serba serbi
CATAT! Ini Tips Memilih Pekarangan Agar Bisa Mendatangkan Rezeki
Lalu bagaimana cara memilih pekarangan yang baik, dan mampu berkah sesuai dengan asta kosala kosali ini. Ini ulasan selengkapnya.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Masyarakat Hindu di Bali sudah sejak lama, mengenal istilah asta kosala kosali.
Konsep asta kosala kosali ini, sangat berkaitan dengan nilai adat, budaya, maupun agama dalam masyarakat Bali.
Khususnya dalam cara memilih pekarangan, serta tata letak rumah di Bali.
Ada pekarangan yang dipercaya bisa mendatangkan rezeki.
Hingga mendatangkan kemakmuran dari segi pangan, sandang, dan papan.
Lalu bagaimana cara memilih pekarangan yang baik, dan mampu berkah sesuai dengan asta kosala kosali ini.

Buku 'Arsitektur Rumah Tradisional Bali' yang ditulis berdasarkan konsep asta kosala kosali oleh Ngakan Ketut Acwin Dwijendra menjabarkan, terdapat beberapa kriteria pekarangan yang baik.
Berikut penjabaran cara memilih pekarangan yang baik menurut konsep asta kosala kosali”
1. Menemu Labha
Pekarangan yang dikategorikan Menemu Labha adalah pekarangan yang miring ke arah Timur.
Hal ini dikarenakan, sinar matahari pagi dapat menerangi seluruh pekarangan.
Baik itu bangunan, tumbuh - tumbuhan, hingga penghuninya.
Pekarangan Paribhoga Wredhi, adalah pekarangan yang menghadap ke selatan.
Konon pekarangan jenis ini, dapat memberikan kesejahteraan pangan, sandang, papan bagi sang penghuni.

3. Pekarangan Datar
Pekarangan datar adalah pekarangan dengan struktur tanah datar, atau sedikit landai yang kemudian di sekelilingnya tidak terdapat perbukitan.
Pekarangan jenis ini, dikatakan baik untuk membangun perumahan.
Namun tidak sebaik jenis pekarangan Menemu Labha dan Paribhoga Wredhi.
Pekarangan Karang Dewa Ngukuhin, adalah pekarangan yang jika dimasuki akan terasa asri dan damai.
Konon katanya, pekarangan jenis Karang Dewa Ngukuhin berisi energi positif.
Cocok untuk dijadikan tempat tinggal, karena dipercaya dapat membuat panjang umur dan mendatangkan rezeki.
Karang Prekanti adalah jenis pekarangan, yang jika tanahnya digali sedalam 30 Cm.
Akan mengeluarkan aroma pedas (lalah).
Pekarangan jenis ini juga baik dijadikan tempat tinggal, karena dipercaya dapat membuat bahagia si pemilik rumah.
Sejak zaman dahulu, asta kosala kosali juga digunakan untuk pembangunan pura selain rumah.
Mengingat pura adalah tempat suci dan sakral, sehingga setiap jengkal pembangunannya harus diperhitungkan dengan baik.
Baik itu pura di rumah (sanggah atau merajan), pura umum seperti Pura Kahyangan Tiga, maupun gumi atau Pura Sad Kahyangan yang disungsung masyarakat umum.
Seperti Pura Besakih, Pura Batur, Pura Lempuyang, Pura Uluwatu, dan sebagainya.

Bali yang dikenal sebagai Pulau Seribu Pura, memang tidak lepas dari adat-istidat, budaya yang terkait dengan agama.
Semua warisan leluhur ini dijaga sampai sekarang oleh generasi penerus.
Ini sesuai konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam semesta beserta isinya.
Tata ruang sesuai asta kosala kosali, juga mempercantik landscape Bali di mata dunia.