Konflik Rusia vs Ukraina
AS Peringatkan China Tak Ambil Keuntungan Membantu Rusia Atasi Sanksi Barat
Permintah Amerika Serikat memperingatkan keras kepada China untuk tidak membantu Rusia dalam mengatasi saksi yang diperikan pihak barat.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan keras kepada China untuk tidak membantu Rusia dalam mengatasi sanksi yang diberikan pihak barat.
Pemerintah Joe Biden pun turut meminta Negeri Tirai Bambu tersebut mengambil keuntungan bisnis dari sanksi terhadap Moskow.
Adapun Gedung Putih meminta China untuk diam dan tidak membantu Moskow menghindari kontrol ekspor atau memproses larangan transaksi keuangan.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan negara-negara G7 akan segera mengumumkan tanggapan untuk memastikan Rusia tidak dapat menghindari sanksi Barat yang dikenakan atas invasinya ke Ukraina dengan bantuan China atau negara lain mana pun.
Lebih lanjut, Jake mengatakan keputusan tersebut tidak dikhususkan bukan hanya untuk China namun akan berlaku bagi setiap negara yang membantu ekonomi Rusia baik itu dengan cara yang disengaja dan aktif, untuk melemahkan atau melemahkan sanksi yang kami berikan.
"Kami mengharapkan komunikasi serupa oleh Uni Eropa dan masing-masing negara Eropa,” ujar Jake dikutip Tribun-Bali.com dari Reuters pada Kamis 24 Maret 2022.
Xi Jinping Kecam Keras Tindakan Rusia
Presiden China XI Jinping mengungkapkan jika pihaknya mengutuk saksi barang yang diberikan kepada Rusia.
Menurutnya, sanksi yang diberikan oleh pihak barat tersebut justur akan membuat rakyat negeri berjuluk Beruang Merah ini menderita.
Bahkan, Xi mengatakan keputusan tersebut secara tidak langsung mengekang proses perkembangan rakyat Rusia.
Baca juga: Forum IPU di Bali, Usulan Resolusi Konflik Rusia-Ukraina Dapat Suara Terbanyak Emergency Item
Pembatasan ekspor AS dimaksudkan untuk memblokir akses Rusia ke barang-barang penting seperti elektronik komersial, komputer, dan suku cadang pesawat.
Washington khawatir bahwa China dapat membantu Rusia "mengisi ulang" dan mengakses produk-produk ini dengan melanggar pembatasan perdagangan.
Pemerintah AS memiliki alat untuk memastikan itu tidak terjadi, Sullivan menambahkan.
Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat akan menghukum setiap perusahaan yang melanggar kontrol ekspor barang-barang seperti semikonduktor.
Dalam hal pembayaran, Sullivan mengatakan, Amerika Serikat dan sekutu G7-nya akan menanggapi "upaya sistematis, upaya skala industri untuk mencoba mengarahkan kembali penyelesaian pembayaran keuangan."
China tidak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina, meskipun telah menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang perang.
Rusia Bantah Targetkan Warga Sipil
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat telah menilai bahwa anggota pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang.
Blinken mengatakan ada banyak laporan kredibel tentang serangan tanpa pandang bulu dan serangan yang sengaja menargetkan warga sipil, serta kekejaman lainnya.
Baca juga: 15 Ribu Tentara Rusia Tewas, Kini Nyawa Vladimir Putin yang Diburu, Berencana Diracun
Yang paling parah adalah pelabuhan selatan Mariupol, di mana ratusan ribu orang telah berlindung sejak hari-hari awal perang di bawah pemboman terus-menerus dan dengan pasokan makanan, air dan pemanas terputus.
Foto-foto satelit dari perusahaan komersial Maxar menunjukkan kehancuran besar-besaran dari apa yang dulunya merupakan kota berpenduduk 400.000 orang, dengan bangunan apartemen tempat tinggal yang terbakar.
Sebanyak 4.554 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Rabu, kata seorang pejabat senior, jauh lebih sedikit dari hari sebelumnya.
Kepala staf angkatan bersenjata Ukraina Kamis pagi mengatakan Rusia masih berusaha melanjutkan operasi ofensif untuk merebut kota Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol.
Untuk mengatasi kekurangan pasukan, Moskow memindahkan unit baru di dekat perbatasan Ukraina dan memanggil tentara yang baru-baru ini bertugas di Suriah, tambahnya dalam sebuah posting Facebook.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/jode-biden-dan-xi-jinping.jpg)