tahun 2015-2020. 

Mengenai Pendidikan, pada tahun 1981, Terbit mulai mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Inpres No. 053963 Raja Tengah, ia lulus tahun1987, sebagaimana dilansir TribunMedan.

(tribunnews.com/kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul https://medan.kompas.com/read/2022/01/24/130121078/kerangkeng-manusia-ditemukan-di-rumah-bupati-langkat-kapolda-sumut-itu-tempat?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved