Persib Bandung
Terancam Kena Sanksi PSSI Karena Menyalakan Flare, Manajemen Persib Bandung Akhirnya Angkat Bicara
Setelah kejadian adanya oknum bobotoh yang menyalakan flare saat pertandingan pembuka Piala Presiden 2022, Persib akhirnya buka suara
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah kejadian adanya oknum bobotoh yang menyalakan flare saat pertandingan pembuka Piala Presiden 2022, Manajemen Persib Bandung akhirnya angkat suara.
Pihak Manajemen Persib Bandung sangat menyayangkan atas aksi yang diduga oleh oknum pendukung Persib Bandung saat timnya berhasil memasukkan gol ke gawang Bali United.
Dengan kejadian ini, Manajemen Persib Bandung saat ini harus bersiap terhadap sanksi yang akan dijatuhkan oleh PSSI seperti beberapa tahun lalu saat mendukung Arema juga melakukan hal yang sama.
Persib Bandung yang akhirnya dapat kembali berlaga di Stadion GBLA, sejak terakhir pada 2018 harus ternoda oleh sikap kurang sportif oknum bobotoh.
Ada oknum bobotoh yang menyalakan cerawat atau flare dan menyuarakan nyanyian bernada rasis sepanjang pertandingan berlangsung.
Baca juga: Persib Bandung Terancam Sanksi dari PSSI usai Nyalakan Flare, Diduga Oknum dari Bobotoh
Akibatnya, wasit Fariq Hitaba harus menghentikan laga sekira 15 menit untuk memberikan kesempatan kepada panitia penyelenggara mengontrol situasi.
Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) pun menyayangkan sikap oknum bobotoh tersebut.
Padahal, membawa dan bahkan menyalakan flare sudah jelas merupakan perbuatan terlarang yang tertulis secara resmi pada ketentuan pelaksanaan pertandingan sepak bola.
Dilihat dari segi kesehatan pun, asap dari flare membuat orang mengalami sesak napas.
Selain aksi menyalakan flare, hal yang sangat disayangkan juga terjadi ketika terdengar nyanyian rasis. Hal ini juga sama sekali tidak dibenarkan terjadi dalam pertandingan.
"Seyogyanya, sebuah dukungan kepada klub merupakan hal baik dan perlu disampaikan secara baik juga, tanpa sedikit pun menyinggung pihak lain," tulis manajemen dalam laman resmi klub, Senin 13 Juni 2022 lalu.
Manajemen pun berharap, aksi kurang sportif tersebut tidak kembali, bukan hanya di Stadion GBLA, tapi dimanapun dan kapanpun Persib Bandung bertanding.
Semua bobotoh pun diminta dapat menjunjung tinggi nilai sportivitas, menghormati dan menaati semua aturan pertandingan termasuk juga untuk tidak membawa senjata tajam (sajam) dan benda-benda berbahaya lainnya.
Baca juga: PERSIB Bandung Puncaki Klasemen Sementara Grup C Piala Presiden 2022 Usai Semua Tim Bermain Imbang
Dengan dukungan positif, Persib Bandung bertanding maksimal, tanpa harus membuat pertandingan terhenti.
Sejatinya, saat pertandingan terhenti, rencana permainan pun akan terganggu, termasuk ketika tim Pangeran Biru berusaha untuk membalikkan keadaan atas Bali United.
"Kami berharap seluruh bobotoh dapat menaati dan menghormati semua aturan yang telah ditetapkan oleh PSSI dan operator Piala Presiden dan Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB), agar terciptanya suasana pertandingan yang kondusif, tertib, aman dan nyaman, sehingga menjadi penyemangat kepada para pemain dan antar sesama bobotoh," tulis manajemen Persib.
Friksi atau ketegangan selama pertandingan di antara kedua tim merupakan hal yang lumrah dalam sepak bola.
Ketika pertandingan berakhir, semua pemain bersikap sportif, tercermin dari saat saling berjabat tangan dan berpelukan di antara para pemain dan ofisial.
Di dalam pertandingan dua tim adalah lawan, tapi setelahnya semua orang adalah kawan.
Dengan ungkapan rasa kecewa dari Persib Bandung ini, diharapkan para oknum Bobotoh yang sempat menyalakan flare mampu bersikap lebih dewasa dan menghindari aksi yang tidak bertanggung jawab.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Respons Manajemen Persib Bandung Soal Oknum Bobotoh yang Menyalakan Flare