Mencintai Bumi Bersama Anagata, Token Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa

Alam Hijau Anagata atau AHA lahir sebagai token kripto karya anak bangsa, yang mengusung misi pengurangan emisi karbon.

Editor: Kander Turnip
Istimewa
PT Alam Hijau Anagata mengadakan rangkaian kegiatan soft launching di Bali, di antaranya dengan penanaman mangrove di Serangan, Denpasar, 20 Februari 2022, selanjutnya penanaman 1.000 mangrove pada 15 Maret 2022 di Buleleng, dan penanaman 1.200 bibit Mangrove di Pantai Telaga Waja Tanjung Benoa, 20 April 2022. 

Mencintai Bumi Bersama Anagata, Token Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Keberadaan mata uang kripto atau cryptocurrency yang saat ini semakin populer di dunia investasi, kerap disebut tidak ramah lingkungan.

Hal ini muncul karena salah satunya pada proses ‘penambangan kripto’ memerlukan sumber energi, yang saat ini lebih banyak berasal dari energi berbahan bakar fosil.

Berangkat dari pemikiran mendalam tentang hal itu, Alam Hijau Anagata atau AHA lahir sebagai token kripto karya anak bangsa, yang mengusung misi pengurangan emisi karbon.

Token kripto asli Indonesia ini memiliki tujuan mengakselerasi transisi energi menuju energi ramah lingkungan.

Token Anagata berkontribusi mendukung proyek energi hijau dan proyek inisiatif hijau lainnya yang memiliki nilai bisnis untuk mendukung penurunan karbon.

Baca juga: Melanie Subono Ajak Pegiat Crypto Beramal Melalui Angels Project NFT

Berfokus pada kolaborasi dengan para pemangku kepentingan di Indonesia, dalam 5 tahun kedepan, AHA berkomitmen memberikan kontribusi nyata kepada upaya pemerintah dalam mencapai bauran energi 23 persen dari energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025.

Proyek Solar PV dan Carbon Trade Platform akan menjadi debut Token Anagata sebagai initial project, mengingat Indonesia berada di bawah garis khatulistiwa dan memiliki potensi 207 GW (GigaWatt) proyek PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dengan estimasi nilai USD 140 miliar dan pengurangan CO2 miliaran ton.

Terkait dengan misi dan usaha mewujudkan keinginan masyarakat akan bumi yang lebih baik, Token Anagata mengadakan rangkaian kegiatan soft launching di Pulau Dewata, Bali.

Diawali dengan penanaman mangrove di Serangan, Denpasar, 20 Februari 2022, selanjutnya penanaman 1.000 mangrove pada 15 Maret 2022 di Buleleng, dan kemudian penanaman 1.200 bibit Mangrove di Pantai Telaga Waja Tanjung Benoa, 20 April 2022, kemudian “Soft Launching New Go Green Cryptocurrency,” Jumat 22 April 2022, di 70 Fahrenheit Koffie Jimbaran Badung, yang dihadiri oleh CEO PT Alam Hijau Anagata, Aswin Regawa.

Rangkaian kegiatan ini diadakan untuk mengedukasi berbagai elemen masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga keberlangsungan bumi dan kehidupan di dalamnya.

Baca juga: Bali United Serius Melangkah ke Dunia Blockchain, Crypto dan Metaverse

Selain sebagai ajang silaturahmi para Anagatarians (perpaduan komunitas go green dengan komunitas kripto) dan para pengusaha, tentunya lewat kegiatan ini diharapkan Token Anagata juga mendapat ruang di hati masyarakat, berbagai komunitas, maupun para stakeholder. 

Token Anagata sendiri secara sistem telah diluncurkan pada 31 Desember 2021 dengan misi menjadi token terpercaya dan terbesar dari Indonesia untuk carbon reduction dan pengembangan ekosistem carbon trade platform.

Untuk mewujudkan misi tersebut, Token Anagata merancang roadmap yang mengkombinasikan real project dan platform project yaitu platform pembiayaan dan donasi hijau untuk mempercepat ekosistem carbon trading.

Harapannya ekosistem carbon trade akan menjadi “The New Big Thing” dalam skala global.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved