Berita Badung
13 Persen Dosen Unud Bergelar Profesor, Kini Memiliki Total 175 Guru Besar
Untuk memperlancar capaian guru besar bagi dosen-dosen, Universitas Udayana sudah melakukan hal-hal yang perlu dilakukan sejak beberapa tahun lalu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Awal tahun 2022 ini dosen yang menyandang profesor atau guru besar di Universitas Udayana (Unud) bertambah 6 orang, dan mereka secara resmi telah dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap, Sabtu (29/1).
Kegiatan pengukuhan yang digelar secara luring (tatap muka dan daring) ini dihadiri oleh Rektor Unud Prof DR Ir I Nyoman Gde Antara M.Eng, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, perwakilan guru besar Unud, Senat Unud dan sejumlah keluarga dari guru besar yang dikukuhkan.
"Astungkara Universitas Udayana hari ini mengukuhkan guru besar, bertahap keluar surat keputusan guru besarnya. Jadi, dengan demikian sekarang di Universitas Udayana ada 175 orang guru besar dari berbagai disiplin ilmu. Ini kalau kita persentasekan adalah sekitar 13 persen dari jumlah dosen di Universitas Udayana," ujar Rektor Unud, Prof. Antara.
Menurut rektor, angka 13 persen ini sudah sangat baik karena persyaratan minimal adalah 10 persen.
Baca juga: Menko PMK Pastikan Kesiapan Bandara Ngurah Rai Jelang Kegiatan Internasional G20 dan GPDRR 2022
Baca juga: Sahabat Ganjar Mantapkan Kekuatan di Bali, Dorong PDIP Jadikan Capres
Baca juga: Pandemi COVID-19, DANA Malah Catat Rekor Jumlah Pengguna Baru, Inovasi Fitur & Kemitraan Jadi Kunci
Baca juga: Prakiraan Cuaca 30 Januari 2022, Bali Cerah Berawan, Cuaca Bersahabat di 8 Destinasi Wisata Utama
Selain itu, jelas Prof. Antara, hal lain yang cukup menggembirakan bahwa sekarang ada 414 dosen dengan jabatan lektor kepala di Unud.
Para lektot kepala ini akan didorong untuk segera mengusulkan guru besarnya, sehingga nanti pertumbuhan guru besar di Universitas Udayana semakin baik. Apalagi, ada beberapa guru besar yang akan purna tugas beberapa tahun yang akan datang.
"Ini yang harus kita antisipasi, sehingga nanti pertumbuhan guru besar baru itu tetap di atas dari pertumbuhan guru besar yang purna tugas. Itu yang pertama kita antisipasi," imbuh Prof. Antara.
Untuk memperlancar capaian guru besar bagi dosen-dosen, Universitas Udayana sudah melakukan hal-hal yang perlu dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu.
Sekitar 5 sampai 6 tahun lalu, kata Prof. Antara, Unud sudah melakukan apa hal-hal yang bisa dilakukan dalam rangka mempercepat atau mendorong para dosen di Universitas Udayana ini mencapai guru besar dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Enam orang guru besar yang dikukuhkan dalam Upacara Akademik Universitas Udayana dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar Tetap diantaranya adalah Prof. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.MK(K); Prof. Dr. Ida Bagus Anom Purwabangsa, S.E,.M.M.; Prof. Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati, S.E,.M.M.; Prof. dr. I Md. Ady Wirawan, S. Ked.,M.P.H.,Ph.D; Prof. Dr. I Wayan Budiasa, S.P.,M.P.; Prof. Dr. Ir. Sri Mulyani M.P. (Alm);.
Wagub Bali Cok Ace menghadiri kegiatan pengukuhan, salah-satu alasannya karena seorang guru besar yang ditetapkan adalah adiknya.
Cok Ace mengatakan, pengukuhan guru besar adalah hal penting kendati rutin yang dilakukan di universitas. Namun, mengingat masih dalam pandemi Covid-19 dan kegiatan ini diadakan secara luring, maka tidak semua anggota keluarga para guru besar baru ini dapat hadir langsung di sini.
"Ini momen sangat penting sebenarnya bagi keluarga mereka. Tetapi, karena kondisi Covid-19, jadi harus dapat memakluminya. Dan bagi saya ini adalah hari yang penting karena salah-satu adik saya meraih jabatan guru besar pada hari ini," ungkap Cok Ace.
Ia berharap, gelar tertinggi akademik ini menjadi motivasi serta menginspirasi banyak orang bahwa pendidikan tidak pernah ada hentinya, karena usia tidak menjadi batas bagi seseorang untuk belajar dan terus belajar.(*)