MotoGP
Ducati Lakukan Pengembangan Extrim di MotoGP, Gigi Dall'Igna: Kami Sulit Jaga Hubungan Baik
Ducati lakukan pengembangan extrim di MotoGP, sehingga membuat para pabrikan lain meradang, Gigi Dall'Igna: Kami Sulit Jaga Hubungan Baik
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ducati lakukan pengembangan extrim di MotoGP, sehingga membuat para pabrikan lain meradang.
Pabrikan yang dikenal dengan julukan pabrikan merah ini sempat menjadi yang pertama menggunakan sistem RHS sehingga membuat pabrikan lain harus mengikuti sistem tersebut.
Gigi Dall'Igna, General Manager Ducati mengungkapkan bahwa ciptaan dan modifikasi yang dilakukannya tersebut membuat dirinya sulit menjaga hubungan dengan pabrikan lain.
Dia dianggap sebagai pencetus pertama di balik system baru dan juga ide kontroversial Ducati dalam urusan mendesain motor sejak kedatangannya pada 2014.
Pada era Gigi Dall'Igna Ducati terampil mengeksploitasi celah regulasi teknis MotoGP untuk menciptakan perangkat kurang lazim pada MotoGP.
Baca juga: Bos Ducati Ungkapkan Hal Ini di MotoGP, Gigi DallIgna: Tidak adil dilarang setelah 2022
Desmosedici GP yang awalnya terlihat seperti motor balap biasa kini lebih mirip pesawat terbang karena komponen aerodinamika hingga pengatur ketinggian suspensi roda.
Meski begitu, eksperimen Ducati nyatanya berhasil.
Setelah sempat terseok-seok tak pernah menang pada 2011-2015, pabrikan Borgo Panigale itu menjelma menjadi kekuatan besar pada MotoGP.
Ducati bahkan menjadi primadona dengan banyaknya pembalap yang bisa tampil kompetitif bersama mereka.
Langkah Ducati bukannya tanpa perlawanan.
Sudah menjadi hal yang normal ketika pabrikan lain memprotes peranti anyar pada motor Ducati, utamanya pada awal musim.
Terbaru pabrikan ramai-ramai memprotes ride height device alias sistem pengatur suspensi Ducati yang dibawa pada awal musim ini.
Baca juga: Quartararo Mulai Waspada, Rider Ducati Curi Perhatian Sang Pemuncak Klasemen MotoGP
Teknologi ini sebenarnya jamak dipakai di motocross, akan tetapi Ducati membawanya ke level yang lebih tinggi.
Awalnya hanya menurunkan suspensi roda belakang saat start, Ducati mengutak-atiknya hingga bisa diaktifkan secara manual ketika diinginkan.
Pabrikan lain terpaksa mengekor karena pengaruh yang besar dalam lomba. Semuanya. Honda, Yamaha, Suzuki, Aprilia, KTM ikut memakainya.