Berita Karangasem
Penjualan Arak Tradisional di Karangasem Merosot, Harga Per Botol Terpaksa Diturunkan
Petani arak tradisional di Karangasem mengeluh karena merebaknya pembuatan arak gula. Hal ini menyebabkan penjualan arak merosot dan terpaksa turun
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI. COM, KARANGASEM - Petani arak tradisional di Karangasem mengeluh karena merebaknya pembuatan arak gula.
Para petani arak tradisional merasa dirugikan, dan tersaingi dengan ada arak gula.
Permintaan arak tradisional pun turun drastis beberapa tahun terakhir.
I Ketut Wika, petani arak asal Telagatawang, Sidemen mengatakan, semua petani arak tradisional kecewa dengan menjamurnya arak gula. Kondisi ini sangat berdampak ke penjualan lantaran kalah saing dengan arak gula.
Baca juga: Temuan Sampah Medis di Subak Abang Karangasem Terungkap, Sampah Berasal dari Klinik Ini
"Harga arak tradisional ukuran botol air mineral tanggung 20 - 25 ribu. Sedangkan arak gula cuma 9 ribu. Perbedaan harganya tinggi, sehingga arak tradisional sedikit permintaan," kata I Ketut Wika, Senin 1 Agustus 2022.
Sebagian besar petani arak tradisional trpaksa menurunkan harga sebesar 5 ribu perliternya. Harga yang seemula 30 ribu, turun jadi 25 ribu.
Begitu juga harga yang semula 25 turun 20 ribu.
Baca juga: GEMPA Bikin Panik Warga Karangasem Bali, Dikira Bakal Terjadi Bencana Tsunami
Ditambahkan, orang jarang mau membeli arak tradisional karena harga lebih mahal dibanding arak gula. Padahal rasa arak tradisional lebih enak dibandingkaan arak gula.
"Pembeli banyak beralih ke arak gula. Penjualan arak tradisional alami penurunan drastis banding dulu,"imbuhnya.
"Selama arak gula beredar, petani arak (tradisional) pasti akan jadi korban. Warga Adat Kebung yang berprofesi jadi petani arak tradisional hampir 90 Kepala Keluarga (KK). Semua mengeluh dan berharap produksi arak gula ditindak tegas oleh Pemerintah provinsi maupun kabupaten," harapnya.
Baca juga: Wilayah Karangasem Diguncang Rentetan Gempa Bumi, Ini Kata BMKG
Untuk diketahui sebelumnya, menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem tahun 2016, jumlah petani arak tradisional di Karangasem sekitar 7.600 orang.
Tersebar di empat Kecamatan. Yakni Kecamatan Manggis, Sidemen, Abang, dan Kubu, seperti di Telagatawang.
Dari ribuan petani arak di Karangasem, sekitar 800 orang dari Kecamatan Manggis.
Kecamatan Abang sekitar 2.500 orang. Kecamatan Kubu sekirar 600 orang.