Berita Denpasar

KRONOLOGI Pria Tewas di Dam Tukad Yeh Aya Denpasar, Keluarga : Tak Menyangka, Sempat Ngobrol Bareng

Terlihat suasana duka di raut wajah keluarga. Nyoman Sudiana, adik kandung korban mengaku ikhlas dengan meninggalnya kakaknya tersebut. Hal ini diun

Tribun Bali/ Putu Honey Dharma Putri W/Humas Basarnas
Pencarian pria hanyut terbawa arus di Pintu Dam Jalan Tukas Yeh Aya, Denpasar, Bali, Kamis, 26 Mei 2022. Inset: Evakuasi jenazah korban terseret arus. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – I Wayan Redun (50) terpeleset di pintu air irigasi (Dam) Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar, Bali, Kamis 26 Mei 2022 sore sekitar pukul 16.00 Wita saat hujan deras melanda Denpasar dan sekitarnya.

Wayan Redun kemudian hanyut terbawa arus dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia tersangkut di bawah jembatan Jalan Sidakarya, yaitu sekitar 3,7 kilometer dari lokasi terjatuhnya, ke arah barat daya.

“Karena banjir pintu air dibuka dan korban ini terpeleset dan akhirnya tersedot ke gorong-gorong," kata Agus Yudana selaku koordinator lapangan dalam operasi SAR.

Diakui oleh personel yang sempat turun mendekati pintu air, kondisi arusnya memang kencang, walaupun ketinggiannya berkisar di bawah pinggang orang dewasa.

"Pada saat dalam tahap pencarian pada pukul 18.30 Wita target sudah dapat kita temukan di Jalan Mertasari, tepatnya di sebelah kanan atau barat dari TPS Suwung," kata Yudana.

Setelah divakuasi, jenazahnya langsung dibawa ke RSUP Sanglah menggunakan ambulans BPBD Provinsi Bali.

“Dari laporan yang kami terima, disebutkan perkiraan kejadian pukul 16.45 Wita, dan memang hujan hampir merata di beberapa daerah," ujar Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada.

Menururtnya, 5 personel langsung diberangkatkan ke lokasi kejadian.

“Kami sebelumnya sudah menempatkan personel yang memang posisinya dekat dengan lokasi untuk menghimpun data dan melihat kondisi dam tersebut," imbuhnya.

Baca juga: Cuaca Buruk, 7 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Terdampak dan Dialihkan, Ini Kondisi Terkini

Kronologi Hingg Korban Terseret Arus

Kronologis kejadian berdasarkan keterangan saksi di lokasi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 Wita, saat hujan lebat.

I Wayan Redun (korban) dan rekannya, Kadek Sukarata (31) hendak membuka pintu air untuk mengalihkan air yang meluap di selatan dam.

Kadek Sukarata mengatakan, karena adanya timbunan sampah yang menghalangi aliran air, Wayan Redun pun berinisiatif turun, untuk membersihkanya.

Menurut Kadek Sukarata, terdapat dua pintu dam, satu pintu masih tertutup, sedangkan pintu satunya sudah dalam keadaan terbuka.

“Ada dua pintu dam, satu pintu masih tertutup, sedangkan satunya sudah dalam keadaan terbuka. Korban turun ke bawah untuk membersihkan sampah. Namun karena arus yang deras korban seketika terseret arus,” tutur Kadek Sukarata.

Kadek Sukarata mengaku telah memperingatkan korban untuk menunggu sesaat hingga arus air tidak terlalu besar.

Namun korban tidak menghiraukan peringatan tersebut, dan langsung turun dalam kondisi arus air yang masih deras, dengan pintu dam yang terbuka.

“Saya sudah peringatkan untuk menunggu hingga arus tidak terlalu deras, namun tidak diharaukannya,” ucap Kadek Sukarata.

Keluarga Korban Siapkan Rencana Pengabenan

Keluarga besar Wayan Redun yang mendengar kabar tersebut, langsung melakukan persembahyangan di lokasi kejadian.

Pihak keluarga beserta pemangku menghaturkan banten pejati dan ayam serta bebek, untuk membantu mengupayakan pencarian secara niskala.

Terlihat suasana duka di raut wajah keluarga.

Nyoman Sudiana, adik kandung korban mengaku ikhlas dengan meninggalnya kakaknya tersebut.

Hal ini diungkapkan Sudiana saat ditemui di Kamar Jenazah RSUP Sanglah, Denpasar.

Terlihat juga anak dan menantu korban beserta beberapa sanak keluarga lainnya di kamar jenazah.

Sementara anaknya yang lain sedang menunggu di rumah sambil menemani istri korban yang dikabarkan sedang syok.

"Nggak nyangka karena baru saja tadi sempat ngobrol bareng korban. Tapi kami sudah iklas dan sekarang tinggal ngurus supaya bisa segera diaben. Yang pasti kami usahakan sebelum Galungan semuanya sudah selesai, makanya sekarang kami urus dulu administrasi," ujar Nyoman Sudiana.

Hilangnya korban saat kejadian sempat dilaporkan keluarga ke Mapolsek Denpasar Selatan  di kawasan Sanur.

Terkait dengan pemeriksaan lanjutan, keluarga korban menolak untuk polisi melakukan autopsi.

"Kami tolak autopsi karena sudah jelas kejadiannya murni kecelakaan sendiri. Sudah ada saksi mata juga yang melihat kejadiannya seperti apa. Jadi sepertinya tidak perlu. Sekarang kami fokus ngurus surat dan upacara saja," tambah Nyoman Sudiana.

Jenazah rencananya segera diupacarai dengan cara ngaben oleh keluarga secepatnya.

Pihak keluarga mengupayakan agar upacara pengabenan selesai sebelum Hari Raya Galungan.

Hal ini bertujuan agar jenazah tidak berdiam lama mengingat rentetan hari raya yang cukup panjang.

Lokasi pengabenan jenazah akan dilakukan di tempat pengabenan di Tukad Balian, Denpasar.

Upacara akan dilakukan mulai Jumat (27/5), setelah melakukan koordinasi dengan keluarga besar korban. (hon/zae/yun)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved