Berita Denpasar
Jadi Tuan Rumah Asia for Earth 2022, Rektor Universitas Dwijendra Paparkan Konsep Tri Hita Karana
Jadi Tuan Rumah Asia for Earth 2022, Rektor Universitas Dwijendra Paparkan Konsep Tri Hita Karana Jadi Tuan Rumah Asia for Earth 2022, Rektor Univers
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI. COM, DENPASAR - Asia for Earth (AFE) kembali dilaksanakan pada pada 1-3 Juni 2022.
Menjadikan Indonesia, khususnya Bali sebagai tuan rumah tentu memberikan kesempatan bagi pelestari lingkungan di Bali.
Salah satunya adalah bagi Dr. Gede Sedana selaku Rektor Universitas Dwijendra.
Menurutnya, permasalahan lingkungan sudah tidak terjadi secara parsial, namun sudah menyangkut sistem global.
Sebagai akademisi, ia berusaha untuk melakukan penelitian terkait konsep-konsep yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Pada konferensi ini, ia juga mengambil peran sebagai key note speaker guna memaparkan konsep yang telah diteliti.
“Saya ingin memperkenalkan Tri Hita Karana di dalam sustainable development goals (SDGs).
Karena menurut saya pendekatan Tri Hita Karana adalah pendekatan yang cultural.
Di setiap daerah tentu memiliki budaya masing-masing sehingga pendekatan budaya ini dapat melengkapi pendekatan teknologi lainnya,” jelas Dr. Gede Sedana.
Tri Hita Karana terdiri dari Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan yang merupakan hubungan harmonis antara manusia, lingkungan, dan Tuhan.
Parhyangan adalah hubungan dengan Tuhan yang diwujudkan dengan aktivitas persembahyangan dan menjaga alam ciptaan Tuhan.
Masyarakat percaya dengan melakukan hal tersebut, Tuhan akan membantu memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Untuk membangun kekuatan yang stabil, maka manusia perlu kerja sama dan dukungan satu sama lain.
Hal ini diwujudkan dengan sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dan juga stakeholder untuk bersama-sama melestarikan lingkungan.
Inilah realisasi dari konsep pawongan atau hubungan antara manusia dengan manusia.