Pernahkah Mengalami Mimpi yang Terasa Sangat Nyata? Berikut Penjelasannya
Pernahkah Anda mengalami mimpi yang terasa begitu nyata? Misalnya, Anda bermimpi sedang lari kencang, lalu terbangun dalam kondisi lelah dan penuh
TRIBUN-BALI.COM - Pernahkah Anda mengalami mimpi yang terasa begitu nyata?
Misalnya, Anda bermimpi sedang lari kencang, lalu terbangun dalam kondisi lelah dan penuh keringat?
Atau, Anda bermimpi sedang menangis, kemudian terbangun dalam kondisi masih menangis.
Terkadang mimpi yang kita alami saat tidur memang terasa begitu nyata, seakan-akan itu adalah kejadian sungguhan, bukan sekedar mimpi.
Baca juga: MIMPI Buang Air Besar, Waspada Pertanda Kurang Baik Tribunners
Sebagian besar emosi, sensasi, dan gambaran yang kita rasakan dan visualisasikan dalam mimpi adalah hal yang pernah kita alami di kehidupan nyata.
Karenanya, mimpi bisa terkesan sangat nyata seperti kejadian sungguhan. Itu terjadi karena saat kita berada di tahap tidur tertentu, ada bagian otak tertentu yang aktif, di mana bagian ini juga aktif saat kita sedang terjaga atau bangun.
Jika Anda masih bertanya-tanya, mengapa mimpi bisa terasa begitu nyata, berikut penjelasannya seperti dikutip Tribunjogja.com dari laman BrainFacts.org dan Itjen.kemdikbud.go.id.
Mengenal tipe dan tahapan tidur
Otak kita mengalami dua tipe dasar tidur, yaitu tidur non-REM dan tidur REM. Sebagai informasi REM adalah singkatan dari rapid eye movement.
Sementara itu, dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi Itjen Kemendikbud, tahapan tidur seseorang punya empat tahap. Berikut urutannya:
Tahap 1 Non-REM
Tahap ini terjadi ketika mata kita mulai menutup. Saat mata mulai tertutup, terjadi perubahan kondisi dari sadar penuh ke tahap tidur.
Umumnya Tahap 1 Non-REM berlangsung 5 - 15 menit. Pada tahap ini, seseorang masih mudah untuk dibangunkan dari tidur.
Pada tahap ini pula seseorang mulai mengalami penurunan aktivitas tubuh ketika nadi, napas, dan gerakan mata melambat, terjadi relaksasi otot, dan sesekali terjadi kedutan pada beberapa bagian tubuh.
Baca juga: 5 Arti Mimpi Tertawa Menurut Primbon Jawa, Menandakan Kemakmuran dan Rejeki Melimpah
Tahap 2 Non-REM
Tahap 2 Non-REM merupakan periode tidur ringan atau tidur sebelum seseorang menuju tahap tidur nyenyak (deep sleep).
Pada tahap ini napas, nadi, dan otot akan melemah, suhu tubuh menurun, dan gerakan mata berhenti.
Tahap 2 Non-REM umumnya berlangsung 10 - 25 menit. Namun, seseorang dapat menghabiskan banyak waktu untuk mengulang tahap kedua ini dibandingkan tahap lainnya.
Tahap 3 Non-REM
Tahap 3 Non-REM disebut dengan tidur nyenyak atau deep sleep. Umumnya, seseorang akan sulit dibangunkan pada tahap ini.
Nadi dan napas menurun, otot sudah relaksasi, serta gelombang otak melambat.
Biasanya, Tahap 3 Non-REM atau deep sleep berlangsung 10 - 25 menit. Jika ingin bangun tidur dengan kondisi segar dan bugar, seseorang harus tidur sampai tahap ini.
Tahap 4 REM
Tahap 4 REM terjadi sekitar 90 menit setelah seseorang mulai tidur. Pada tahap ini, mata akan bergerak dengan cepat dari sisi ke sisi dalam posisi tertutup.
Napas meningkat dan tak teratur, kemudian nadi dan tekanan darah meningkat mendekati level sadar.
Pada tahap inilah biasanya ada mimpi yang muncul atau dialami seseorang, sebab otak menjadi lebih aktif di tahap REM.
Namun, otot lengan dan kaki seseorang akan mengalami paralisis atau kelemahan sementara untuk mencegah gerakan aktif saat seseorang bermimpi.
Tahap 4 REM menstimulasi area otak yang membantu seseorang dalam proses belajar. Seiring bertambahnya usia, tidur fase REM akan semakin berkurang.
Seorang bayi dapat menghabiskan 50 persen waktu tidurnya pada fase REM. Sedangkan orang dewasa bisa menghabiskan 20 persen waktu tidurnya untuk fase REM.
Alasan mengapa mimpi terasa sangat nyata
Meskipun bermimpi mungkin terjadi pada setiap tahap atau fase tidur, tapi umumnya seseorang mengalami mimpi saat berada di Tahap 4 REM.
Menurut penelitian, orang akan mengingat mimpi yang lebih rumit dan jelas selama dalam fase tidur REM.
Ketika seseorang bermimpi, sebagian besar otak memang aktif. Namun, ada beberapa bagian otak yang lebih aktif daripada yang lain.
Bagian otak yang sangat aktif saat kita bermimpi adalah korteks visual, amigdala, talamus, dan hipokampus.
Hal tersebut menjelaskan mengapa kita dapat membayangkan, memvisualisasikan, dan merasakan hal yang sama saat kita terjaga (bangun) dan saat kita bermimpi.
Korteks visual, yang terletak di bagian belakang otak menjadi sangat aktif saat kita bermimpi. Ini memungkinkan kita untuk melihat orang-orang yang kita temui dalam mimpi atau merasa seperti kita bisa terbang.
Sementara itu, bagian amigdala berhubungan dengan emosi, seperti rasa takut, misalnya. Nah, inilah sebabnya kita bisa mengalami mimpi buruk. Saat kita bermimpi, kita mampu memproses emosi yang kita rasakan.
Lebih lanjut, bagian talamus meneruskan informasi dari indra kita ke korteks serebral, yang menafsirkan dan memproses informasi.
Selama tidur non-REM, talamus tidak aktif, tetapi selama tidur REM, ketika kita bermimpi, talamus akan aktif.
Bagian ini mengirimkan gambar, suara, dan sensasi ke korteks serebral. Karena itu, kita bisa mendengar, merasakan, dan melihat dalam mimpi, seperti halnya saat kita sadar atau bangun.
Terakhir, bagian hippocampus memainkan peran penting dalam membentuk dan menyimpan ingatan baru. Bagian ini juga menghubungkan sensasi dan emosi dengan ingatan baru itu.
Semakin banyak kita bermimpi, semakin kuat dan meningkat pula ingatan kita.
Sementara itu, ada juga beberapa bagian otak yang paling tidak aktif saat kita bermimpi, yaitu bagian lobus frontal.
Untuk diketahui, bagian otak ini memungkinkan kita untuk memecahkan masalah, membantu kita menilai sesuatu, serta membantu segudang keterampilan kognitif.
Ketika bagian tersebut tidak aktif, maka wajar jika kita tidak bisa menilai secara logis hal-hal gila atau liar yang terjadi di mimpi kita.
Malahan, hal-hal tak masuk akal yang terjadi dalam mimpi justru terasa begitu nyata. Kita baru akan sadar kalau sudah bangun. (Tribunjogja.com/ANR)
Artikel lainnya di Arti Mimpi
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Mengapa Mimpi Terasa Sangat Nyata? Ternyata Begini Penjelasannya
