Berita Bali
Roh Tumimbal dan Makhluk Ciptaan Tuhan Lainnya
Roh tumimbal, adalah roh suci leluhur yang karena karma wasananya belum tuntas dinikmati
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Roh Tumimbal dan Makhluk Ciptaan Tuhan Lainnya
Roh tumimbal, adalah roh suci leluhur yang karena karma wasananya belum tuntas dinikmati, sehingga harus kembali menjalankan lingkaran reinkarnasi atau numadi.
Dalam proses numadi ini, diyakini bahwa roh leluhur tersebut akan turun dan menempati wadah atau sthula sarira dari pratisentananya atau keturunan anak cucunya.
Umat Hindu pula meyakini, dengan menikah dan memiliki keturunan akan menyempurnakan Catur Asrama, khususnya pada bagian Grhasta.
Secara tattwa (filsafat), roh dalam pengertian jiwa yang menghidupi telah masuk ke dalam makhluk begitu terjadi pertemuan kama bang dengan kama petak (senggama).
Secara ritual, roh sangat berkaitan dengan Manusa Yadnya.
Sebab turunnya roh dalam konteks manumadi, baru akan terjadi setelah bayi dilahirkan.
Hal ini diketahui setelah adanya upacara 12 hari kelahiran sang bayi.
Sebab biasanya dilakukan prosesi mapatuwun, dan biasanya umat akan bertanya kepada paranormal tenung tentang siapa yang hadir ke dalam raga bayi tersebut, serta ditanyakan permintaannya.
Kemudian pada usia tiga bulan, akan dilakukan upacara nyambutin disertai upacara pemberian nama pada si bayi.
Juga dilakukan prosesi Manusa Yadnya lainnya, sampai bayi menjadi dewasa.
Kelahiran kembali roh leluhur kepada garis keturunannya ini bertujuan membayar karma wesana yang telah dilakukannya selama hidup di dunia.
Tentu saja karma buruk dan karma baik akan memengaruhi kelahiran setiap orang. Roh adalah bagian dari ciptaan Tuhan.
Secara vertikal, Tuhan adalah yang maha sempurna dan maha pencipta serta bersifat nirguna.