Music Zone
"Tentang Tiga" Penanda 27 Tahun Perjalanan Superman Is Dead
Tiga Perompak Senja kembali berlayar, bersiap menyalakan tanda bahaya melalui karya-karya termuktahirnya.
Penulis: Putu Candra | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tiga Perompak Senja kembali berlayar, bersiap menyalakan tanda bahaya melalui karya-karya termuktahirnya.
Ya, trio punk rock Superman Is Dead (SID) kembali utuh, pasca bebasnya sang penggebuk drum, I Gede Aryastina alias Jerinx (JRX) dari Hotel K atau Lapas Kerobokan. Deretan amunisi anyar telah mereka siapkan, dan dalam waktu dekat SID merilis single sekaligus video musik berjudul "Tentang Tiga".
Single "Tentang Tiga" menjadi penandavperjalanan Jerinx, Bobby Kool, dan Eka Rock selama seperempat abad lebih berkarya di blantika musik Tanah Air. Di tanggal 18 Agustus 2022 kemarin, SID genap berusia 27 tahun. Banyak suka duka yang telah mereka lewati bersama sejak dibentuk tahun 1995, dan ini terangkum dalam video musik "Tentang Tiga" garapan sutradara Erick EST dari EST Movie.
"Video klip ini sudah dikerjakan tahun 2020. Karena Jerinx masih "sekolah" jadi ditunda dulu," ungkap Erick EST dalam acara temu media di Cakra Hotel Bali, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kamis, 18 Agustus 2022.

"Video klip ini seperti pengulangan. Konsepnya merangkum dokumentasi perjalanan SID selama ini. Dari dokumentasi video-video lama mereka, lalu saya rangkum dan dibikinkan cerita," imbuhnya.
Deretan rencana besar tengah disusun, selain merilis "Tentang Tiga", SID akan melepas karya selanjutnya. Menariknya SID telah merekam karya terbarunya di dalam penjara Lapas Kerobokan.
"Kemarin saat Jerinx masih di dalam, dia terbersit bikin rekaman di penjara. Untuk proses lagunya tinggal mixing. Setelah beres semua, kami berencana membuat video klipnya. Itu dulu rencana yang kami kerjakan kedepannya. Tapi untuk sekarang kami akan merilis video klip lagu "Tentang Tiga" jelas Bobby Kool.
Menurut Jerinx karya berikutnya ini menjadi unik mengingat proses rekaman dikerjakan di dalam penjara. Dan SID digadang-gadang menjadi band pertama kali di dunia yang merekam karyanya di balik jeruji besi.
"Ini kayaknya pertama kali di dunia. Belum pernah ada band di dunia rekaman di dalam penjara. Kalau bikin video klip di penjara, ada. Seperti Metallica, Johnny Cash, dan SID menjadi band satu-satunya yang rekaman di penjara," cetusnya.
Berbicara usia yang telah menginjak 27 tahun, bagi Jerinx, SID laiknya terlahir kembali, dan kian matang dalam berkarya. Puluhan karya pun akan siap membombardir telinga Lady Rose dan Outsider (sebutan penggemar SID).
"Kami punya motivasi ekstra sekarang. Kami semacam punya beberapa elemen atau aspek yang ingin kami lawan. Kadang-kadang kami berfikir, bikin karya itu ada targetnya nggak nih. Ada aspek sosial, politik, ekonomi yang ingin kami raih dengan karya ini," ucapnya.
Sejak pandemi melanda, SID banyak mendapatkan inspirasi dari sekitaran, juga itu dijadikan referensi dalam menulis lirik. "Kalau lagu, bobby sudah banyak bikin. Saya waktu di penjara juga membuat banyak lagu. Mungkin kalau digabung sudah ada sekitar 50an lagu," sebut Jerinx.
"Ujian berat kemarin yang saya terima akibat konsekuensi dari perbuatan saya. Tapi justru setelah saya bebas ini, saya merasa power SID kian bertambah besar," sambungnya.
27 tahun bersama, bagi Eka Rock adalah suatu anugerah, dan kunci menjaga kebersamaan adalah saling menghargai masing-masing personel. "Kami saling menghargai. Kami layaknya satu keluarga. Jarang ketemu, tapi kami tetap merasa bertiga dan bersaudara. Sensenya bukan teman lagi, tapi saudara," ujarnya.
Mempertahankan sebuah band untuk bisa terus bersama adalah suatu yang sulit. Itu disadari oleh para personel SID. Saling mengalah, menurunkan ego masing-masing adalah kunci. "Untuk mencapai level jangan sampai bubar butuh kompromi yang tinggi antar setiap individu. Intinya ego itu harus dipinggirkan. Saya mengalah, saya mencoba mengerti posisinya Bobby atau Eka. Begitu juga sebaliknya," tutur Jerinx.
Kembali ke Jalur Independen
Menginjak usai 27 tahun, langkah besar diambil Superman Is Dead (DID). Bertepatan pada perayaan hari jadinya, Jerinx, Bobby Kool dan Eka Rock mengumumkan telah menyelesaikan kontraknya bersama label Sony Music Indonesia. Ya, SID kembali ke jalur independen, seperti awal mereka meniti karir musik.
Kala masih di jalur independen, SID merilis tiga album diantaranya, Case 15 (1997), Superman Is Dead (1998), dan Bad Bad Bad (2002). Kemudian di tahun 2013, bergabung bersama Sony Music Indonesia, SID menelurkan enam buah album.
Adalah album Kuta Rock City (2003), The Hangover Decade (2004), Black Market Love (2006), Angels and the Outsiders (2010), The Early Years, Blood, Sweat and Tears (2012), Sunset Di Tanah Anarki (2013) dan Tiga Perompak Senja (2018). Dari deratan album tersebut, sejumlah hit diciptakan SID.
"Kenapa kami kembali ke jalur independen, yang jelas kontrak kami dengan Sony Music Indonesia sudah berakhir," ucap Bobby Kool.
Selama berkerjasama dengan Sony Music Indonesia banyak pelajaran yang dapat dipetik oleh SID. Namun dengan pelbagai pertimbangan, Jerinx Bobby Kool dan Eka Rock akhirnya memutuskan kembali ke jalur independen.
"Saat di major label, kami banyak belajar. Apakah kami akan masuk major label lagi? Disitu kami putuskan SID tidak masuk ke major label," terang Bobby Kool.
Langkah selanjutnya, SID tengah berencana untuk membangun manajemen sendiri. "Kami akan bangun managemen sendiri, kami punya potensi dan amunisi karya kami sangat banyak," cetus bobby Kool.
"Akan ada banyak perubahan di tubuh SID secara bisnis, sistem operasional. Pokoknya akan ada perubahan besar SID di tahun ini," cetus Jerinx. CAN
Superman Is Dead (SID)
Dibentuk 18 Agustus 1995
Personel:
Bobby Kool (vokal, gitar)
Jerinx (drum)
Eka Rock (bass)
Album:
Case 15 (1997)
Superman Is Dead (1998)
Bad Bad Bad (2002)
Kuta Rock City (2003)
The Hangover Decade (2004)
Black Market Love (2006)
Angels and the Outsiders (2010)
The Early Years, Blood, Sweat and Tears (2012)
Sunset Di Tanah Anarki (2013)
Tiga Perompak Senja (2018).