Berita Klungkung
Ritual Mapepada Wewalungan di Klungkung Digelar Hari Ini, Sucikan Hewan untuk Sarana Tawur Agung
Ritual Mapepada Wewalungan di Klungkung digelar di Catus Pata Semarapura, Klungkung, Bali hari ini Selasa 1 Maret 2022.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Ritual Mapepada Wewalungan di Klungkung digelar di Catus Pata Semarapura, Klungkung, Bali hari ini Selasa 1 Maret 2022.
Ritual ini bertujuan untuk menyucikan semua jenis wewalungan (hewan sarana upacara) yang akan dipergunakan dalam Upacara Tawur Agung Kesanga, serangkaian Hari Raya Nyepi.
Upacara mapepada wewalungan tahun ini sama seperti tahun sebelumnya.
Jumlah peserta yang terlibat langsung dalam upacara dibatasi, mengingat masih dalam suasana pandemi.
Baca juga: Antisipasi Kelangkaan Minyak Goreng Jelang Hari Raya Nyepi, Pemkab Klungkung Gelar Operasi Pasar
"Tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, sehingga pelaksanaan ritual ini masih menerapkan prokes."
"Minimal memakai masker dan menjaga imun tubuh. Meskipun demikian, tidak mengurangi makna dari ritual ini,"
ujar panitia acara Dewa Ketut Soma.
Upacara Mapepada Wewalungan tahun ini dilaksanakan oleh Desa Adat Anjingan, Banjarangkan.
Dipuput oleh Ida Pedanda Gde Rai Pidada dari Gria Sengguhan, Semarapura.
Upacara ini dilaksanakan untuk menyucikan wewalungan (hewan korban), yang digunakan untuk melengkapi rangkaian upacara Tawur Agung Kesanga yang akan digelar Rabu 2 Maret 2022 atau sehari jelang Hari Raya Nyepi.
Hewan wawalungan meliputi kerbau, kambing hitam dan putih, sapi, anjing bangbungkem, babi hitam, angsa, ayam manca dan ayam panyirang, bebek belang kalung dan putih, penyu dan sarana upakara lainnya disucikan dengan didoakan, lalu dituntun murwa daksina (mengitari) catus pata Kota Semarapura sebanyak 3 kali putaran arah jarum jam.
Sesuai keyakinan, semua hewan korban suci itu diantarkan ke dewa sesuai dengan pengelompokannya.
Baca juga: Klungkung Usulkan 2 Kapal Roro ke Pusat, Setarakan Harga Kebutuhan Pokok dan Meterial
Binatang berkaki dua diantarkan ke Iswara, binatang kaki empat diantarkan ke Brahma, binatang yang merangkak seperti penyu diantarkan ke hadapan Mahadewa.
Sedangkan untuk ikan dan binatang tanpa kaki diantarkan kepada Dewa Wisnu.
Selanjutnya untuk pepohonan seperti pohon pisang dan belimbing diantarkan kepada Dewa Siwa.
“Proses purwa daksina ini untuk mengantarkan rohnya kembali ke asalnya."
"Berdasarkan keyakinan umat hindu, upacara ini untuk roh hewan korban, agar nanti terlahir kembali menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya," terang Dewa Ketut Soma. (*)
Berita lainnya di Berita Klungkung