Konflik Rusia vs Ukraina
Rudal Rusia Gempur Ukraina Bahkan di Hari Jokowi Bersama Putin
Rusia telah meningkatkan serangan ke Ukraina pada Kamis 30 juni 2022, hari di mana Jokowi bertemu dengan Vladimir Putin.
TRIBUN-BALI.COM - Rusia tuding Amerika Serikat memimpin negara-negara Barat untuk terus mendukung peperangan.
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan Amerika Serikat menyeponsori peperangan hingga perdamaian tak kunjung datang.
Ia menilai, Washington tidak mengizinkan Kiev untuk berpikir terlebih berbicara tentang perdamaian dengan Rusia.
Kata Peskov, saat ini negara-negara Barat bahkan sedang bertaruh pada kelanjutan perang.
Untuk diketahui, rudal-rudal Rusia dilaporkan masih menghantam Ukraina bahkan di hari saat Presiden Jokowi bertemu Putin.
"Ini berarti moment berlanjut ketika negara-negara Barat di bawah kepemimpinan Washington tidak mengizinkan Ukraina untuk berpikir atau berbicara tentang perdamaian," kata Peskov dalam sebuah wawancara. dengan saluran TV Rossiya-1 dikutip TASS, Minggu 4 Juli 2022.
Sehari setelah Jokowi bertemu Putin, rudal Rusia menerjang gedung apartemen 9 lantai dan fasilitas resor di dekat pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada Jumat 1 Juli 2022 pagi.
Otoritas Ukraina mengungkapkan, sedikitnya 17 orang dan puluhan mengalami luka-luka dalam serangan itu.
Rudal Rusia juga dilaporkan menghancurkan gedung di kota Bilhorod-Dnistrovskyi sekitar pukul 01:00 dini hari.
Rusia telah meningkatkan serangan ke Ukraina pada Kamis 30 juni 2022, hari di mana Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskwa.
Namun peningkatan serangan Rusia itu tidak terjadi di Kota Irpin, Ukraina utara yang sebelumnya dikunjungi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
Baca juga: Bantah Titip Pesan ke Putin, Pembicaraan Zelenskyy dan Jokowi Sebatas Impor Biji-bijian
Serangan juga tidak terjadi di Ibu Kota Kyiv sebagai lokasi pertemuan antara Jokowi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Meski peperangan masih terjadi dengan tudingan AS dan negara Barat tak mau ada perdamaian antara Ukraina dan Rusia, Dmitry Peskov yakin bahwa cepat atau lambat akal sehat akan menang dan negosiasi akan dilakukan.
"Sekarang permintaan inisiatif untuk menenangkan situasi telah menurun. Tetapi kami tidak ragu bahwa cepat atau lambat akal sehat akan menang dan sekali lagi giliran negosiasi akan datang," tambah Peskov.