Berita Bali

Komisi I DPRD Bali Akan Segera Kunjungi Atlas Beach Fest, Perjelas Soal Kelengkapan Perizinan

Namun diduga izin operasional yang dikantongi Atlas Beach Club belum lengkap.

TRIBUN-BALI.COM - Bar and beach club yang sebelumnya akan bernama Holywings, dan kini berubah nama menjadi Atlas Beach Fest sudah mulai beroperasi pada, Senin 18 Juli 2022 kemarin.

Namun diduga izin operasional yang dikantongi Atlas Beach Club belum lengkap.

Atas dugaan tersebut, Komisi I DPRD Provinsi Bali akan mendatangi Atlas Beach Fest.

Baca juga: TIKET Masuk Atlas Beach Fest (Holywings), Mulai Rp 150 Ribu - Rp 15 Juta

Baca juga: HOLYWINGS BALI Sudah MULAI Beroperasi, Simak Fasilitas Kelas DUNIA

Holywings yang kini berganti nama menjadi Atlas Beach Fest, menawarkan harga tiket masuk mulai Rp 150 ribu sampai Rp 15 juta. Terancam ditutup karena izin.
Holywings yang kini berganti nama menjadi Atlas Beach Fest, menawarkan harga tiket masuk mulai Rp 150 ribu sampai Rp 15 juta. Terancam ditutup karena izin. (Zaenal)

"Bukan hanya Atlas Beach Fest saja, termasuk tempat usaha besar dan kecil lainnya sebelum melengkapi izin sebaiknya jangan membuka usahanya terlebih dahulu.

Supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari, ketika ada pemeriksaan izin ataupun inspeksi mendadak (sidak)," jelas, Sekretaris Komisi I DPRD Bali, Dewa Nyoman Rai, ketika dikonfirmasi pada, Kamis 21 Juli 2022.

Sebelumnya, salah-satu pemegang saham Atlas Beach Fest, Hotman Paris Hutapea, saat ditemui Tribun Bali mengatakan bahwa izin tidak ada masalah. Bahkan izin operasional pun tidak ada kendala sama sekali.

"Semua izinnya tidak ada masalah, karena semua sudah memenuhi persyaratan sebagai beach club," katanya di pertengahan Grand Opening Atlas Beach Fest Senin 18 Juli 2022.

"Semua izinnya tidak ada masalah, karena semua sudah memenuhi persyaratan sebagai beach club," katanya di pertengahan Grand Opening Atlas Beach Fest Senin 18 Juli 2022.

Hotman Paris saat ditemui pada Grand Opening Atlas Beach Fest di Jalan Raya Berawa, Tibubeneng, Kuta Utara Badung, mengatakan bahwa perubahan nama yang dilakukan karena pergantian manajemen.

Bahkan ia merekomendasikan manajemen yang profesional.

Hal itu dilakukan untuk menyukseskan pengusaha-pengusaha yang ada.

"Terkait penggantian nama, tidak ada alasan masalah hukum dan politik.

Karena pergantian manajemen saja," jelas Hotman Paris Senin 18 Juli 2022.

Dewa Nyoman Rai mengatakan, dari informasi yang ia dapat, mereka sudah mulai beroperasional namun tanpa izin yang lengkap.

"Dulunya kan bernama Holywings, kemudian berganti nama menjadi Atlas Beach Fest yang sudah dibuka pada hari Senin kemarin.

Holywings terancam ditutup. Supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari, ketika ada pemeriksaan izin ataupun inspeksi mendadak (sidak),
Suasana Atlas Beach Fest

Lebih lanjut ia menjelaskan, terdapat kurang lebih 26 jenis perizinan yang dulunya kewenangan pemerintah kabupaten, sekarang menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

"Kewenangan itu sesuai Permen Parekraf, 26 jenis itu dulunya kewenangan kabupaten sekarang ditarik menjadi kewenangan provinsi," tutupnya.

Saat peresmian Atlas Beach Fest, Hotman Paris mengatakan, dengan pembangunan beach club terbesar di Asia tersebut, pihaknya menginginkan membantu pemulihan pariwisata di Bali.

Lebih lanjut, Hotman menyebutkan adanya beach club ini, juga dapat menyerap tenaga kerja lokal dan menolong UMKM.

"Saya tidak tahu pasti berapa persen tenaga kerja lokal, tapi mayoritas lokal.

Secara keseluruhan hampir 1.000 tenaga kerja disini (Atlas Beach Fest, red).

Bahkan tenaga sekuriti saja ada 120 orang," tegasnya, sembari mengatakan ini cocok untuk family holiday. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved